Survei Sebut Elektabilitas Politiknya Melambung, Ini Komentar Kang Emil
loading...
A
A
A
Menanggapi hasil survei tersebut, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil menegaskan, dirinya tak pernah mengharapkan pujian maupun apresiasi dalam menjalankan kewajibannya, baik sebagai Gubernur Jabar maupun Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar dalam penanganan pandemi COVID-19 di Jabar.
"Bekerja itu jangan cari pujian niatnya, bekerja itu jangan harap ada apresiasi, yang penting kita ini bekerja karena kebutuhan," tegas Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (8/6/2020).
Oleh karenanya, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu meyakinkan bahwa dalam penanganan pandemi COVID-19, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar selalu menerapkan disiplin keilmuan, termasuk menggandeng para ilmuwan di bidangnya masing-masing.
"Nah, jika hasilnya menggembirakan, berarti hasil tidak membohongi proses. Kalau ada apresiasi dihubungkan ke politik, seperti tadi elektabilitas, saya juga tidak bisa menghindari, kecuali mungkin, mudah-mudahan itu adalah sebuah hal yang faktual, kira-kira begitu," tuturnya.
"Jadi, bagi saya elektabilitas naik turun bukan tujuan karena konsentrasi kita ini fokus menyelamatkan 50 juta warga Jabar, lain-lain itu sekunder," tandas Kang Emil.
Diketahui, Indikator Politik Indonesia mengadakan survei opini publik tersebut pada 16-18 Mei 2020 lalu melalui kontak telepon 1.200 responden yang dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020.
Sebanyak 206.983 responden yang terdistribusi secara acak di seluruh nusantara itu pernah diwawancarai secara tatap muka langsung dalam rentang waktu 2 tahun terakhir. Rata-rata, sekitar 70 persen di antaranya memiliki nomor telepon. Jumlah sampel yang dipilih secara acak untuk ditelepon sebanyak 5.408 responden dan yang berhasil diwawancarai dalam durasi survei sebanyak 1.200 responden.
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error/MoE) sekitar 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
"Bekerja itu jangan cari pujian niatnya, bekerja itu jangan harap ada apresiasi, yang penting kita ini bekerja karena kebutuhan," tegas Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (8/6/2020).
Oleh karenanya, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu meyakinkan bahwa dalam penanganan pandemi COVID-19, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar selalu menerapkan disiplin keilmuan, termasuk menggandeng para ilmuwan di bidangnya masing-masing.
"Nah, jika hasilnya menggembirakan, berarti hasil tidak membohongi proses. Kalau ada apresiasi dihubungkan ke politik, seperti tadi elektabilitas, saya juga tidak bisa menghindari, kecuali mungkin, mudah-mudahan itu adalah sebuah hal yang faktual, kira-kira begitu," tuturnya.
"Jadi, bagi saya elektabilitas naik turun bukan tujuan karena konsentrasi kita ini fokus menyelamatkan 50 juta warga Jabar, lain-lain itu sekunder," tandas Kang Emil.
Diketahui, Indikator Politik Indonesia mengadakan survei opini publik tersebut pada 16-18 Mei 2020 lalu melalui kontak telepon 1.200 responden yang dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020.
Sebanyak 206.983 responden yang terdistribusi secara acak di seluruh nusantara itu pernah diwawancarai secara tatap muka langsung dalam rentang waktu 2 tahun terakhir. Rata-rata, sekitar 70 persen di antaranya memiliki nomor telepon. Jumlah sampel yang dipilih secara acak untuk ditelepon sebanyak 5.408 responden dan yang berhasil diwawancarai dalam durasi survei sebanyak 1.200 responden.
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error/MoE) sekitar 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
(awd)