8 Lagu Daerah Populer, dari Masa ke Masa Tetap Enak Didengar

Sabtu, 28 Agustus 2021 - 09:06 WIB
loading...
8 Lagu Daerah Populer,...
Indonesia sangat kaya sumberdaya alam, budaya, kesenian dan lagu-lagu daerah yang ramah di telinga dan populer hingga saat ini. Foto rumah gadang di Sumatera Barat dan honai di Papua. Foto/Dok.SINDOnews/iNews.id
A A A
JAKARTA - Indonesia sangat terkenal sebagai negara yang kaya. Kaya akan sumber daya alam, kesenian dan lagu-lagu daerah yang ramah di telinga dan populer hingga saat ini.

Kepopuleran lagu daerah tersebut bertahan dari masa ke masa. Berikut daftar 8 lagu daerah populer yang berhasil dirangkum tim Litbang MNC Portal Indonesia (MPI).

1. Ampar-Ampar Pisang (Kalimantan Selatan)
Ampar-Ampar Pisang adalah lagu daerah asal Kalimantan Selatan yang menggunakan bahasa Banjar dalam liriknya. Lagu ini diciptakan oleh Hamiedan AC, seorang pencipta lagu asal Kalimantan kelahiran 26 September 1940.

Baca juga: 5 Lagu Ini Paling Sering Dikumandangkan dalam Tiap Peringatan Kemerdekaan RI

Lagu tersebut menceritakan proses pisang diolah menjadi makanan khas, dengan cara dijemur atau diamparkan. Biasanya, Ampar-Ampar Pisang dilantunkan anak-anak saat melakukan sebuah permainan. Liriknya yang sederhana membuat anak-anak dengan mudah menghafal dan mencerna lagu ini.

2. Apuse (Papua)
Lagu daerah populer selanjutnya yang sangat familiar didengar masyarakat adalah Apuse, asal Biak, Papua. Corry Rumiono, adalah seorang penyanyi yang pertama kali mempopulerkan lagu daerah tersebut.

Baca juga: 15 Lagu Indonesia Jadul yang Viral Lagi Gara-Gara TikTok

Apuse bercerita tentang seorang cucu yang berpamitan dengan kakek dan neneknya. Si cucu ingin pergi ke teluk Doreri di wilayah Manokwari.

3. Ayam Den Lapeh (Sumatera Barat)
Ayam Den Lapeh adalah sebuah lagu daerah asal Sumatera Barat, dan diciptakan oleh Nurseha. Banyak pihak menilai, jika lagu daerah yang satu ini cukup unik. Sebab, memiliki musik yang cukup riang padahal mengandung arti yang menyedihkan.

Lagu ini memberikan pesan kepada para pendengarnya untuk selalu menerima sebuah kehilangan dengan tabah dan lapang dada.

4. Bungong Jeumpa (Aceh)
Lagu Bungong Jeumpa kembali dikenal karena dinyanyikan oleh para penari dalam upacara pembukaan Asian Games 2018 di Stadion GBK, Jakarta. Bungong Jeumpa berarti bunga cempaka yang memang dicintai masyarakat Aceh.

Melansir informasi seri budaya Kemendikbud, Bungong Jeumpa sendiri dahulu sangat subur tumbuh di tanah Serambi Mekah. Namun, kini keberadaannya justru sukar ditemui. Sementara itu, jika menilik penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Samudra Bahasa tahun 2018, lagu Bungong Jeumpa juga mengisahkan tentang cantiknya gadis Aceh dengan budi pekertinya yang amat baik.

Oleh karena itu, dalam salah satu liriknya dikatakan ‘Bungong Jempa Bungong Jeumpa, Meugah di Aceh’. Kata ‘Meugah’ di sini digunakan sebagai kalimat yang meninggikan posisi gadis asal Aceh.

5. Jali-Jali (DKI Jakarta)
Selanjutnya, ada lagu daerah asal ibukota Jakarta, Jali-Jali. Lagu ini sudah pasti sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia. Tidak diketahui pasti siapa pencipta asli lagu ini, dan kapan lagu ini diciptakan. Namun, lagu Jali-Jali sudah populer sejak masa kolonial Belanda.

Jali-Jali dipopulerkan oleh seorang pimpinan orkes keroncong, M Sagi sekitar tahun 1942. Lagu daerah ini berisi pantun yang dirangkai dan dipadukan dengan menggunakan musik. Isinya, menghibur seseorang yang sedang berada dalam kondisi sedih.

6. Manuk Dadali (Jawa Barat)
Lagu Manuk Dadali merupakan lagu daerah berbahasa Sunda yang berasal dari Jawa Barat, dan diciptakan oleh Sambas Mangundikarta. Manuk Dadali sendiri berarti Burung Garuda.

Dalam artikel berjudul ‘An Analysis of Moral Values Found in Traditional Song: Manuk Dadali’ yang dipublikasi dalam Seminar Nasional Pendidikan tahun 2019 menyebut, jika lagu ini mengimplementasikan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa besar, pemberani dan dihormati oleh negara-negara lain. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Indonesia juga dikenal hidup saling menyayangi dan rukun.

7. Gundul Pacul (Jawa Tengah)
Gundul Pacul, merupakan lagu anak-anak tradisional asal Jawa Tengah dan DIY. Mengutip informasi yang ada dalam laman resmi Badan Kepegawaian Derah (BKD) DI Yogyakarta, lagu Gundul Pacul merupakan warisan Sunan Kalijaga dan diciptakan sekitar tahun 1400.

Meskipun merupakan lagu anak-anak, namun Gundul Pacul memiliki makna yang sangat dalam.
Dalam situs BKD DIY disebutkan bahwa makna dari lagu ini adalah meskipun seseorang sudah memiliki jabatan atau berposisi sebagai pemimpin, namun ia tidak boleh lupa untuk mengupayakan kesejahteraan rakyatnya.

8. Rek Ayo Rek (Jawa Timur)
Lagu tradisional selanjutnya adalah Rek Ayo Rek asal Jawa Timur ciptaan Is Haryanto. Lagu ini menceritakan tentang seseorang yang mengajak sahabat-sahabatnya untuk mengelilingi kota Surabaya. Maka dari itu, lagu tersebut terkenal dengan lagu persahabatan.

*diolah dari berbagai sumber
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1428 seconds (0.1#10.140)