Jangan Jadikan Anak Kami Percobaan…

Jum'at, 29 Mei 2020 - 09:27 WIB
loading...
A A A
Dia lalu mengajukan banyak pertanyaan lain: Bagaimana membuat anak-anak bisa memakai masker di sepanjang waktu di sekolah? Bisakah kita menjamin anak-anak akan mengganti masker kainnya setelah 4 jam pemakaian atau saat kotor/basah karena keringat atau air?

Bisakah kita benar-benar percaya bahwa anak-anak tidak akan mengucek mata atau memegang hidung dan mulutnya selama di sekolah?(Baca juga : Korban Corona Berjatuhan, Fasilitas Kesehatan Brasil Terancam Lumpuh )

Bisakah anak-anak tetap menjaga jarak minimal 1,5 meter bahkan saat jam istirahat dan pulang sekolah, apalagi jika anak sangat aktif bergerak atau excited karena lama tidak bertemu satu sama lain?

Direktur Eksekutif Center for Education Regulations and Development Analysis (CERDAS) Indra Charismiadji mengatakan, pada dasarnya kedua petisi tersebut digagas oleh masyarakat karena tiga hal. Pertama adalah masyarakat menilai selama tiga bulan pembelajaran di rumah secara daring ini konsepnya tidak jelas. Alasan kedua adalah ekonomi. Alasan ketiga adalah karena kesehatan di mana masyarakat tidak yakin virus corona ini sudah terkendali.

Indra menjelaskan, jika dia menjabat menteri pendidikan saat ini maka yang akan dia lakukan adalah memperbagus sistem pendidikan jarak jauh daring atau pembelajaran online. Apalagi mendikbud saat ini memiliki rekam jejak baik di bidang teknologi maka pasti sistem pembelajaran online yang efektif akan bisa dikuasai. “Selain itu juga harus ada pendampingan bagi orangtua dan guru agar pendidikan jarak jauh ini efektif,” katanya kemarin.

Indra melanjutkan, jika memang tahun ajaran baru dimulai Juli nanti maka menurutnya pendidikan jarak jauh tetap harus diterapkan. Namun pemerintah mulai dari sekarang sudah harus bergerak cepat untuk memperbaiki konsep pembelajaran daring ini agar Juli tahun ajaran baru dimulai namun tetap sekolahnya tidak menggunakan sistem tatap muka.

Dia melanjutkan, Kemendikbud juga harus melatih para guru untuk menguasai pembelajaran daring ini. sebab, ujarnya, problem saat ini adalah guru-guru masih belum mengerti sistem pembelajaran berbasis teknologi ini dan juga pedagogiknya. Dia berharap guru jangan dilepas begitu saja namun harus ada persiapan yang cukup kepada guru untuk menguasai pembelajaran berbasis online ini.

Sebelumnya, Mendikbud Nadiem Makarim sudah menegaskan bahwa tahun ajaran baru belum tentu dimulai pada bulan Juni 2020. Hal itu disampaikan Nadiem saat melakukan rapat kerja virtual dengan Komisi X DPR RI, Jumat (22/5/2020). "Mohon menunggu dan saya belum bisa memberikan pernyataan apapun untuk keputusan itu. Karena dipusatkan di Gugus Tugas. Mohon kesabaran. Kalau ada hoaks-hoaks dan apa sampai akhir tahun, itu tidak benar," katanya.(Baca juga : Lima Karyawan Reaktif Corona, Swalayan di Grobogan Tutup Sementara )

Plt Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad mengatakan, kepastian akan adanya pembukaan kembali sekolah pada 15 Juni itu akan diumumkan langsung oleh Mendikbud Nadiem Makarim maksimal dua pekan mendatang. "Menunggu pengumuman langsung oleh Pak Menteri dalam 1-2 minggu kedepan," katanya. (Neneng Zubaidah)
(nun)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2110 seconds (0.1#10.140)