7 Satwa Langka Dilepasliarkan di Taman Nasional Gunung Ciremai, Diberi Nama Khusus
loading...
A
A
A
MAJALENGKA - Sebanyak 7 satwa langka yang terdiri dari 4 ekor burung elang dan 3 ekor kucing hutan jadi penghuni baru Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Tujuh ekor satwa dilindungi itu dilepasliarkan di Buper Panten, Desa Argalingga, Kecamatan Argapura, Majalengka, Jawa Barat Kamis (28/10/2021) siang.
Kepala Balai TNGC Teguh Setiawan menjelaskan, pihaknya sengaja melepasliarkan satwa-satwa itu hari ini, bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda.
"Hari ini mengambil momen Hari Sumpah Pemuda Balai TNGC melakukan pelepasliaran elang brontok 2 ekor, elang ular bido 2 ekor dan kucing hutan 3 ekor," katany.
Aktivitas pelepasliaran itu juga sekaligus dengan pemberian nama untuk masing-masing satwa. Empat burung elang masing-masing diberi nama Floyd, Thor, Darwin, dan Maya. "Sedangkan untuk 3 ekor kucing hutan diberi nama Suka, Lemo, dan Neo," ujarnya.
Dia menjelaskan, selama 2021 ini pihaknya telah melepasliarkan sekitar 86 spesies. Dibandingkan dengan luas sekitar 14.000 hektare, TNGC dinilai masih sangat memungkinkan menerima berbagai jenis satwa untuk dilepasliarkan.
"Secara kajian masih bisa menerima satwa lain. Untuk mangsa dari predator sangat mencukupi. Satwa ini biasanya makan tikus, dan mamalia kecil yang memang masih berlimpah," pungkasnya.
Kepala Balai TNGC Teguh Setiawan menjelaskan, pihaknya sengaja melepasliarkan satwa-satwa itu hari ini, bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda.
"Hari ini mengambil momen Hari Sumpah Pemuda Balai TNGC melakukan pelepasliaran elang brontok 2 ekor, elang ular bido 2 ekor dan kucing hutan 3 ekor," katany.
Aktivitas pelepasliaran itu juga sekaligus dengan pemberian nama untuk masing-masing satwa. Empat burung elang masing-masing diberi nama Floyd, Thor, Darwin, dan Maya. "Sedangkan untuk 3 ekor kucing hutan diberi nama Suka, Lemo, dan Neo," ujarnya.
Dia menjelaskan, selama 2021 ini pihaknya telah melepasliarkan sekitar 86 spesies. Dibandingkan dengan luas sekitar 14.000 hektare, TNGC dinilai masih sangat memungkinkan menerima berbagai jenis satwa untuk dilepasliarkan.
"Secara kajian masih bisa menerima satwa lain. Untuk mangsa dari predator sangat mencukupi. Satwa ini biasanya makan tikus, dan mamalia kecil yang memang masih berlimpah," pungkasnya.
(shf)