Bocah SD Nekat Seberangi Sungai Gunakan Styrofoam, Ini Penjelasan Pemkab OKI

Sabtu, 25 September 2021 - 10:15 WIB
loading...
Bocah SD Nekat Seberangi...
Sebuah video yang memperlihatkan beberapa bocah SD yang menggunakan Styrofoam menyeberangi sungai untuk pergi ke sekolah menghebohkan jagat media sosial. Foto SINDOnews
A A A
PALEMBANG - Sebuah video yang memperlihatkan beberapa bocah Sekolah Dasar (SD) yang menggunakan Styrofoam menyeberangi sungai untuk pergi ke sekolah menghebohkan jagat media sosial. Diketahui, aktivitas yang memprihatinkan tersebut terjadi di Dusun Buntuan, Desa Kuala Dua Belas, Kecamatan Tulung Delapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

Terkait hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) menyebutkan, bahwa anak dalam video yang tinggal di pesisir timur OKI tersebut sudah terbiasa pergi ke sekolah dengan menggunakan styrofoam dan tak mau diantar orangtua menggunakan perahu ataupun speedboat.

"Dari keterangan Kepala Desa setempat yang dihubungi, anak-anak ini tidak mau diantar orangtuanya menggunakan perahu. Styrofoam yang digunakan anak-anak tersebut juga sering dijadikan mainan sebagai perahu-perahuan, sehingga dianggap seperti biasa oleh mereka," ujar Adi Yanto, Kepala Bidang Pelayanan dan Informatika Dinas Kominfo Kabupaten OKI saat dihubungi, Sabtu (25/9/2021).

Adi menjelaskan, kebiasaan anak-anak di wilayah tersebut yang menggunakan Styrofoam menyeberangi sungai untuk pergi sekolah bukan berarti mereka dari kalangan tidak mampu. Styrofoam yang digunakan pun diketahui yang biasa dipakai untuk mendinginkan udang dan ikan.

"Sebagian besar orangtua dari anak-anak SD di desa merupakan orang berkecukupan secara finansial. Setiap rumah mereka memiliki perahu bahkan speedboat," ungkap Adi.

Menurutnya, moda transportasi utama warga di kawasan desa yang memiliki sungai selebar 250 meter tersebut adalah menggunakan Speedboat, perahu dan getek.

"Desa Kuala Dua Belas dihuni sekitar 450 Kepala Keluarga (KK) yang tersebar di beberapa dusun, salah satunya di Dusun Buntuan. Mata pencarian mereka sehari-hari adalah nelayan dan peternak burung walet," jelas Adi.

Adi juga mengatakan, penggunaan Styrofoam untuk menyeberangi sungai sudah dianggap biasa oleh masyarakat setempat, karena ibaratnya mereka lahir saja sudah di atas air. Kendati demikian, pihaknya telah menghubungi pihak desa dan sekolah setempat untuk memberi imbauan agar jangan membiarkan anak-anak bepergian menggunakan styrofoam tersebut karena dinilai membahayakan.

"Dinas pendidikan OKI mengimbau ke sekolah agar wali murid jangan biarkan anak-anaknya berangkat ke sekolah naik stryrofoam," katanya.
(don)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2915 seconds (0.1#10.140)