Malioboro Antisipasi Lonjakan Pengunjung Sambut Nataru
loading...
A
A
A
Melalui aplikasi ini UPT Kawasan Cagar Budaya Yogyakarta bisa mengetahui jumlah wisatawan yang berada di Kawasan Malioboro, sehingga pengaturan arus masuk wisatawan bisa dilakukan dengan baik. Selain itu, Ekwanto juga mengatakan, bahwa pengunjung Malioboro dibatasi waktu. Nantinya, pengunjung akan diberikan peringatan melalui WhatsApp di nomer telpon yang sudah dicantumkan di aplikasi Sugeng Rawuh.
“Waktu kunjung di Malioboro maksimal 2 jam dan untuk pengunjung yang menggunakan bus wisata waktu kunjung maksimal 3 jam.” ujarnya.
Penggunaan aplikasi tersebut dapat melengkapi kebijakan “one gate system” untuk pengaturan arus bus pariwisata di Kota Yogyakarta. Sedangkan untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung, Ekwanto menuturkan bahwa UPT Kawasan Cagar Budaya Yogyakarta sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, dan juga terus berusaha membuat Malioboro agar aman, dan nyaman untuk wisatawan.
UPT Kawasan Cagar Budaya Yogyakarta terus memastikan ketersediaan wastafel, melakukan penyemprotan air bersih, pembersihan sampah 3 sampai 6 kali sehari dan juga memonitoring harga di warung-warung kaki lima yang ada di kawasan Malioboro dan melakukan vaksinasi geratis kepada wisataawan yang belum vaksin.
“Kami juga menyediakan antigen dan vaksinasi geratis setiap Saptu dan Minggu. Namun, sampai saat ini, kami kesulitan untuk mendapatkan orang yang mau di vaksin, karena rata-rata orang yang masuk ke kawasan Malioboro sudah tervaksin.”
“Waktu kunjung di Malioboro maksimal 2 jam dan untuk pengunjung yang menggunakan bus wisata waktu kunjung maksimal 3 jam.” ujarnya.
Penggunaan aplikasi tersebut dapat melengkapi kebijakan “one gate system” untuk pengaturan arus bus pariwisata di Kota Yogyakarta. Sedangkan untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung, Ekwanto menuturkan bahwa UPT Kawasan Cagar Budaya Yogyakarta sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, dan juga terus berusaha membuat Malioboro agar aman, dan nyaman untuk wisatawan.
UPT Kawasan Cagar Budaya Yogyakarta terus memastikan ketersediaan wastafel, melakukan penyemprotan air bersih, pembersihan sampah 3 sampai 6 kali sehari dan juga memonitoring harga di warung-warung kaki lima yang ada di kawasan Malioboro dan melakukan vaksinasi geratis kepada wisataawan yang belum vaksin.
“Kami juga menyediakan antigen dan vaksinasi geratis setiap Saptu dan Minggu. Namun, sampai saat ini, kami kesulitan untuk mendapatkan orang yang mau di vaksin, karena rata-rata orang yang masuk ke kawasan Malioboro sudah tervaksin.”
(atk)