Korban Corona Berjatuhan, Fasilitas Kesehatan Brasil Terancam Lumpuh

Kamis, 28 Mei 2020 - 10:46 WIB
loading...
A A A
Brasil memang menjadi negara terbesar di Amerika Latin yang menjadi pusat wabah virus corona. Meskipun jumlah kasus virus corona sangat tinggi, pemerintahan Presiden Brasil Jair Bolsonaro tetap tidak peduli. Dia tetap menyerang kebijakan lockdown yang diimplementasikan beberapa gubernur untuk menangkal penyebaran virus korona. Dia tetap meminta pengusaha membuka bisnis mereka. “Pengangguran, kemiskinan, dan kemalangan adalah masa depan bagi mereka yang mendurung tirani isolasi total,” kata Bolsonaro dilansir Reuters.

Sementara itu, Wakil Presiden Brasil Hamilton Mourao juga sudah menjalani isolasi karena terinfeksi virus korona. Itu terjadi setelah seorang pegawai negeri yang berada di dekatnya ternyata terinfeksi virus korona. Mourao, 66, tidak menjalankan tugas kenegaraan. Beberapa menteri pada kabinet Bolsonaro juga menjalani tes COVID-19 setelah beberapa pejabatnya juga dilaporkan terinfeksi.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Brasil Nelson Teich mengundurkan diri kurang dari sebulan menyusul ketidaksepakatan atas cara pemerintah menangani eskalasi krisis virus corona di negara itu. Teich mengkritik dekrit dikeluarkan Presiden Bolsonaro yang membolehkan pusat kebugaran dan salon kecantikan dibuka kembali.

Namun, Nelson Teich tidak memberikan alasan pengunduran dirinya saat konferensi pers. Pendahulunya dipecat setelah menyatakan tidak setuju dengan Bolsonaro.

Presiden Bolsonaro yang berhaluan ekstrem kanan itu terus menentang langkah-langkah pembatasan. Dia meremehkan virus korona, menyebutnya “hanya flu ringan”, dan mengatakan bahwa penyebaran COVID-19 tidak terhindarkan. Sikapnya itu telah menuai kritik dari komunitas internasional.

“Saya berterima kasih kepada Presiden Bolsonaro karena memberinya kesempatan untuk melayani sebagai menteri dan memuji petugas layanan kesehatan,” katanya.

Namun, dia telah berselisih dengan presiden mengenai beberapa aspek terkait langkah pemerintah dalam menghadapi epidemi yang semakin meningkat. (Andika H Mustaqim)
(nun)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2261 seconds (0.1#10.140)