Hendak Memasang Pagar, IRT Mendadak Diserang Sekelompok Orang Bersenjata
loading...
A
A
A
BANYUASIN - Seorang ibu rumah tangga (IRT), Rabara Roku mendadak diserang sekelompok orang bersenjata tajam saat hendak memasang pagar di sebidang tanah miliknya di Kawasan Perumahan Kenten Azhar, Kecamatan Talang Kelapa, Banyuasin .
Beruntung dia cepat kabur menyelamatkan diri. Aksi sekelompok orang itu pun sempat direkam warga saat terjadi kerusuhan di lahan kosong di kawasan tersebut.
Ketakutan karena nyaris menjadi korban pembacokan dan tak terima perlakuan tersebut, korban pun minta pendampingan hukumnya, Kamis (21/10/2021).
Dia pun melaporkan pasutri yang diduga oknum perwira menengah Polwan berpangkat AKBP beserta suaminya yang merupakan pengacara ke Polda Sumsel.
Rabara mengatakan, kejadian itu bermula saat dia hendak memasang pagar tanahnya yang telah mempunyai sertifikat, tiba-tiba ada orang datang dengan memakai kaos polisi bilang ada yang mau ngomong berinisial HC, diduga oknum polwan melalui telepon. “Jangan dipasang pagar dahulu, tunggu dirinya datang,” kata wanita itu di balik telepon.
Tidak berselang lama, tiba-tiba datang dengan segerombolan orang membawa senjata tajam dan ada di antara mereka yang bilang mau menembak, sampai di lokasi, mereka langsung memukuli salah seorang penjaga tanahnya yang membuat pagar.
“Kami coba melerai, malahan kami juga diserang mereka, suami saya juga hendak dipukul, situasi memanas hingga terjadilah keributan tersebut,” ungkapnya kepada wartawan, Kamis (21/10/2021).
Sementara, pendamping hukum korban, Saharudin mengatakan, kita ini negara hukum sama di mata hukum dan tidak ada yang kebal hukum.
“Seharusnya mereka yang paham hukum, penegak hukum harus bila ada permasalahan sengketa lahan atau masalah apa saja ditempuh jalur hukum, bukan pakai cara premanisme. Sangat menyayangkan kejadian ini, kami berharap Polda Sumsel dalam perkara ini ditangani secara objektif, secara personal, tidak ada tebang pilih. Karena suami korban ini akibat kejadian tersebut terkena psikologisnya,” ungkapnya.
Kini laporan korban telah diterima pihak polisi dalam penyelidikan dan penanganan Polda Sumatera Selatan.
Beruntung dia cepat kabur menyelamatkan diri. Aksi sekelompok orang itu pun sempat direkam warga saat terjadi kerusuhan di lahan kosong di kawasan tersebut.
Ketakutan karena nyaris menjadi korban pembacokan dan tak terima perlakuan tersebut, korban pun minta pendampingan hukumnya, Kamis (21/10/2021).
Dia pun melaporkan pasutri yang diduga oknum perwira menengah Polwan berpangkat AKBP beserta suaminya yang merupakan pengacara ke Polda Sumsel.
Rabara mengatakan, kejadian itu bermula saat dia hendak memasang pagar tanahnya yang telah mempunyai sertifikat, tiba-tiba ada orang datang dengan memakai kaos polisi bilang ada yang mau ngomong berinisial HC, diduga oknum polwan melalui telepon. “Jangan dipasang pagar dahulu, tunggu dirinya datang,” kata wanita itu di balik telepon.
Tidak berselang lama, tiba-tiba datang dengan segerombolan orang membawa senjata tajam dan ada di antara mereka yang bilang mau menembak, sampai di lokasi, mereka langsung memukuli salah seorang penjaga tanahnya yang membuat pagar.
“Kami coba melerai, malahan kami juga diserang mereka, suami saya juga hendak dipukul, situasi memanas hingga terjadilah keributan tersebut,” ungkapnya kepada wartawan, Kamis (21/10/2021).
Sementara, pendamping hukum korban, Saharudin mengatakan, kita ini negara hukum sama di mata hukum dan tidak ada yang kebal hukum.
“Seharusnya mereka yang paham hukum, penegak hukum harus bila ada permasalahan sengketa lahan atau masalah apa saja ditempuh jalur hukum, bukan pakai cara premanisme. Sangat menyayangkan kejadian ini, kami berharap Polda Sumsel dalam perkara ini ditangani secara objektif, secara personal, tidak ada tebang pilih. Karena suami korban ini akibat kejadian tersebut terkena psikologisnya,” ungkapnya.
Kini laporan korban telah diterima pihak polisi dalam penyelidikan dan penanganan Polda Sumatera Selatan.
(nic)