Diduga Lalai, Jenazah PDP COVID-19 di PALI Terperosok ke Liang Kubur
loading...
A
A
A
PALI - Video pemakaman jenazah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19 di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir yang dilakukan pada bulan Mei lalu, tepatnya Kamis (21/05/2020) malam, yang seharusnya berjalan lancar justru berubah menjadi mencekam viral.
Dalam video yang tersebar, sesaat sebelum dimasukan ke liang lahat di TPU Talang Pegang PALI, jenazah SW (57) yang telah dimasukan ke dalam peti yang terbuat dari kayu justru terperosok ke lubang kubur, sehingga membuat peti jenazah terbuka dengan posisi bagian kepala jenazah terhunus ke tanah terlebih dahulu. (Baca: Peduli COVID-19, Pegawai OJK Relakan Pemotongan 9 Bulan Gaji)
Melihat kejadian tersebut, keluarga almarhumah yang juga mengikuti prosesi pemakaman seketika terkejut dan menjerit histeris. Luapan emosi dan amarah pihak keluarga pun akhirnya tidak terbendung. Dengan situasi tersebut, petugas pemakaman dari Gugus Tugas terlihat mundur teratur menjauhi jenazah.
Tanpa ada yang mengkomando, pihak keluarga berinisiatif langsung memperbaiki posisi jenazah yang masih terhunus di dalam liang kubur. Selain itu, peti jenazah langsung ditarik keluar, begitu juga kantung mayat dan plastik dilepaskan. Atas kesepakatan dari pihak keluarga, jenazah SW langsung dimakamkan secara agama Islam dan tidak menggunakan protokol COVID-19.
Atas kejadian tersebut, Eka, yang merupakan anak almarhumah PDP COVID-19 SW mengaku meminta pertanggungjawaban pihak terkait, terlebih atas pernyataan yang menyebutkan almarhumah orangtuanya terjangkit virus corona. (Baca: Dua Bayi di Muratara Positif COVID-19, Diduga Satu Bayi Tertular dari Ibunya)
"Kalian yang di Rumah Sakit akan saya tuntut semua. Siapa yang bertanggungjawab yang menyebutkan ibu saya terkena corona, mana buktinya. Sejak 2015 ibu sudah mengalami penyakit diabetes," ujarnya saat dihubungi, Kamis (04/06/2020).
Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten PALI, Junaidi Anuar mengatakan, selama prosesi pemakaman pihaknya sudah menjalani sesuai protokol COVID-19, namun apa yang terjadi di lapangan merupakan sebuah ketidaksengajaan.
"Untuk proses pemakaman kami sudah sesuai standar protokol COVID-19. Setiap anggota yang terlibat dalam proses pemakaman selalu dikoordinasikan dan dilatih dengan melihat cara cara pemakaman di tempat lain," kata Junaidi Anwar saat dihubungi.
Adanya kelalaian dalam pelaksanaan, kata Anwar, pihaknya atas nama Gugus Tugas memohon maaf kepada pihak keluarga dan masyarakat. "Itu terjadi diluar dugaan kami, dan tidak sama sekali ada faktor kesengajaan. Sekali lagi kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kejadian ini akan kami jadikan pembelajaran," tutupnya.
Dalam video yang tersebar, sesaat sebelum dimasukan ke liang lahat di TPU Talang Pegang PALI, jenazah SW (57) yang telah dimasukan ke dalam peti yang terbuat dari kayu justru terperosok ke lubang kubur, sehingga membuat peti jenazah terbuka dengan posisi bagian kepala jenazah terhunus ke tanah terlebih dahulu. (Baca: Peduli COVID-19, Pegawai OJK Relakan Pemotongan 9 Bulan Gaji)
Melihat kejadian tersebut, keluarga almarhumah yang juga mengikuti prosesi pemakaman seketika terkejut dan menjerit histeris. Luapan emosi dan amarah pihak keluarga pun akhirnya tidak terbendung. Dengan situasi tersebut, petugas pemakaman dari Gugus Tugas terlihat mundur teratur menjauhi jenazah.
Tanpa ada yang mengkomando, pihak keluarga berinisiatif langsung memperbaiki posisi jenazah yang masih terhunus di dalam liang kubur. Selain itu, peti jenazah langsung ditarik keluar, begitu juga kantung mayat dan plastik dilepaskan. Atas kesepakatan dari pihak keluarga, jenazah SW langsung dimakamkan secara agama Islam dan tidak menggunakan protokol COVID-19.
Atas kejadian tersebut, Eka, yang merupakan anak almarhumah PDP COVID-19 SW mengaku meminta pertanggungjawaban pihak terkait, terlebih atas pernyataan yang menyebutkan almarhumah orangtuanya terjangkit virus corona. (Baca: Dua Bayi di Muratara Positif COVID-19, Diduga Satu Bayi Tertular dari Ibunya)
"Kalian yang di Rumah Sakit akan saya tuntut semua. Siapa yang bertanggungjawab yang menyebutkan ibu saya terkena corona, mana buktinya. Sejak 2015 ibu sudah mengalami penyakit diabetes," ujarnya saat dihubungi, Kamis (04/06/2020).
Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten PALI, Junaidi Anuar mengatakan, selama prosesi pemakaman pihaknya sudah menjalani sesuai protokol COVID-19, namun apa yang terjadi di lapangan merupakan sebuah ketidaksengajaan.
"Untuk proses pemakaman kami sudah sesuai standar protokol COVID-19. Setiap anggota yang terlibat dalam proses pemakaman selalu dikoordinasikan dan dilatih dengan melihat cara cara pemakaman di tempat lain," kata Junaidi Anwar saat dihubungi.
Adanya kelalaian dalam pelaksanaan, kata Anwar, pihaknya atas nama Gugus Tugas memohon maaf kepada pihak keluarga dan masyarakat. "Itu terjadi diluar dugaan kami, dan tidak sama sekali ada faktor kesengajaan. Sekali lagi kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kejadian ini akan kami jadikan pembelajaran," tutupnya.
(don)