Serangan COVID-19 Tewaskan Pengawas Sekolah di Mojokerto
loading...
A
A
A
SURABAYA - Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur (Jatim), Wahid Wahyudi memastikan, salah satu peserta pelantikan dari unsur pengawas sekolah asal Mojokerto itu meninggal dunia akibat COVID-19. Itu setelah hasil tes swab keluar pada 3 Juni 2020.
(Baca juga: Cegah COVID-19, Jalan Rungkut Menanggal Surabaya Ditutup )
Sebelumnya pada Senin (1/6/2020) malam di Gedung Negara Grahadi Surabaya saat konferensi pers, Wahid hanya mengatakan yang bersangkutan sakit lambung dan belum bisa dipastikan meninggalnya karena virus corona.
"Acara pelantikan pada tanggal 20 Mei. Masuk rumah sakitnya tanggal 23 Mei 2020 atau tiga hari setelah pelantikan. Baru diketahui positif COVID-19 itu pada 3 Juni. Tapi waktu itu dirapid test, dua kali non reaktif. Kemudian, meninggal. Setelah diswab, ternyata positif," ujar Wahid, Jumat (5/6/2020).
Awalnya, kata dia, pengawas sekolah tersebut sempat dikatakan sakit maag kronis. Karena sewaktu periksa diri ke rumah sakit keluhannya sakit perut. Namun, belakangan diketahui ada flek di paru-parunya karena perokok berat. Setelah hasil swab keluar terbukti positif Covid-19.
"Saat ini seluruh kepala dan pengawas SMA/SMK yang mengikuti pelantikan pada 20 Mei di BKD Jatim sudah diminta untuk rapid test. Hasilnya, belum semua keluar. Baru 90 persen dari total 240 orang yang mengikuti pelantikan tersebut," imbuh Wahid.
(Baca juga: Rapid Test di Warung Kopi, Enam Pengunjung Reaktif )
Diketahui, data Pemprov Jatim hingga Kamis (4/6/2020) ada tambahan sebanyak 123 kasus terkonfirmasi positif COVID-19. Sehingga total jumlah kasus COVID-19 di Jatim ada sebanyak 5.406 kasus. Dengan total yang masih dalam perawatan ada sebanyak 3.724 orang.
Sedangkan untuk tambahan kasus yang meninggal dunia sebanyak 10 orang. Sehingga jumlah pasien COVID-19 Jatim yang meninggal ada sebanyak 447 orang atau setara dengan 8,27 persen.
(Baca juga: Cegah COVID-19, Jalan Rungkut Menanggal Surabaya Ditutup )
Sebelumnya pada Senin (1/6/2020) malam di Gedung Negara Grahadi Surabaya saat konferensi pers, Wahid hanya mengatakan yang bersangkutan sakit lambung dan belum bisa dipastikan meninggalnya karena virus corona.
"Acara pelantikan pada tanggal 20 Mei. Masuk rumah sakitnya tanggal 23 Mei 2020 atau tiga hari setelah pelantikan. Baru diketahui positif COVID-19 itu pada 3 Juni. Tapi waktu itu dirapid test, dua kali non reaktif. Kemudian, meninggal. Setelah diswab, ternyata positif," ujar Wahid, Jumat (5/6/2020).
Awalnya, kata dia, pengawas sekolah tersebut sempat dikatakan sakit maag kronis. Karena sewaktu periksa diri ke rumah sakit keluhannya sakit perut. Namun, belakangan diketahui ada flek di paru-parunya karena perokok berat. Setelah hasil swab keluar terbukti positif Covid-19.
"Saat ini seluruh kepala dan pengawas SMA/SMK yang mengikuti pelantikan pada 20 Mei di BKD Jatim sudah diminta untuk rapid test. Hasilnya, belum semua keluar. Baru 90 persen dari total 240 orang yang mengikuti pelantikan tersebut," imbuh Wahid.
(Baca juga: Rapid Test di Warung Kopi, Enam Pengunjung Reaktif )
Diketahui, data Pemprov Jatim hingga Kamis (4/6/2020) ada tambahan sebanyak 123 kasus terkonfirmasi positif COVID-19. Sehingga total jumlah kasus COVID-19 di Jatim ada sebanyak 5.406 kasus. Dengan total yang masih dalam perawatan ada sebanyak 3.724 orang.
Sedangkan untuk tambahan kasus yang meninggal dunia sebanyak 10 orang. Sehingga jumlah pasien COVID-19 Jatim yang meninggal ada sebanyak 447 orang atau setara dengan 8,27 persen.
(eyt)