Imbas Pandemi Covid-19, Pengangguran Asahan Meningkat
loading...
A
A
A
ASAHAN - Angka pengangguran di Kabupaten Asahan diprediksi bakal meningkat tajam. Salah satu faktor utama pemicunya akibat dampak pandemi Covid-19 yang berpengaruh pada aktivitas perekonomian.
"Pengangguran pasti bertambah. Dampak Covid-19 sangat berpengaruh pada perekonomian kita," kata Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Asahan, Budi Anshari, melalui Kasi Penempatan, Edy Catur, saat dikonfimasi SINDOnews.com, di Kisaran, Selasa (2/6/2020).
Kendati demikian, Edy belum bisa memprediksi peningkatan jumlah pengangguran akibat pandemi. "Angka pastinya saya tidak tahu. Karena yang mengeluarkan data hanya BPS (Badan Pusat Statistik)," ujarnya. (Baca juga : Dampak Covid 19, Sri Mulyani: Kemiskinan dan Pengangguran di Indonesia Meningkat )
Jika melihat tren, peningkatan pengangguran telah terjadi sejak tahun lalu. Sesuai data yang dihimpun dari BPS Kabupaten Asahan, "Kabupaten Asahan Dalam Angka 2020", jumlah penduduk yang merupakan angkatan kerja pada 2019 sebanyak 327.216 orang.
Jumlah itu terdiri dari 304.775 orang terkategori bekerja dan 22.441 orang terkategori mencari kerja dan tidak bekerja/pengangguran terbuka. Angka pengangguran tersebut bertambah 4.714 orang atau naik 26,6 persen jika dibandingkan dari tahun sebelumnya. (Baca juga : Wisata Danau Toba di Parapat Dibuka Kembali, PAD Ditarget Rp500 Juta per Bulan)
Pada 2018, jumlah pengangguran sebanyak 17.727 orang. Peningkatan itu sejalan dengan meningkatnya tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari 5,26 persen pada 2018, menjadi 6,86 persen pada 2019.
Bila dlihat dari pendidikan yang ditamatkan, ada sebanyak 16.517 orang berpendidikan SMA ke atas atau 73,60 persen yang menganggur. Dan selebihnya, berpendidikan SMP ke bawah, yaitu 5.924 orang atau 26,40 persen.
Menurut Edy, sejumlah faktor menjadi alasan terkait peningkatan pengangguran itu. Di antaranya, akibat minimnya lapangan pekerjaan dan tidak adanya investasi baru. "Lapangan kerja minim. Sementara investasi baru juga tidak ada. Ditambah lagi, ada 2 perusahaan besar yang sudah tutup, baru-baru ini," kata Edy.
Terkait persoalan itu, lanjut Edy, pihaknya seolah tak berdaya menekan laju pertambahan angka pengangguran itu. Hampir seluruh kegiatan yang berkenaan dengan ketenagakerjaan di realokasikan guna mencegah penyebaran Covid-19.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah memfasilitasi para pencari kerja guna mengikuti program pengembangan kompetensi yang diluncurkan Pemerintah Pusat, yaitu Program Kartu Pra Kerja. "Dari data terakhir yang kami terima, sebanyak 724 orang telah dinyatakan lulus," pungkasnya.
"Pengangguran pasti bertambah. Dampak Covid-19 sangat berpengaruh pada perekonomian kita," kata Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Asahan, Budi Anshari, melalui Kasi Penempatan, Edy Catur, saat dikonfimasi SINDOnews.com, di Kisaran, Selasa (2/6/2020).
Kendati demikian, Edy belum bisa memprediksi peningkatan jumlah pengangguran akibat pandemi. "Angka pastinya saya tidak tahu. Karena yang mengeluarkan data hanya BPS (Badan Pusat Statistik)," ujarnya. (Baca juga : Dampak Covid 19, Sri Mulyani: Kemiskinan dan Pengangguran di Indonesia Meningkat )
Jika melihat tren, peningkatan pengangguran telah terjadi sejak tahun lalu. Sesuai data yang dihimpun dari BPS Kabupaten Asahan, "Kabupaten Asahan Dalam Angka 2020", jumlah penduduk yang merupakan angkatan kerja pada 2019 sebanyak 327.216 orang.
Jumlah itu terdiri dari 304.775 orang terkategori bekerja dan 22.441 orang terkategori mencari kerja dan tidak bekerja/pengangguran terbuka. Angka pengangguran tersebut bertambah 4.714 orang atau naik 26,6 persen jika dibandingkan dari tahun sebelumnya. (Baca juga : Wisata Danau Toba di Parapat Dibuka Kembali, PAD Ditarget Rp500 Juta per Bulan)
Pada 2018, jumlah pengangguran sebanyak 17.727 orang. Peningkatan itu sejalan dengan meningkatnya tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari 5,26 persen pada 2018, menjadi 6,86 persen pada 2019.
Bila dlihat dari pendidikan yang ditamatkan, ada sebanyak 16.517 orang berpendidikan SMA ke atas atau 73,60 persen yang menganggur. Dan selebihnya, berpendidikan SMP ke bawah, yaitu 5.924 orang atau 26,40 persen.
Menurut Edy, sejumlah faktor menjadi alasan terkait peningkatan pengangguran itu. Di antaranya, akibat minimnya lapangan pekerjaan dan tidak adanya investasi baru. "Lapangan kerja minim. Sementara investasi baru juga tidak ada. Ditambah lagi, ada 2 perusahaan besar yang sudah tutup, baru-baru ini," kata Edy.
Terkait persoalan itu, lanjut Edy, pihaknya seolah tak berdaya menekan laju pertambahan angka pengangguran itu. Hampir seluruh kegiatan yang berkenaan dengan ketenagakerjaan di realokasikan guna mencegah penyebaran Covid-19.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah memfasilitasi para pencari kerja guna mengikuti program pengembangan kompetensi yang diluncurkan Pemerintah Pusat, yaitu Program Kartu Pra Kerja. "Dari data terakhir yang kami terima, sebanyak 724 orang telah dinyatakan lulus," pungkasnya.
(nfl)