Vaksinasi Lansia di Cimahi Baru 28%, Masyarakat Diminta Bantu Edukasi Positif
loading...
A
A
A
CIMAHI - Pemkot Cimahi terus melakukan vaksinasi kepada kalangan lansia sebagai upaya untuk menekan penularan COVID-19.
Pasalnya, saat ini lansia menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan vaksinasi karena mereka termasuk kelompok yang rentan tertular.
"Vaksinasi terhadap lansia hasilnya belum optimal, padahal mereka salah satu yang rentan tertular. Makanya kita terus gencarkan menyasar mereka," kata Plt Wali Kota Cimahi Ngatiyana usai membuka gebyar vaksinasi bagi Lansia, di Kantor Kecamatan Cimahi Tengah, Senin (17/5/2021).
Diakuinya, sejak program vaksinasi pertama kali digelar pada 17 Februari 2021 lalu, dibandingkan target sasaran yang lain, untuk lansia progresnya terbilang lambat.
Capaiannya hingga kini baru sekitar 28% dari sekitar 54.000 lansia, sehingga diperlukan upaya percepatan dalam pelaksanaannya.
Hal tersebut dimungkinkan dengan adanya kerja sama berbagai pihak. Guna menggerakkan para lansia agar mau divaksin di fasilitas kesehatan.
"Kita tidak bisa berjalan sendiri juga, harus ada dukungan dari semua elemen serta kesadaran dari para lansianya," kata dia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi dr Pratiwi mengimbau, kepada OPD selaku pembina wilayah, Camat, Lurah dan Tim Penggerak PKK, untuk aktif mendorong para lansia agar datang ke fasilitas kesehatan guna mendapatkan vaksinasi COVID-19. Gebyar vaksin lansia kali ini dilaksanakan di tiap-tiap Kelurahan, sekolah dan Puskesmas.
Baca juga: Hari Pertama Masuk, ASN KBB Bekerja Normal dan Halal Bihalal Secara Virtual
Gebyar vaksinasi COVID-19 ini juga memberikan kesempatan bagi masyarakat yang non lansia atau usia 18-59 untuk ikut disuntikan vaksin.
Syaratnya harus membawa dua orang Lansia ke lokasi vaksinasi. Syarat lainnya hanya cukup membawa KTP dan nomor telepon aktif.
Baca juga: Arus Balik Pemudik Lebaran, 27.194 Kendaraan Dipaksa Putar Balik di Jabar
"Kita berikan vaksin gratis untuk 1 orang pendamping yang membawa 2 orang Lansia. Hingga kini masih ada sekitar 2% Lansia yang masih enggan diberikan vaksin dengan berbagai alasan. Seperti tidak diizinkan anaknya hingga membaca informasi hoax seputar vaksinasi," pungkasnya.
Pasalnya, saat ini lansia menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan vaksinasi karena mereka termasuk kelompok yang rentan tertular.
"Vaksinasi terhadap lansia hasilnya belum optimal, padahal mereka salah satu yang rentan tertular. Makanya kita terus gencarkan menyasar mereka," kata Plt Wali Kota Cimahi Ngatiyana usai membuka gebyar vaksinasi bagi Lansia, di Kantor Kecamatan Cimahi Tengah, Senin (17/5/2021).
Diakuinya, sejak program vaksinasi pertama kali digelar pada 17 Februari 2021 lalu, dibandingkan target sasaran yang lain, untuk lansia progresnya terbilang lambat.
Capaiannya hingga kini baru sekitar 28% dari sekitar 54.000 lansia, sehingga diperlukan upaya percepatan dalam pelaksanaannya.
Hal tersebut dimungkinkan dengan adanya kerja sama berbagai pihak. Guna menggerakkan para lansia agar mau divaksin di fasilitas kesehatan.
"Kita tidak bisa berjalan sendiri juga, harus ada dukungan dari semua elemen serta kesadaran dari para lansianya," kata dia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi dr Pratiwi mengimbau, kepada OPD selaku pembina wilayah, Camat, Lurah dan Tim Penggerak PKK, untuk aktif mendorong para lansia agar datang ke fasilitas kesehatan guna mendapatkan vaksinasi COVID-19. Gebyar vaksin lansia kali ini dilaksanakan di tiap-tiap Kelurahan, sekolah dan Puskesmas.
Baca juga: Hari Pertama Masuk, ASN KBB Bekerja Normal dan Halal Bihalal Secara Virtual
Gebyar vaksinasi COVID-19 ini juga memberikan kesempatan bagi masyarakat yang non lansia atau usia 18-59 untuk ikut disuntikan vaksin.
Syaratnya harus membawa dua orang Lansia ke lokasi vaksinasi. Syarat lainnya hanya cukup membawa KTP dan nomor telepon aktif.
Baca juga: Arus Balik Pemudik Lebaran, 27.194 Kendaraan Dipaksa Putar Balik di Jabar
"Kita berikan vaksin gratis untuk 1 orang pendamping yang membawa 2 orang Lansia. Hingga kini masih ada sekitar 2% Lansia yang masih enggan diberikan vaksin dengan berbagai alasan. Seperti tidak diizinkan anaknya hingga membaca informasi hoax seputar vaksinasi," pungkasnya.
(boy)