Warga Soroti Pembangunan Joging Track Lapaukke yang Mulai Rusak
loading...
![Warga Soroti Pembangunan...](https://pict.sindonews.net/dyn/732/pena/news/2020/04/21/713/5364/warga-soroti-pembangunan-joging-track-lapaukke-yang-mulai-rusak--zza.jpg)
Kondisi proyek pembangunan Joging Track di Desa Lapaukke, Kecamatan Pammana, rusak. Padahal proyek yang dibangun pada tahun 2018. Foto: Sindonews/Reza Pahlevi
A
A
A
WAJO - Proyek pembangunan Joging Track di Desa Lapaukke, Kecamatan Pammana, rusak, sehingga menjadi sorotan warga.
Padahal proyek yang dibangun pada tahun 2018. Salah Seorang Warga Kecamatan Pammana, Syamsul Alam mengatakan, proyek pembangunan Joging Track senilai Rp130.008.000 dengan volume 120x75, belum sempat digunakan masyarakat, namun kondisinya sudah mengalami kerusakan.
Tidak hanya itu, asas manfaatnya joging track buat masyarakat dinilai tidak ada, sebab mayoritas masyarakat di Desa Lapaukke merupakan petani.
"Penduduk dengan mayoritas petani saya rasa belum membutuhkan fasilitas joging track, alangkah bagusnya kalau anggara tersebut dialihkan ke pembangunan yang lain sehingga tidak mubazir," ujarnya, Selasa (21/4/20).
Menurut Alam, joging track yang saat ini mengalami kerusakan yang cukup parah, disinyalir kembali dianggarkan, hal tersebut sebagai langkah cuci tangan yang dilakukan Kepala Desa.
Seharusnya Kepala Desa Lapaukke, dalam hal ini Muhammad Nasir, memberikan teladan bagi seluruh kepala desa yang ada di Kabupaten Wajo, sebab saat ini ia juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kabupaten Wajo.
"Ini bukan contoh yang baik, jangan mencari keuntungan dalam suatu pembangunam proyek, kasihan masyarakat," jelasnya
Terpisah, Kepala Desa Lapaukke, Muhammad Nasir berdalih, belum rampungnya pembangunan jogging track disebabkan kondisi lapangan tersebut masih dalam keadaaan basah akibat seringnya diguyur hujan.
"Tidak rusak, cuma mau dulu dibenahi jalan masuknya karena habis dipakai stockfile yang dilalui alat berat pada pekerjaan beton baru-baru ini, dan kalau sudah kering akan kami kerjakan sampai rampung," singkatnya.
Padahal proyek yang dibangun pada tahun 2018. Salah Seorang Warga Kecamatan Pammana, Syamsul Alam mengatakan, proyek pembangunan Joging Track senilai Rp130.008.000 dengan volume 120x75, belum sempat digunakan masyarakat, namun kondisinya sudah mengalami kerusakan.
Tidak hanya itu, asas manfaatnya joging track buat masyarakat dinilai tidak ada, sebab mayoritas masyarakat di Desa Lapaukke merupakan petani.
"Penduduk dengan mayoritas petani saya rasa belum membutuhkan fasilitas joging track, alangkah bagusnya kalau anggara tersebut dialihkan ke pembangunan yang lain sehingga tidak mubazir," ujarnya, Selasa (21/4/20).
Menurut Alam, joging track yang saat ini mengalami kerusakan yang cukup parah, disinyalir kembali dianggarkan, hal tersebut sebagai langkah cuci tangan yang dilakukan Kepala Desa.
Seharusnya Kepala Desa Lapaukke, dalam hal ini Muhammad Nasir, memberikan teladan bagi seluruh kepala desa yang ada di Kabupaten Wajo, sebab saat ini ia juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kabupaten Wajo.
"Ini bukan contoh yang baik, jangan mencari keuntungan dalam suatu pembangunam proyek, kasihan masyarakat," jelasnya
Terpisah, Kepala Desa Lapaukke, Muhammad Nasir berdalih, belum rampungnya pembangunan jogging track disebabkan kondisi lapangan tersebut masih dalam keadaaan basah akibat seringnya diguyur hujan.
"Tidak rusak, cuma mau dulu dibenahi jalan masuknya karena habis dipakai stockfile yang dilalui alat berat pada pekerjaan beton baru-baru ini, dan kalau sudah kering akan kami kerjakan sampai rampung," singkatnya.
(agn)