Baliho Puan For Presiden 2024 di Blitar Dikabarkan Diserang, DPC PDIP: Belum Dapat Info

Sabtu, 14 Agustus 2021 - 12:09 WIB
loading...
Baliho Puan For Presiden 2024 di Blitar Dikabarkan Diserang, DPC PDIP: Belum Dapat Info
Tampak baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang banyak bertebaran di Kota Blitar, Jawa Timur. Foto/SINDOnews/Solichan Arif
A A A
BLITAR - Baliho bergambar Ketua DPR RI Puan Maharani di Kota Blitar, Jawa Timur dikabarkan kembali mendapat serangan aksi vandalisme. Di Jalan Wahidin, Kelurahan Sentul, Kecamatan Kepanjen Kidul. Baliho besar dengan foto Puan serta jargon "Puan Maharani For President 2024" tersebut, dicoreti dengan gambar kurang senonoh.

Baca juga: PDIP Tegaskan Baliho Puan Maharani Tak Terkait Pilpres

Dengan cat warna merah yang sama, di bawah gambar yang kurang terpuji tersebut juga tertulis pesan bernada hujatan. Namun Sabtu pagi (14/8/2021), baliho yang sebelumnya berjarak sekitar 100 meter dari kantor DPC PDIP Kota Blitar sudah diturunkan. Ketua DPC PDIP Kota Blitar Sahrul Alim ketika dikonfirmasi soal kabar itu mengatakan tidak tahu-menahu.

Baca juga: Dahsyat, Dalam 45 Menit Gunung Merapi Semburkan Wedhus Gembel 5 Kali

"Saya malah belum dapat info mas," ujar Sahrul Alim melalui pesan WA Sabtu (14/8/2021). Serangan vandalisme terhadap baliho Puan Maharani di Kota Blitar bukan pertama kali. Belum lama serangan senada juga terjadi di Kota Blitar. Ketidaksukaan terhadap baliho Puan juga terjadi di wilayah Kota Surabaya.

Baliho-baliho yang dicoreti dengan gaya cat semprot itu, langsung diturunkan. PDIP juga membawa serangan vandalisme tersebut ke ranah hukum dengan melapor ke kepolisian.

Di Kota Blitar. Sejumlah baliho Puan Maharani yang terpasang, termasuk yang diserang vandalisme hampir selalu disertai foto seorang laki-laki dengan identitas "Budi Ompong".

Sahrul mengatakan, DPC tidak pernah mendapat instruksi untuk memasang baliho. Munculnya baliho Puan Maharani di Kota Blitar, diakui Sahrul inisiatif personal kader partai. Termasuk penurunan baliho yang kabarnya mendapat serangan vandalisme tersebut. Sahrul juga menegaskan tidak ada kaitan dengan DPC. "Kami dari DPC tidak ada instruksi untuk pasang baliho," kata Sahrul.

Sementara menanggapi kabar serangan vandalisme baliho Puan Maharani di Kota Blitar, aktivis anti korupsi Blitar Moh Trijanto mengatakan, pertanda rakyat memang lebih suka bansos daripada baliho. Apalagi tidak jauh dari berdirinya baliho Puan Maharani, adalah lokasi parkir makam Bung Karno (PIPP).

Banyak tukang becak wisata serta pedagang kecil di sekitar makam yang terdampak pandemi COVID-19. Sejak berlaku PPKM Darurat yang diikuti penutupan lokasi wisata makam Bung Karno, kata Trijanto mereka semakin sulit mencari penghasilan.

"Kalau itu benar, pertanda rakyat lebih menyukai bansos daripada baliho. Dan daripada buat belanja baliho, mending dibelikan sembako lalu dibagikan untuk yang membutuhkan," ujar Trijanto.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, biaya untuk pembuatan sekaligus pemasangan satu baliho dengan memakai rangka kayu sebesar Rp2 juta. Sedangkan biaya baliho untuk dipasang di kerangka besi papan bilboard Rp1 juta.

Pemasang baliho masih membayar biaya sewa sekitar Rp3 juta per bulan. Yang paling mahal tarif sewa baliho bermodel bando (di tengah jalan), yakni Rp10 juta per bulan. Di kota Blitar, baliho Ketua DPR RI Puan Maharani bertebaran di mana-mana.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1202 seconds (0.1#10.140)