Diduga Penyandang Dana Kelompok Teroris, Manajer Lembaga Zakat Diringkus Densus 88 Saat ke Masjid

Senin, 16 Agustus 2021 - 19:13 WIB
loading...
A A A
Selama tinggal di RT 4, CA dan LF diakui Hariono tidak eksklusif meskipun tampilannya sangat mencolok , yakni mengenakan celana cingkrang dan penutup kepala yang tebal. "Dia juga sering salat berjamaah. Sekitar 2-3 tahun lalu memang sering kumpulannya datang ke rumah kontrakan tersebut, tetap setelah itu sudah tidak pernah lagi," ungkapnya.

Diduga Penyandang Dana Kelompok Teroris, Manajer Lembaga Zakat Diringkus Densus 88 Saat ke Masjid


Saat dikonfirmasi, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol. Gatot Repli Handoko mengakui ada sejumlah penangkapan terhadap terduga anggota kelompok teroris di wilayah Jatim, yang dilakukan oleh Tim Densus 88 Anti Teror .

"Menurut data yang kami terima, di wilayah Jatim, dan Jateng, ada enam orang yang ditangkap. Mereka berasal di Lamongan, Tuban, Surabaya, Sidoarjo, Jombang, dan Malang. Khusus yang dari Jombang, ditangkapnya di Malang, sedangkan yang warga asal Malang, ditangkap di Karanganyar, Jateng," terangnya.

Pengamat terorisme dari FISIP Universitas Brawijaya (UB) Malang, Yusli Effendi menyebutkan, pandemi COVID-19 berdampak besar terhadap gerakan dan penggalangan dana yang dilakukan kelompok teroris .



"Pandemi COVID-19 membuat ruang gerak mereka menjadi sangat terbatas, dan dana yang terkumpul juga sangat terbatas. Mungkin juga akibat jamaahnya mengalami kesulitan ekonomi. Kondisi ini membuat mereka memakai cara-cara lain untuk menggali dana, termasuk melalui penggalangan kotak amal. Yang perlu dicermati aliran dananya bermuara ke mana, sehingga dapat diketahui kelompok gerakannya," terangnya.

Corak gerakannya, menurutnya juga perlu dicermati. Anggota dari Jamaah Anshor Daullah (JAD) , karena pola gerakannya bisa merekrut banyak orang asal bersimpati dengan gerakan yang dibangun. "Selain itu, mereka juga tidak terlalu terlatih dan sering melakukan serangan yang bersifat kecil," terangnya.

Sementara, pola gerakan berbeda dimiliki Jamaah Islamiyah (JI) yang lebih tertutup, tidak sembarangan orang bisa masuk ke dalam jaringan tersebut. "Gerakannya lebih klandestin atau rahasia. Mereka harus melalui proses seleksi ketat, dan antar sel belum tentu saling mengenal. Biasanya mereka merencanakan peristiwa besar, dengan bom yang memiliki daya ledak tinggi," pungkasnya.
(eyt)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4491 seconds (0.1#10.24)