Blora Masuk Zona Merah Setelah 1 Warganya Meninggal Positif Corona

Minggu, 19 April 2020 - 22:53 WIB
loading...
Blora Masuk Zona Merah Setelah 1 Warganya Meninggal Positif Corona
Sejumlah petugas melakukan prosesi pemakaman warga yang meninggal akibat terpapar virus corona. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
BLORA - Kabupaten Blora yang semula tak ditemukan kasus positif corona atau Covid-19, kini telah menjadi zona merah. Seorang warga Blora yang meninggal setelah yang menjalani perawatan isolasi di RSUD Moewardi Solo, diketahui positif Corona.

“Kini Blora menjadi zona merah karena sudah terkonfirmasi positif Covid-19 melalui pemeriksaan laboratorium PCR. Jadi Blora udah satu yang positif. Kasus ini bermula pada 3 April yang lalu, rujukan dari RSUD Blora yang dirujuk ke RSUD Moewardi Solo,” kata Plt. Kepala Dinas Kesehatan, Lilik Hernanto, Minggu (19/4/2020).

Dia menjelaskan adanya kasus satu terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Blora didapat setelah hasil swab test keluar pada Sabtu 18 April malam. “Almarhum memiliki penyakit penyerta gagal ginjal. Jadi meninggal Kamis 9 April yang lalu. Penderita laki-laki sekitar usia 30 tahunan, wilayahnya Kecamatan Blora Kota,” ungkap dia.

Pihaknya pun langsung melakukan tracking atau penelusuran kontak pasien tersebut sebelum masuk ke rumah sakit. Di antaranya terhadap keluarga, petugas rumah sakit, maupun puskesmas yang sempat melakukan perawatan.

“Sesuai data, almarhum pernah kontak di beberapa pelayanan kesehatan baik rumah sakit maupun puskesmas. Sehingga kami hingga kini masih mendata beberapa tenaga medis yang pernah kontak dengan almarhum. Mohon dukungan doanya, ada beberapa yang sudah isolasi. Mudah mudahan tidak menular,” lanjut dia.

Dia juga meminta masyrakat tidak takut berlebihan jika tidak melakukan kontak langsung. Meski demikian, warga diimbau tetap menjaga jarak dan memakai masker setiap terpaksa keluar rumah.

“Kepada keluarga almarhum, kami atas nama Pemerintah Daerah turut berbela sungkawa semoga segera diberikan kekuatan dan keikhlasan. Kita tidak boleh mendiskriminasi terhadap keluarga almarhum,” ucapnya.

Menurutnya, keluarga akan menjadi kontak tracking pertama yang akan dilakukan penelusuran dan rapid test. Setelahnya adalah petugas kesehatan yang pernah menangani pasien sebelum meninggal baik dari Puskesmas Blora, RSUD Blora, dan RS Permata.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1919 seconds (0.1#10.140)