Belajar dengan Gembira di Sanggar Bocah Jawa

Rabu, 13 Oktober 2021 - 17:01 WIB
loading...
Belajar dengan Gembira di Sanggar Bocah Jawa
Tampak anak didik Sanggar Bocah Jawa. (Ist)
A A A
KLATEN - Sebuah tembang dolanan atau mainan menggema di emperan rumah gebyok di Dukuh Sekaran, Desa Banaran, Delanggu, Klaten, Jateng, beberapa waktu lalu. Tembang itu dilantunkan oleh belasan anak didik Sanggar Bocah Jawa.

Tembang tersebut menjadi pembuka kegiatan Sanggar Bocah Jawa pagi itu. Setelah tembang, kegiatan dilanjutkan dengan mendongeng . Pengelola sanggar mendongeng untuk anak-anak usia PAUD hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang hadir.

Pada Minggu pagi itu Riyanta, pendiri Sanggar Bocah Jawa, memberikan dongeng Enthit yang menceritakan kisah cinta Panji Asmarabangun dan Galuh Candrakirana.

Belasan anak-anak itu mendengarkan dongeng dengan santai. Ada sebagian mereka yang tiduran di tikar.

Meski santai anak-anak itu menyimak dongeng yang dituturkan Riyanta. Saat pendongeng itu mengucapkan perkataan Enthit dengan suara sengau, mereka tertawa terpingkal-pingkal.

Anak-anak itu menyimak alur cerita dan nama tokoh dongeng karena sehabis mendongeng, Riyanta biasa menanyai mereka tentang tokoh-tokoh itu dan isi cerita. Kadang ada yang diminta berlatih mendongeng dengan menceritakan kembali apa yang didongengkan oleh pengampu.

Seusai sesi dongeng, anak-anak Sanggar Bocah Jawa diajar membaca dan menulis aksara Jawa. Dua orang mahasiswa Bagas dan Sekar mengajar mereka dengan sabar. Dua remaja itu berbagi tugas mengajar sesuai tingkat kemampuan anak-anak itu.

Sehabis belajar membaca dan menulis aksara Jawa anak-anak itu bermain permainan tradisional di halaman sanggar yang cukup luas. Mereka bermain grobak sodor, betengan, dan bercok. Saat ini, permainan seperti itu jarang dilakukan anak-anak di kampung, apalagi di perkotaan.

Untuk sekadar mengobati haus anak-anak, Sanggar Bocah Jawa menyediakan minuman dan makanan kecil untuk mereka.

Saat ditemui wartawan, Riyanta mengungkapkan Sanggar Bocah Jawa didirikannya pada tahun 2008. Saat itu dirinya menggandeng dua mahasiswa Sastra Daerah UNS adik tingkatnya, Supriyanto dan Sumarsono.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.7292 seconds (0.1#10.140)