Demi Bertahan Hidup, Pemandu Tamu dan Pegawai Hotel di Bali Banting Setir Jadi Pengrajin Batok Kelapa

Minggu, 15 Agustus 2021 - 23:52 WIB
loading...
Demi Bertahan Hidup, Pemandu Tamu dan Pegawai Hotel di Bali Banting Setir Jadi Pengrajin Batok Kelapa
Tiga sekawan beda profesi ini terpaksa banting stir jadi pengrajin batok kepala demi bertahan hidup di Bali. Foto: iNewsTV/Ketut Catur Kusumaningrat
A A A
DENPASAR - Kehilangan mata pencaharian karena pandemi COVID-19 tiga orang sahabat yang berprofesi sebagai pemandu tamu , pegawai hotel serta driver ojek online di Sukawati Gianyar akhirnya banting stir menjadi pengrajin batok kelapa .

Mereka tidak mau berdiam diri ketika kehilangan pekerjaan akibat mewabahnya pandemi COVID-19. Aktivitas kerajinan batok kelapa ini dilakukan untuk dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari tiga sekawan itu. Ketiganya adalah I Gede Arik Adi Guna (34), Kadek Bagas Septiawan (20) serta I Putu Oka Swardiana (26).



Karena mewabahnya pandemi COVID-19 mengakibatkan lesunya sektor pariwisata saat ini, mereka harus memutar otak untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Mereka akhirnya memilih beralih profesi sebagai pengerajin batok kelapa di Banjar Dangin Jalan, Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar mereka satu persatu mengolah batok kelapa yang semulanya bernilai rendah menjadi barang kerajinan yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi.



Berbekal keterampilan mengukir, mereka mengumpulkan buah kelapa dari sungai di wilayah Desa Guwang Sukawati dan mengolah batok kelapa sebagai produk kerajinan seperti wadah makanan atau minuman.

Kegiatan kerajinan batok kelapa ini baru digeluti oleh tiga sekawan tersebut sejak beberapa minggu ini, dipasarkan melalui platfrom sosial media, kini satu persatu pesanan mulai berdatangan.

Bahkan, saat ini silih berganti pesanan datang dari hotel-hotel maupun perorangan. Per harinya, pengerajin batok kelapa ini bisa menghasilkan sebanyak 15-20 produk per harinya tergantung jenis dan kerumitan pembuatan.



I Gede Arik Adi Guna menyebutkan, untuk satu buah hasil kerajinan dari batok kelapa ini harga dipatok mulai dari 7.000 hingga belasan ribu rupiah. “Tergantung jenis dan ukuran, sedangkan untuk sisa daging kelapa mereka jemur yang kemudian dijual kepada pengepul untuk dijadikan sebagai minyak,” katanya.

Mereka berharap, pandemi COVID-19 ini dapat segera berakhir dan aktivitas pariwisata di Bali dapat segera pulih seperti sedia kala.
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1658 seconds (0.1#10.140)