Akibat Pandemi COVID-19, Pengiriman Pekerja Migran dari Jabar Terhambat
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pandemi COVID-19, berdampak serius terhadap pengiriman Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Jawa Barat. Pengiriman PMI dari Jabar, mengalami penurunan cukup signifikan. Selain itu, angka pengangguran terbuka di Jabar tercatat terus meningkat setiap tahunnya.
Menurut Kabid Penempatan, Perluasan, Tenaga kerja dan Transmigrasi, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jabar, Hendra K Sumantri, realisasi pengiriman pekerja migran ke sejumlah negara merosot drastis. Hingga pertengahan 2021, baru tercapai sekitar 7.000 orang.
"Padahal sebelum pandemi COVID-19 bisa mencapai 53.000 orang. Secara peluang sebenarnya masih cukup besar, tapi ini juga terkait kebijakan beberapa negara terhadap masuknya warga negara asing," kata Hendra.
Menurut dia, pihaknya terus menggenjot pekerja migran berkeahlian menyasar sejumlah negara potensial. Seperti Malaysia, Jepang, Taiwan, Arab Saudi, Korea Selatan, Brunei Darussalam, dan lainnya. Mayoritas keahlian yang dibutuhkan adalah tenaga perawat.
Berbagai program terus digencarkan, untuk mengirimkan tenaga kerja berkeahlian ke luar negeri. Apalagi, Pemprov Jabar sendiri menargetkan pengurangan angka pengangguran terbuka yang saat ini sekitar 2,1 juta orang.
"Saat pandemi 2020 lalu, angka pengangguran terbuka di Jabar lebih dari 10 persen. Kami menargetkan bisa ditekan hingga 6,9 persen pada 2023. Berbagai upaya terus kami lakukan untuk menekan naiknya angka pengangguran ini," kata dia.
Menurut Kabid Penempatan, Perluasan, Tenaga kerja dan Transmigrasi, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jabar, Hendra K Sumantri, realisasi pengiriman pekerja migran ke sejumlah negara merosot drastis. Hingga pertengahan 2021, baru tercapai sekitar 7.000 orang.
"Padahal sebelum pandemi COVID-19 bisa mencapai 53.000 orang. Secara peluang sebenarnya masih cukup besar, tapi ini juga terkait kebijakan beberapa negara terhadap masuknya warga negara asing," kata Hendra.
Baca Juga
Menurut dia, pihaknya terus menggenjot pekerja migran berkeahlian menyasar sejumlah negara potensial. Seperti Malaysia, Jepang, Taiwan, Arab Saudi, Korea Selatan, Brunei Darussalam, dan lainnya. Mayoritas keahlian yang dibutuhkan adalah tenaga perawat.
Berbagai program terus digencarkan, untuk mengirimkan tenaga kerja berkeahlian ke luar negeri. Apalagi, Pemprov Jabar sendiri menargetkan pengurangan angka pengangguran terbuka yang saat ini sekitar 2,1 juta orang.
Baca Juga
"Saat pandemi 2020 lalu, angka pengangguran terbuka di Jabar lebih dari 10 persen. Kami menargetkan bisa ditekan hingga 6,9 persen pada 2023. Berbagai upaya terus kami lakukan untuk menekan naiknya angka pengangguran ini," kata dia.