Pemkot Makassar Pertimbangkan Undur Pembelajaran Tatap Muka

Selasa, 06 Juli 2021 - 09:30 WIB
loading...
Pemkot Makassar Pertimbangkan...
Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar tengah mempertimbangkan kembali mengundur pembelajaran tatap muka (PTM). Foto: Dok/SINDOnews
A A A
MAKASSAR - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar tengah mempertimbangkan kembali mengundur pembelajaran tatap muka (PTM) yang awalnya direncanakan bakal digelar pada Juli ini. Alasannya, kasus positif Covid-19 yang terus meningkat.

Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar , Amalia Malik mengaku realisasi PTM masih perlu banyak pertimbangan. Rencananya, rapat membahas hal tersebut akan dilakukan usai pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB ).

"Jadi terkait dengan rencana tatap muka akan dirapatkan nanti dengan Pak Wali dulu. Kita akan rapat begitu PPDB sudah selesai," terang Amalia.

Disdik sendiri telah mengupayakan sejumlah langkah untuk memastikan sekolah tatap muka dapat dilangsungkan Juli ini. Seperti penyediaan GeNose dan testing PCR untuk screening sekolah, hingga bekerja sama dengan Damkar untuk melakukan penyemprotan disinfektan pada 808 sekolah SD-SMP di Kota Makassar.



Sementara itu, Wali Kota Makassar , Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto mengaku akan tetap bersikap normatif dengan mengikuti keputusan Pemprov Sulsel jika rencana perpanjangan tersebut dilakukan.

"Makassar, prinsipnya siap, cuma kan kita selalu tegak lurus dengan aturan-aturan di atas, termasuk kita melihat ada surat dari Bapak Plt Gubernur," ujar Danny.

Selain itu, Makassar juga masih harus menghadapi risiko yang tinggi dengan banyaknya kasus Covid-19 impor yang terjadi. Kasus positif Covid-19 ikut mempengaruhi kebijakan, termasuk pelaksanaan PTM.



"Performa komulatif, sehingga, itu juga memengaruhi keputusan kita untuk PTM karena semua orang dirawat di Makassar, risiko di Makassar lebih tinggi, jadi PTM harus di tunda," katanya.

Danny berencana mengusulkan agar penanganan Covid-19 disebar ke berbagai daerah.

"Misal di Utara itu di Parepare, cukup bagus rumah sakit umumnya. Rayon Timur itu di Bone dan rayon Selatan itu di Bantaeng, misalnya. Nanti kalau ada yang perlu dirujuk ke Makassar, Makassar siap. Karena kalau ditumpukkan di satu tempat, takutnya nanti status itu membuat Makassar jadi status merah," tutur Danny.

(agn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2679 seconds (0.1#10.140)