Gagal Meracuni Sawunggaling, Belanda Murka dan Rakyat Surabaya Digilas
loading...
A
A
A
Justru yang banyak terlihat para petinggi Kompeni. Termasuk Kapitan Komisaris Pieter Speelman, juga hadir. Kemenakan Gubernur Jendral Belanda Cornelis Speelman tersebut, ditunjuk sebagai wakil Kompeni dari Batavia.
Saat membaui sloki anggur di tangannya. Sawunggaling mencium aroma ganjil yang menyengat. Sawunggaling seketika meradang. Van Hoogendorf dihardiknya dengan suara menggelegar. "Van Hoogendorf, kurang ajar, kamu licik!. Bila engkau benar-benar laki-laki minumlah sloki ini!, " hardik Sawunggaling seperti dikisahkan Febricus Indri.
Wajah Hoogendorf mendadak pucat. Ia tidak menyangka rencana liciknya terbongkar. Sloki berisi minuman keras di tangan Sawunggaling memang sudah ia campuri racun arsenik. Racun dengan kadar paling tinggi. Bahkan hanya mencicipi saja, akibatnya bisa fatal.
Suasana di ruangan sontak hening. Tidak ada lagi orang bernyanyi-nyanyi. Semuanya terdiam. Hoogendorf tiba-tiba lari ke dalam ruangan lain, dan saat kembali tangannya mengacungkan pistol ke arah Sawunggaling. Sawunggaling tidak gentar.
Adipati Surabaya itu mencabut sebilah keris . Pada saat itulah pistol di tangan Hoogendorf menyalak. Timah panas melesat arah dada Sawunggaling. Namun tiba-tiba sesosok bayangan berkelebat melindunginya.
Bayangan itu adalah Van Jannsen, perwira Kompeni Belanda. Jannsen adalah sahabat Sawunggaling karena hidupnya pernah diselamatkan (Sawunggaling). Jannsen tewas seketika dengan peluru merobek jantungnya .
Sawunggaling selamat. Dengan amarah, keris ditangannya meliuk cepat menikam dada Hoogendorf. Kompeni Belanda penyebab kematian Jayengrono tersebut ambruk, dan tewas seketika. Para prajurit Kompeni masih tertegun dengan insiden yang terjadi.
Saat membaui sloki anggur di tangannya. Sawunggaling mencium aroma ganjil yang menyengat. Sawunggaling seketika meradang. Van Hoogendorf dihardiknya dengan suara menggelegar. "Van Hoogendorf, kurang ajar, kamu licik!. Bila engkau benar-benar laki-laki minumlah sloki ini!, " hardik Sawunggaling seperti dikisahkan Febricus Indri.
Wajah Hoogendorf mendadak pucat. Ia tidak menyangka rencana liciknya terbongkar. Sloki berisi minuman keras di tangan Sawunggaling memang sudah ia campuri racun arsenik. Racun dengan kadar paling tinggi. Bahkan hanya mencicipi saja, akibatnya bisa fatal.
Suasana di ruangan sontak hening. Tidak ada lagi orang bernyanyi-nyanyi. Semuanya terdiam. Hoogendorf tiba-tiba lari ke dalam ruangan lain, dan saat kembali tangannya mengacungkan pistol ke arah Sawunggaling. Sawunggaling tidak gentar.
Adipati Surabaya itu mencabut sebilah keris . Pada saat itulah pistol di tangan Hoogendorf menyalak. Timah panas melesat arah dada Sawunggaling. Namun tiba-tiba sesosok bayangan berkelebat melindunginya.
Bayangan itu adalah Van Jannsen, perwira Kompeni Belanda. Jannsen adalah sahabat Sawunggaling karena hidupnya pernah diselamatkan (Sawunggaling). Jannsen tewas seketika dengan peluru merobek jantungnya .
Sawunggaling selamat. Dengan amarah, keris ditangannya meliuk cepat menikam dada Hoogendorf. Kompeni Belanda penyebab kematian Jayengrono tersebut ambruk, dan tewas seketika. Para prajurit Kompeni masih tertegun dengan insiden yang terjadi.