Covid-19 Bikin Sekarat Pabrik Rokok di Tulungagung
loading...
A
A
A
TULUNGAGUNG - Sejak pandemi Covid-19, sejumlah Perusahaan Rokok (PR) lokal di Kabupaten Tulungagung terus mengalami penurunan produksi. PR Trubus yang berlokasi di Desa Gesikan, Kecamatan Pakel misalnya.
Selain produksinya merosot, di masa pandemi ini penetrasi pasar juga sulit dilakukan. Karenannya meski ditemukan kasus positif Covid-19 di lingkungan buruh, PR di Tulungagung tetap beroperasi.
"Dampaknya (Covid-19) kayak mau sekarat (terhadap perusahaan). Kayak sekarat. Dan kalau orang sekarat alasannya sudah betul betul mentok. Kayak betul betul mati," ujar Direktur Utama PT Trubus Sehat Alami, Purwanto kepada wartawan.
PR Trubus yang memiliki 127 buruh linting rokok merupakan perusahaan milik keluarga. Selain Trubus, keluarga juga memiliki PR Simustika atau PT Cahaya Tiga Saudara Sejati dan PR Margantara.
Ketiga PR yang mempekerjakan cukup banyak buruh linting asal Kota dan Kabupaten Kediri tersebut sama sama berlokasi di Desa Gesikan. Terutama PR Simustika yang berdekatan dengan PR Trubus, telah ditemukan 16 buruh asal Kota Kediri positif Covid-19. Tidak butuh waktu lama terjadi transmisi lokal. Sebanyak 13 orang yang merupakan keluarga dan tetangga buruh rokok, dinyatakan positif tertular.
Dalam waktu yang sama, 30 buruh asal Kabupaten Kediri juga dinyatakan positif Covid-19. Meski sempat berhenti sementara untuk keperluan rapid test massal, pabrik rokok Simustika kembali beroperasi.
Bahkan PR Trubus dan Margantara informasinya juga ditemukan kasus Covid-19 dan tidak berhenti beroperasi. Namun kendati demikian jumlah produksi rokok kretek linting tersebut kian merosot.
Diduga karena imbas banyaknya buruh pabrik rokok yang terinfeksi Covid-19, perusahaan rokok juga kesulitan menjual produk ke masyarakat. "Penurunan 30 persen. Dari 100 bal per hari menjadi 60 bal," terang Purwanto. Meski tetap beroperasi, Purwanto menegaskan perusahaan memberlakukan protokol kesehatan secara ketat di lingkungan pabrik.
Suhu badan setiap buruh yang hendak masuk pabrik dicek dengan thermal gun. Selain itu juga dilakukan penyemprotan desinfektan, menerapkan physical distancing termasuk mengenakan masker selama produksi. "Seribu persen kami belajar menerapkan itu (protokol kesehatan) agar pekerja bisa bekerja dengan tenang, kami sendiri (selaku pelaku usaha) juga tenang," papar Purwanto.
Dalam kesempatan itu Purwanto juga mengatakan pekerja yang masuk kerja saat ini semuanya warga Tulungagung. Sebab pekerja yang berasal dari Kediri masih libur karena acara kupatan. "Semua yang menjalani aktivitas sudah menjalani tes kesehatan dan semuanya dinyatakan sehat," pungkas Purwanto.
Sementara pihak Polres Tulungagung bersama dinas kesehatan dan dinas tenaga kerja sempat mengecek lokasi pabrik rokok. Menurut Kapolres Tulungagung AKBP Eva Guna Pandia, manajemen pabrik sudah menjalankan protokol kesehatan.
Pihak pabrik juga sudah melakukan pemeriksaan kesehatan kepada para pekerja dan hasilnya semua sehat. "Ini bentuk kepedulian kita terhadap penanggulangan Covid-19 di Tulungagung, "ujar Eva Guna Pandia.
Selain produksinya merosot, di masa pandemi ini penetrasi pasar juga sulit dilakukan. Karenannya meski ditemukan kasus positif Covid-19 di lingkungan buruh, PR di Tulungagung tetap beroperasi.
"Dampaknya (Covid-19) kayak mau sekarat (terhadap perusahaan). Kayak sekarat. Dan kalau orang sekarat alasannya sudah betul betul mentok. Kayak betul betul mati," ujar Direktur Utama PT Trubus Sehat Alami, Purwanto kepada wartawan.
PR Trubus yang memiliki 127 buruh linting rokok merupakan perusahaan milik keluarga. Selain Trubus, keluarga juga memiliki PR Simustika atau PT Cahaya Tiga Saudara Sejati dan PR Margantara.
Ketiga PR yang mempekerjakan cukup banyak buruh linting asal Kota dan Kabupaten Kediri tersebut sama sama berlokasi di Desa Gesikan. Terutama PR Simustika yang berdekatan dengan PR Trubus, telah ditemukan 16 buruh asal Kota Kediri positif Covid-19. Tidak butuh waktu lama terjadi transmisi lokal. Sebanyak 13 orang yang merupakan keluarga dan tetangga buruh rokok, dinyatakan positif tertular.
Dalam waktu yang sama, 30 buruh asal Kabupaten Kediri juga dinyatakan positif Covid-19. Meski sempat berhenti sementara untuk keperluan rapid test massal, pabrik rokok Simustika kembali beroperasi.
Bahkan PR Trubus dan Margantara informasinya juga ditemukan kasus Covid-19 dan tidak berhenti beroperasi. Namun kendati demikian jumlah produksi rokok kretek linting tersebut kian merosot.
Diduga karena imbas banyaknya buruh pabrik rokok yang terinfeksi Covid-19, perusahaan rokok juga kesulitan menjual produk ke masyarakat. "Penurunan 30 persen. Dari 100 bal per hari menjadi 60 bal," terang Purwanto. Meski tetap beroperasi, Purwanto menegaskan perusahaan memberlakukan protokol kesehatan secara ketat di lingkungan pabrik.
Suhu badan setiap buruh yang hendak masuk pabrik dicek dengan thermal gun. Selain itu juga dilakukan penyemprotan desinfektan, menerapkan physical distancing termasuk mengenakan masker selama produksi. "Seribu persen kami belajar menerapkan itu (protokol kesehatan) agar pekerja bisa bekerja dengan tenang, kami sendiri (selaku pelaku usaha) juga tenang," papar Purwanto.
Dalam kesempatan itu Purwanto juga mengatakan pekerja yang masuk kerja saat ini semuanya warga Tulungagung. Sebab pekerja yang berasal dari Kediri masih libur karena acara kupatan. "Semua yang menjalani aktivitas sudah menjalani tes kesehatan dan semuanya dinyatakan sehat," pungkas Purwanto.
Sementara pihak Polres Tulungagung bersama dinas kesehatan dan dinas tenaga kerja sempat mengecek lokasi pabrik rokok. Menurut Kapolres Tulungagung AKBP Eva Guna Pandia, manajemen pabrik sudah menjalankan protokol kesehatan.
Pihak pabrik juga sudah melakukan pemeriksaan kesehatan kepada para pekerja dan hasilnya semua sehat. "Ini bentuk kepedulian kita terhadap penanggulangan Covid-19 di Tulungagung, "ujar Eva Guna Pandia.
(msd)