Kebaya Menari Meriahkan Festival Payung Indonesia di Solo
loading...
A
A
A
SOLO - Komunitas Kebaya Menari untuk pertama kalinya ikut memeriahkan Festival Payung Indonesia X yang digelar di Kota Solo, Jawa Tengah. Festival yang mengusung tema Sepayung Bumi ini juga diikuti peserta dari negara lain seperti Equador, Jepang, India dan Thailand.
Para peserta menampilkan pergelaran seni, pameran, kelas kreasi, book review dan pasar festival.
Kebaya Menari yang belum genap setahun berdiri, berhasil lolos audisi di antara ratusan peserta lainnya dari seluruh Nusantara. Selanjutnya melakukan persiapan selama tiga bulan terakhir, termasuk pemilihan tarian dan koreografi.
Kebaya Menari merupakan komunitas budaya dengan misi mensiarkan dan mengedukasi pemakaian kebaya sebagai busana nasional kebanggaan perempuan Indonesia.
Komunitas ini turut mendukung hingga ditetapkannya Hari Kebaya Nasional setiap tanggal 24 Juli, bergerak bersama komunitas lain agar Kebaya Indonesia mendapatkan pengakuan dari Unesco sebagai Warisan Budaya TakBenda dunia atau Intangible Cultural Heritage (ICH).
“Kami mengajarkan tari Nusantara dengan berkebaya. Selain itu juga kami mengadakan gelar wicara mengenai sejarah dan perjalanan kebaya dalam berbagai kesempatan,” kata Ketua Kebaya Menari, Yanti Moeljono dalam keterangannya, Selasa (12/9/2023).
Empat belas anggota Kebaya Menari yang mengikuti Fespin X tampil sebanyak dua kali di panggung yang berbeda.
Pada Sabtu malam di panggung Plaza menarikan Nandak Jentik, sebuah tarian tradisi Betawi yang sangat dinamis. Sedangkan di hari Minggu pagi, Kebaya Menari menampilkan tarian kreasi Lenggang Jakarta di panggung Pendopo Balaikota Solo.
Usai pementasan dilanjutkan dengan talkshow singkat mengenai Kebaya goes to Unesco.
“Kami memaparkan bagaimana proses Kebaya Indonesia didaftarkan ke Unesco sebagai Warisan Budaya Tak Benda secara joint nominations bersama 4 negara tetangga,” ujar pengurus Kebaya Menari yang menjadi pembicara di sela pementasan tari, Ade Nirmala.
Para peserta menampilkan pergelaran seni, pameran, kelas kreasi, book review dan pasar festival.
Kebaya Menari yang belum genap setahun berdiri, berhasil lolos audisi di antara ratusan peserta lainnya dari seluruh Nusantara. Selanjutnya melakukan persiapan selama tiga bulan terakhir, termasuk pemilihan tarian dan koreografi.
Kebaya Menari merupakan komunitas budaya dengan misi mensiarkan dan mengedukasi pemakaian kebaya sebagai busana nasional kebanggaan perempuan Indonesia.
Komunitas ini turut mendukung hingga ditetapkannya Hari Kebaya Nasional setiap tanggal 24 Juli, bergerak bersama komunitas lain agar Kebaya Indonesia mendapatkan pengakuan dari Unesco sebagai Warisan Budaya TakBenda dunia atau Intangible Cultural Heritage (ICH).
“Kami mengajarkan tari Nusantara dengan berkebaya. Selain itu juga kami mengadakan gelar wicara mengenai sejarah dan perjalanan kebaya dalam berbagai kesempatan,” kata Ketua Kebaya Menari, Yanti Moeljono dalam keterangannya, Selasa (12/9/2023).
Empat belas anggota Kebaya Menari yang mengikuti Fespin X tampil sebanyak dua kali di panggung yang berbeda.
Pada Sabtu malam di panggung Plaza menarikan Nandak Jentik, sebuah tarian tradisi Betawi yang sangat dinamis. Sedangkan di hari Minggu pagi, Kebaya Menari menampilkan tarian kreasi Lenggang Jakarta di panggung Pendopo Balaikota Solo.
Usai pementasan dilanjutkan dengan talkshow singkat mengenai Kebaya goes to Unesco.
“Kami memaparkan bagaimana proses Kebaya Indonesia didaftarkan ke Unesco sebagai Warisan Budaya Tak Benda secara joint nominations bersama 4 negara tetangga,” ujar pengurus Kebaya Menari yang menjadi pembicara di sela pementasan tari, Ade Nirmala.
(shf)