Minyak Goreng Meroket, Harga Komoditas Lain Merangkak Naik Jelang Nataru

Senin, 15 November 2021 - 17:35 WIB
loading...
A A A
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag RI, Oka Nurwan mengatakan, kenaikan harga minyak goreng paling tinggi dialami minyak goreng curah mengingat masa pakainya sangat pendek jika dibandingkan minyak goreng kemasan yang bisa tahan hingga 1 tahun.

"Umur minyak goreng curah ini sangat pendek dan bergantung pada harga CPO internasional, jadi berpengaruh pada harga (eceran)," jelasnya.

Kemendag sendiri akan menggelontorkan 11 juta liter minyak goreng curah dan kemasan yang dibanderol Rp14.000 per liter untuk menekan harga minyak goreng.

Menurutnya, langkah itu pun akan diriingi edukasi pada publik bahwa kenaikan CPO di pasar global berpengaruh pada harga minyak curah. Adapun kebutuhan minyak goreng di Indonesia mencapai 410.000 ton per bulan yang diserap untuk minyak goreng kemasan, curah rumah tangga, dan industri.

"Yang digelontorkan (11 juta liter) ini sedikit, tapi itu biasanya kemasan sederhana 5 persen dari 410.000 (liter per bulan). Ini masih sedikit, makanya tidak bisa di borong, kalau diborong harganya murah nanti diguntingin jadi minyak curah dijual jadi Rp16.000," kata Oka.

Masih di tempat yang sama, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disindag) Jabar, M Arifin Soedjayana mengatakan, pihaknya masih menunggu distribusi minyak goreng murah tersebut dari Kemendag dimana penyalurannya akan melibatkan Asosiasi Pedagang Ritel Indonesia (Aprindo).

"Jabar menunggu berapa alokasinya untuk didistribusikan ke kabupaten/kota,” tuturnya.

Menurut Arifin, harga minyak goreng di Jabar sendiri terpantau Rp17.000 per liter.
Arifin pun berharap, hadirnya minyak goreng murah dari Kemendag RI dapat menekan harga hingga Rp14.000 per liter.

Adapun cabai merah, kata Arifin, memang mengalami kenaikan harga, namun tidak tinggi. Pihaknya bersama Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Holtikultura sudah melakukan koordinasi untuk mengantisipasi persoalan tersebut.

"Di sentra produksi sama kesulitan karena musim hujan, terus kami berkoordinasi dengan sektor hulu, di Jabar cukup banyak cabai. Untuk telur juga masih taraf wajar, minyak saja yang tinggi sampai Rp17.000," terang Arifin.

Pihaknya pun terus memantau perkembangan harga di lima pasar rakyat yang dijadikan objek pemantauan setiap harinya. Selain itu, pihaknya pun menyajikan informasi fluktuasi harga kebutuhan pokok secara realtime kepada masyarakat melalui media sosial.

"Saat ibu-ibu ke pasar sudah tahu. Kita juga memantau hujan dan bencana, kita sudah rapat sama Dishub dan Satgas Pangan agar tidak ada hambatan distribusi," tandasnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0861 seconds (0.1#10.140)