Tangis Bahagia Pecah, Berusia 102 Tahun Sudjijah Sembuh Dari COVID-19, Ini Resepnya
loading...
A
A
A
PURWOKERTO - Tangis bahagia tertumpah dari sanak keluarga Sudjijah. Nenek yang sudah berusia 102 tahun tersebut, berhasil sembuh dari COVID-19 , dengan menjalani isolasi mandiri di rumahnya.
Kini, nenek yang memiliki 10 orang anak, 25 orang cucu, 24 cicit, dan satu canggah ini, kondisinya sehat kembali, dan sudah tidak memerlukan lagi bantuan oksigen karena saturasinya sudah kembali normal yaitu di atas 95.
Nenek Sudjijah menjalani isolasi mandiri di rumah sendiri yaitu di Jalan Sultan Agung No. 164, Kelurahan Teluk, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Nenek kelahiran 19 September 1919 ini, saat menjalani isolasi mandiri tidak ada perawatan khusus dan hanya mendapatkan perawatan sekali dalam sehari oleh perawat rumah sakit.
Menurut Bambang Widodo atau Dodit salah satu anak dari Sudjijah, saat menjalani isolasi mandiri ibunya ini tidak terlalu sulit untuk makan, dan makan seperti biasa seperti saat belum terpapar COVID-19 . Dodit menambahkan, jika ia dan keluarganya selalu menjaga ibunya yang sudah berusia di atas 100 tahun ini dengan selalu menyediakan oksigen.
"Saat ibu isoman , untuk menjaga kondisi ibu, kami selalu menyiapkan oksigen di rumahnya dan bersikap tidak panik, serta selalu membujuk ibunya agar mau makan dengan teratur," ujar Dodit.
Uniknya, saat membujuk agar mau makan, pihak keluarga selalu menambah dengan kata-kata disuruh dokter untuk makan agar Sudjijah mau makan. "Kami selalu membawa nama dokter yang dikenal ibu kami agar mau makan. Misalnya saya bilang agar ibu makan karena disuruh dokter Gembong, dan dokter Rosa yang merupakan dokter keluarga," jelas Dodit.
Saat awal dinyatakan terkena COVID-19 , Sudjijah menolak untuk dipasang selang oksigen. Namun setelah dibujuk dengan menggunakan nama dokter keluarga tersebut, nenek Sudjijah mau untuk dipasangi selang oksigen.
Dengan kondisi usia 102 tahun yang tidak ada komorbid , Sudjijah ini menjadi cepat sembuh dengan didukung semangat dari anak-anak dan cucu serta cicit. Dalam sakitnya, Sudjijah juga selalu melakukan ibadah secara rutin dari atas ranjang tidurnya. Kini Sudjijah bahkan sudah bisa berjalan ke kamar mandi setelah kondisinya pulih kembali.
Menurut pihak keluarga, resep panjang umur Sudjijah adalah pola makan yang selalu terjaga dan tidak berlebihan-lebihan. Meskipun sudah satu abad lebih, Sudjijah masih tampak sehat , meskipun penglihatannya memang sedikit kabur. Ketika masih muda Sudjijah juga rutin olahraga, seperti jalan-jalan ke sawah setelah salat subuh, dan dilanjutkan meminum susu dicampur dengan madu.
Hingga kini kebiasaan minum susu dan madu setiap pagi, juga ditambah rutin memakan telur rebus, masih dilakukan. Setelah minum susu madu, barulah pada pukul 10.00 WIB makan nasi dan lauk pauk. Semasa mudanya dulu, Sudjijah juga aktif memainkan alat musik gamelan.
Kini, nenek yang memiliki 10 orang anak, 25 orang cucu, 24 cicit, dan satu canggah ini, kondisinya sehat kembali, dan sudah tidak memerlukan lagi bantuan oksigen karena saturasinya sudah kembali normal yaitu di atas 95.
Nenek Sudjijah menjalani isolasi mandiri di rumah sendiri yaitu di Jalan Sultan Agung No. 164, Kelurahan Teluk, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Nenek kelahiran 19 September 1919 ini, saat menjalani isolasi mandiri tidak ada perawatan khusus dan hanya mendapatkan perawatan sekali dalam sehari oleh perawat rumah sakit.
Menurut Bambang Widodo atau Dodit salah satu anak dari Sudjijah, saat menjalani isolasi mandiri ibunya ini tidak terlalu sulit untuk makan, dan makan seperti biasa seperti saat belum terpapar COVID-19 . Dodit menambahkan, jika ia dan keluarganya selalu menjaga ibunya yang sudah berusia di atas 100 tahun ini dengan selalu menyediakan oksigen.
"Saat ibu isoman , untuk menjaga kondisi ibu, kami selalu menyiapkan oksigen di rumahnya dan bersikap tidak panik, serta selalu membujuk ibunya agar mau makan dengan teratur," ujar Dodit.
Uniknya, saat membujuk agar mau makan, pihak keluarga selalu menambah dengan kata-kata disuruh dokter untuk makan agar Sudjijah mau makan. "Kami selalu membawa nama dokter yang dikenal ibu kami agar mau makan. Misalnya saya bilang agar ibu makan karena disuruh dokter Gembong, dan dokter Rosa yang merupakan dokter keluarga," jelas Dodit.
Saat awal dinyatakan terkena COVID-19 , Sudjijah menolak untuk dipasang selang oksigen. Namun setelah dibujuk dengan menggunakan nama dokter keluarga tersebut, nenek Sudjijah mau untuk dipasangi selang oksigen.
Dengan kondisi usia 102 tahun yang tidak ada komorbid , Sudjijah ini menjadi cepat sembuh dengan didukung semangat dari anak-anak dan cucu serta cicit. Dalam sakitnya, Sudjijah juga selalu melakukan ibadah secara rutin dari atas ranjang tidurnya. Kini Sudjijah bahkan sudah bisa berjalan ke kamar mandi setelah kondisinya pulih kembali.
Menurut pihak keluarga, resep panjang umur Sudjijah adalah pola makan yang selalu terjaga dan tidak berlebihan-lebihan. Meskipun sudah satu abad lebih, Sudjijah masih tampak sehat , meskipun penglihatannya memang sedikit kabur. Ketika masih muda Sudjijah juga rutin olahraga, seperti jalan-jalan ke sawah setelah salat subuh, dan dilanjutkan meminum susu dicampur dengan madu.
Hingga kini kebiasaan minum susu dan madu setiap pagi, juga ditambah rutin memakan telur rebus, masih dilakukan. Setelah minum susu madu, barulah pada pukul 10.00 WIB makan nasi dan lauk pauk. Semasa mudanya dulu, Sudjijah juga aktif memainkan alat musik gamelan.
(eyt)