Bupati Jember: Musik Patrol Cerminkan Sinergi dan Kolaborasi

Jum'at, 10 Desember 2021 - 13:49 WIB
loading...
Bupati Jember: Musik...
Bupati Jember Hendy Siswanto menjelaskan, harmonisasi suara yang dihasilkan dalam musik patrol itu merupakan perpaduan dari berbagai alat musik. (Ist)
A A A
JEMBER - Musik patrol tidak asing bagi masyarakat Kabupaten Jember. Seni ini sudah menjadi tradisi melekat, khususnya saat Ramadhan tiba, sejak puluhan tahun. Kelompok musik patrol akan berkeliling kampung menghibur warga saat sahur.

Bupati Jember Hendy Siswanto menjelaskan, harmonisasi suara yang dihasilkan dalam musik patrol itu merupakan perpaduan dari berbagai alat musik. Mulai dari kenong, kentongan dari kayu nangka, remo, ting-tung, bas besar, kleter, selingan, sampai tamborin. Dan, yang tak boleh ketinggalan harus ada seruling bambu.

"Musik Patrol menghasilkan alunan suara yang sangat bagus, karena dimainkan secara kolaborasi dan bersinergi, juga memakai speed. Itu esensi dari musik patrol. Jika semua alat musik itu dimainkan sendiri, tak akan ada rasa. Saya penggemar, sekaligus pemain musik patrol dari sejak kanak-kanak," kata Hendy Siswanto dalam keterangan persnya, Jumat (10/12/2021).

Menurutnya, musik patrol merupakan warisan budaya asli milik Kabupaten Jember. Karena itu masyarakat Jember harus menyadari dan paham betul mengenai apa yang dimiliki daerahnya. Sebagai wujud meningkatkan kesadaran masyarakat Jember terhadap warisan budaya yang dimilikinya, Hendy akan terus melestarikan serta mendukung para seniman seniman musik patrol.

"Warga Jember harus paham tentang apa yang dimiliki Kabupaten Jember ini bahwa musik patrol ini memang warisan budaya kita. Ke depan kami akan terus meningkatkan kesadaran akan budaya milik kita sendiri supaya tidak diambil pihak lain," katanya. Baca: Polres Salatiga Tetapkan Perekam Video Mesum sebagai Tersangka.

Hendy menjelaskan, musik patrol memiliki filosofi tersendiri, untuk sukses memainkan dengan irama yang senada dan indah didengar dibutuhkan sinergi dan kolaborasi. Baca Juga: Petani Cabai Rawit di Lembang Gagal Panen, Harga Melonjak Rp60 Ribu Per Kilogram.

"Bersinergi dan berkolaborasi itu menjadi nilai kehidupan. Kami juga menanamkan nilai nilai tersebut dengan bersinergi serta berkolaborasi dengan semua pihak. Jember akan maju jika kita semua bersatu padu mewujudkan Jember bangkit. Selain itu, wajib mencintai kearifan lokal sendiri," ujarnya.
(nag)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2031 seconds (0.1#10.140)