Dikeluarkan dari SD NGS Tanpa Disertai Nilai Ujian dan Dapodik, Bocah SD di Medan Ditolak di 4 Sekolah

Senin, 09 Agustus 2021 - 14:33 WIB
loading...
Dikeluarkan dari SD...
Andrew Caviezel Sinaga Caesar (8), tidak lagi sekolah seperti anak lainnya. Sudah empat sekolah di Kota Medan menolak menerimanya sebagai siswa baru. Foto SINDOnews
A A A
MEDAN - Andrew Caviezel Sinaga Caesar (8), tidak lagi sekolah seperti anak lainnya. Sudah empat sekolah di Kota Medan menolak menerimanya sebagai siswa baru. Caesar ditolak karena tidak ada nilai ujian dan data pokok pendidikan (dapodik) dari Sekolah Dasar (SD) Northern Green School (NGS), sekolah yang mengeluarkannya. Untuk sementara, Caesar kini terpaksa numpang belajar di SD Budi Murni Medan yang prihatin melihat Caesar. Itu pun dengan status menumpang belajar.

Lucy Nancy Florida (37), orang tua Caesar mengakui, anaknya diperlalukan tidak adil karena dikeluarkan sepihak dari SD NGS yang beralamat di jalan Babura Lama, Kecamatan Medan Baru, Medan.

Lucy membeberkan, kejadian yang menimpa anaknya bermula pada 22 Maret 2019 lalu, dimana Caesar yang ketika itu duduk di bangku kelas dua SD NGS, saat pelajaran musik, dipukul oleh teman satu kelasnya bernama Hamed, anak WNA asal Iran.

Selaku orang tua, Lucy keberatan atas kejadian ini. Lalu dirinya mendatangi sekolah untuk melihat CCTV. Berdasarkan rekaman CCTV, ternyata benar anaknya menjadi korban pemukulan, hingga akhirnya Lucy komplain ke sekolah agar diberi rekaman CCTV terkait kejadian tersebut, sekaligus kronologi kejadian secara tertulis.

Namun, pihak sekolah tidak memberikan keduanya. “Pihak sekolah menjatuhkan hukuman skorsing kepada Hamed yang telah memukul Caesar selama 1 minggu, mulai 25 hingga 30 Maret 2019,” ujar Lucy, Minggu (8/8/2021).

Ironisnya, lanjut dia, setelah 8 bulan berlalu bahkan hubungan pertemanan antara Hamed dan Caesar juga sudah membaik, pada 14 November 2019, keluar surat yayasan yang ditujukan kepada kepala sekolah agar mengeluarkan Caesar dari sekolah NGS.

Berdasarkan informasi yang diterima Lucy dari pihak sekolah, ternyata alasan pemberhentian anaknya merupakan buntut dari skorsing yang diberikan sekolah selama satu minggu kepada Hamed atas kejadian pemukulan di bulan Maret 2019. Orang tua Hamed komplain kepada Yayasan Darma Anugrah yang mengelola sekolah NGS hingga yayasan menegur pihak sekolah.

Meski awalnya keberatan, Lucy akhirnya menerima anaknya dikeluarkan. Namun dirinya meminta dibereskan segala urusan administrasi kepindahan anaknya ke sekolah lain diurus pihak sekolah NGS sebab pihak sekolah yang telah meminta anaknya pindah, bukan dirinya.

Namun, pihak SD NGS hanya mengeluarkan tiga surat yang ternyata tidak penting untuk dibawa mendaftar ke sekolah baru. Salah satu surat yang diberikan sekolah isinya agar orang tua membuat permohonan pindah yang tentunya tidak disetujui orang tua, karena Caesar dikeluarkan dari sekolah bukanlah keinginan orang tuanya.

Sementara itu, nilai ujian serta dapodik Caesar sebagai syarat masuk ke sekolah baru tidak diberikan SD SGS. “Padahal setelah dikeluarkan pada 31 Januari 2020 SD NGS sempat memanggil Caesar untuk mengikuti ujian semester ganjil,” ungkapnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1589 seconds (0.1#10.140)