Diterjang Pandemi COVID-19, Pekerja Seni Menangis di Tepi Jalan Tak Kuat Bayar Utang
loading...
A
A
A
BOYOLALI - Badai pandemi COVID-19 membuat pekerja seni di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mulai kelimpungan. Dua tahun mereka tak dapat bekerja, dehingga kehilangan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam kondisi keterpurukan dan keputusasaan tersebut, sejumlah pekerja seni nekad menjual perlengkapan kerjanya untuk membayar angsuran bank, dan memenuhi kebutuhan hidup.
Bahkan untuk melampiaskan kekesalannya, salah satu pelaku jasa video shooting membanting kameranya hingga rusak. Aksi itu dilakukan Wayoko. Dia membanting kameranya di pinggir jalan dekat Bandara Adi Soemarmo.
Tidak hanya itu, ia juga menangis meraung-raung meratapi nasibnya yang sudah dua tahun tidak mendapatkan penghasilan karena tidak bekerja akibat pandemi COVID-19 , sedangkan kameranya dijual tidak laku.
Selain Wayoko, turut pula pelaku seni lainnya ikut aksi jualan pelengkapan kerjanya. Seperti dalang, dan perias manten, mereka mengaku sudah putus asa dan tidak kuat menjalani kondisi seperti sekarang ini, karena sejak pandemi sudah tidak pentas lagi.
Dalam menjual perlengkapan kerjanya, para pelaku seni juga memasang berbagai poster yang salah satunya bertuliskan "Dijual untuk Memenuhi Kebutuhan Hidup". Wayoko mengaku, bahwa usahanya tersebut dahulunya mendapat pinjaman dari bank .
"Karena terdampak pandemi COVID-19 , kami tidak bisa mengangsur cicilan di bank. Kami berniat menjualnya di pinggir jalan, karena ramai banyak kendaraan yang lewat. Kalau dijual lewat media sosial tidak laku," terangnya.
Dalam kondisi keterpurukan dan keputusasaan tersebut, sejumlah pekerja seni nekad menjual perlengkapan kerjanya untuk membayar angsuran bank, dan memenuhi kebutuhan hidup.
Bahkan untuk melampiaskan kekesalannya, salah satu pelaku jasa video shooting membanting kameranya hingga rusak. Aksi itu dilakukan Wayoko. Dia membanting kameranya di pinggir jalan dekat Bandara Adi Soemarmo.
Baca Juga
Tidak hanya itu, ia juga menangis meraung-raung meratapi nasibnya yang sudah dua tahun tidak mendapatkan penghasilan karena tidak bekerja akibat pandemi COVID-19 , sedangkan kameranya dijual tidak laku.
Selain Wayoko, turut pula pelaku seni lainnya ikut aksi jualan pelengkapan kerjanya. Seperti dalang, dan perias manten, mereka mengaku sudah putus asa dan tidak kuat menjalani kondisi seperti sekarang ini, karena sejak pandemi sudah tidak pentas lagi.
Dalam menjual perlengkapan kerjanya, para pelaku seni juga memasang berbagai poster yang salah satunya bertuliskan "Dijual untuk Memenuhi Kebutuhan Hidup". Wayoko mengaku, bahwa usahanya tersebut dahulunya mendapat pinjaman dari bank .
"Karena terdampak pandemi COVID-19 , kami tidak bisa mengangsur cicilan di bank. Kami berniat menjualnya di pinggir jalan, karena ramai banyak kendaraan yang lewat. Kalau dijual lewat media sosial tidak laku," terangnya.
(eyt)