Ekonomi Sulit Karena Pandemi, Siswa Kenakan Seragam Lama pada Hari Pertama PTM

Senin, 30 Agustus 2021 - 13:17 WIB
loading...
Ekonomi Sulit Karena Pandemi, Siswa Kenakan Seragam Lama pada Hari Pertama PTM
Hari pertama PTM di SMPN 8 Kota Mojokerto. Siswa kelas VII masih menggunakan seragam SD saat proses pembelajaran karena kesulitan ekonomi.Foto/SINDOnews/Tritus Julan.
A A A
MOJOKERTO - Pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Mojokerto serentak dimulai. Kondisi ekonomi yang sulit lantaran pandemi Covid-19 serta kebijakan PPKM, membuat sejumlah siswa kelas VII SMP masih menggunakan seragam merah putih sekolah dasar (SD).

Seperti yang terlihat di SMPN 8 Kota Mojokerto ini. Puluhan siswa kelas VII masih banyak yang mengenakan seragam SD di hari pertama diberlakukannya PTM pasca dimulainya tahun ajaran baru tahun pada bulan Mei 2021 lalu. Para siswa ini terpaksa masih mengenakan seragam lama lantaran selama ini kegiatan belajar dilakukan secara daring.

"Belum beli seragam SMP, walau sebenarnya sudah tahu diberitahu guru kalau hari ini (Senin, 30 Agustus 2021) masuk sekolah secara PTM," kata salah seorang siswa kelas VII SMPN 8 Kota Mojokerto, Agra Wahyu Pragata, Senin (30/8/2021).

Baca juga: Keluar Ruangan Setelah Lima Jam Diperiksa di Polda Jatim, Bupati Probolinggo dan Suami Bungkam

Kendati masih mengenakan seragam sekolah lama, namun Agra mengaku tak canggung. Lantaran masih banyak teman-temannya yang juga memakai seragam SD di hari pertama masuk PTM ini. Ia justru mengaku senang bisa masuk sekolah untuk pertama kalinya pasca kebijakan PPKM Darurat dan PPKM Level diberlakukan di Kota Onde-onde.

"Perasaan saya senang, terus gembira bisa PTM. Walau pertama kali bingung masuk sekolah, soalnya saya bawa sepeda parkir dimana. Ikutin kakak kelas ditunjukin akhirnya," ucap Agra usai mengikuti kegiatan PTM pertama kali.

Sementara itu, salah seorang wali murid Nikmatur Rohma warga Kelurahan Meri, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto mengungkapkan, ia belum sempat membelikan anaknya seragam baru karena kondisi ekonomi tengah sulit. Kendati ia mengetahui sejak hari ini, sang buah hati mulai masuk sekolah.

"Sudah tahu sejak beberapa hari lalu sebenarnya, namun memang belum bisa membelikan. Kondisi keuangan juga lagi sulit, sehingga sementara pakai seragam yang lama dulu. Ayahnya juga lagi tidak kerja karena kena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) kemarin," kata Nikmatur.

Baca juga: Pastikan Kesiapan PTM, Gubernur Khofifah Tinjau SMKN 7 Surabaya

Biasanya lanjut Nikmatur Pemkot Mojokerto melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Mojokerto memberikan kain seragam gratis bagi siswa. Siswa hanya diminta untuk menjahitkan kain seragam tersebut. Pihaknya berharap, bantuan seragam gratis itu tetap ada dan bisa segera direalisasikan.

"Kata teman-teman wali murid juga ada bantuan seragam gratis nanti, tapi saya tidak tahu tahun ini ada apa tidak. Semoga saja ada, kalau ada saya tidak perlu membelikan dulu, biar pakai seragam lama, masih banyak juga anak-anak yang makai seragam lama," ucapnya.

Terpisah, Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 8 Kota Mojokerto memastikan, pihaknya tetap memberikan toleransi bagi siswa-siwanya yang masih mengenakan seragam SD saat pembelajaran tatap muka ini. Sebab, sekolah tak ingin memberatkan wali murid jika dipaksa membeli seragam baru.

"Kami tidak masalahkan, tidak apa-apa. Mohon maaf ini pandemi, kita kan tidak mungkin ayo beli seragam. Karena juga ada seragam gratis dari Pemkot," kata Puspa saat dikonfirmasi.

Menurut Puspa, pihak sekolah justru lebih fokus dalam kegiatan PTM pertama kali di tengah penerapan kebijakan PPKM Level 3 ini. Di antaranya yakni menjaga kebersihan siswa, dengan menyiapkan sarana prasarana cuci tangan, penggunaan masker, serta kondisi sekolah yang harus tetap bersih.

Dari 601 siswa di SMPN 8 Kota Mojokerto, kata Puspa, hanya 8 siswanya yang tak diizinkan orang tua untuk mengikuti PTM hari ini. Dikarenakan saat pengisian form google chrome wali murid menyebutkan jika kondisi anak-anaknya sedang. Meski demikian, 8 sisa tersebut tetap mendapatkan materi pembelajaran dengan cara daring.

"Sedikit sekali yang tidak masuk, cuman delapan orang saja. Itu juga karena kurang sehat, kaya pilek. Jadi kami sudah menyiapkan untuk siswa yang tidak mengikuti PTM tetap bisa mengakses pembelajaran secara Daring," tukas Pusp
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3550 seconds (0.1#10.140)