Jangan Jadikan Anak Kami Percobaan…

Jum'at, 29 Mei 2020 - 09:27 WIB
loading...
“Jangan Jadikan Anak Kami Percobaan…”
Seorang siswa sekolah dasar di Terong, Dlingo, Bantul tengah mengerjakan tugas yang diberikan guru saat pemberlakukan kebijakan belajar di rumah akibat pandemi Corona. Foto: SINDOnews/Ainun Najib
A A A
Wacana sekolah masuk lagi membuat banyak orang tua khawatir. Pemerintah diminta tidak mengorbankan anak dengan kebijakan sembrono.

“Anak saya usia 9 tahun dan dia mengidap penyakit autoimun, sama seperti ayahnya. Keluarga saya termasuk golongan rawan terpapar COVID-19. Dengan wacana masuk sekolah pada Juli, jujur saya khawatir anak dan suami saya akan sakit…”

Kalimat ini ditulis seorang ibu muda bernama Fanny Yudita. Dia mengungkapkan kerisauannya ini saat menandatangani petisi di Change.Org kemarin.(Baca juga : Waduh, Dua Pedagang dan Satu Kuli Pasar Terpapar Corona )

Fanny salah satu dari puluhan ribu orang tua yang mendadak panik setelah mengetahui rencana pemerintah yang akan membuka kembali sekolah dalam waktu dekat. Rencana pemerintah ini bagian dari penerapan era new normal di mana fasilitas publik yang selama ini ditutup akibat pandemik, kembali akan dioperasikan.

Hampir seluruh orang tua yang menandatangani petisi tersebut memiliki kegalauan yang sama. Desakan agar pemerintah menunda pembukaan sekolah deras mengalir. Hingga pukul 19.00 WIB tadi malam, petisi bertajuk “Tunda Sekolah Selama Pandemi” tersebut sudah ditandatangani lebih 50.000 orang. Petisi mulai digalang sejak Rabu (27/5). Selain itu, ada juga petisi di laman yang sama, bertajuk “Tunda untuk Tahun Ajaran Baru Sekolah Selama Pandemi Corona”. Hingga tadi malam petisi ini sudah ditandatangani 34.000 orang.

Khawatir, gelisah dan panik. Inilah gambaran perasaan orang tua, terutama ibu-ibu dalam sepekan terakhir ini. Membuka sekolah di saat pandemi masih berlangsung dan grafik pasien baru di Indonesia masih tinggi dinilai kebijakan yang keliru. Bagi orang tua murid, sekolah sangat penting, namun jauh di atas semua itu adalah keselamatan jiwa anak.

Seorang ibu Anindita Ismiwarhani menulis komentar dengan nada gusar. “Anak-anak kami ini kami perjuangkan keberadaannya ke dunia dengan taruhan nyawa. Kami besarkan dengan perjuangan penuh darah, keringat dan air mata, jangan korbankan mereka dengan percobaan dengan kebijakan sembrono…”

Watiek Ideo adalah ibu seorang anak yang pertama kali menulis petisi “Tunda Sekolah Selama Pandemi” yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo.( )

Di menuliskan keresahannya sambil memajang foto suasana kelas di Jeonmin High School, Daejeon, Korea Selatan. Para siswa usia remaja terlihat melakukan protokol kesehatan yang ketat, masing-masing tempat duduk diberi papan plastik untuk physical distancing.

Dia bertanya, relakah kita mengizinkan anak-anak masuk sekolah dengan kondisi seperti itu? Padahal, kata dia, saat lebaran saja masih banyak yang melanggar protokol kesehatan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1323 seconds (0.1#10.140)