Monyet Ekor Panjang Masuk Permukiman, Waspada Penyakit Zonosis

Kamis, 14 Oktober 2021 - 11:21 WIB
loading...
Monyet Ekor Panjang Masuk Permukiman, Waspada Penyakit Zonosis
Fenomena banyaknya satwa liar, khususnya monyet ekor panjang yang turun ke permukiman warga harus diwaspadai karena berpotensi munculnya penyakit zonosis. Foto ilustrasi SINDOnews
A A A
BANDUNG BARAT - Fenomena banyaknya satwa liar, khususnya monyet ekor panjang yang turun ke permukiman warga harus diwaspadai karena berpotensi munculnya penyakit zonosis. Sebab tidak menutup kemungkinan hewan liar tersebut membawa sumber penyakit yang bisa menular ke manusia.

"Semakin hewan liar atau satwa langka itu banyak masuk ke permukiman dan dekat dengan manusia maka semakin besar juga risiko terhadap tertularnya penyakit zonosis," ungkap Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan), KBB, Wiwin Aprianti, Rabu (13/10/2021).

Penyakit zonosis adalah penyakit yang dapat menular dari hewan pada manusia atau sebaliknya. Sebagai contoh, monyet bisa mengidap penyakit TBC, yang bisa menular pada manusia. Kemudian burung liar bisa terinfeksi penyakit avian influenza, yang dapat menyebabkan kematian pada manusia.

Dikatakannya, satwa liar yang masuk ke permukiman warga membawa ancaman penularan penyakit zoonosis. Baik itu emerging infectious disease (EID) maupun re-EID, penyakit yang sudah lama tidak ada, kemudian muncul kembali. Sehingga masyarakat harus waspada, meskipun jangan sampai melukai atau menyerang hewan tersebut selama tidak melukai.

"Walau harus waspada, tapi jangan sampai mengganggu atau menyerang mereka. Takutnya malah satwa-satwa liar itu yang akan menyerang dengan membabi buta," imbuhnya. Baca Juga: Kera Liar di Ponorogo Masuk Permukiman Warga dan Pesantren

Wiwin menambahkan, rusaknya lingkungan dan ekosistem satwa akan berpengaruh pula pada kesehatan manusia. Sebab banyaknya kasus satwa liar menyerbu permukiman penduduk baik di wilayah selatan atau pun wilayah utara KBB, karena habitat mereka terancam baik oleh perburuan atau tempat tinggalnya yang terancam.

Menurutnya, masyarakat harus peduli terhadap satwa dengan menjaga lingkungannya. Apabila satwa diambil dari ekosistemnya, maka ada rantai makanan yang akan terputus. Kalaupun ada satwa liar yang menyerbu permukiman dan menyerang hewan ternak, bukan karena mereka kejam tapi karena kelangsungan hidupnya terancam.

"Masyarakat harus tetap melestarikan habitat satwa yang memang semakin lama kian terancam. Ini jadi perhatian semua pihak, agar keberadaan satwa liar tetap hidup di habitatnya dan tidak kekurangan makanan," kata dia.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.2010 seconds (0.1#10.140)