Sempat Terpuruk dan Gagal Ekspor Akibat Pandemi, Kini Mulai Bangkit dengan Teh Warna Warni
loading...
A
A
A
Secara tampilan warna, teh buatannya cukup unik. Misalnya ada teh yang berwarna biru seperti minyak spirtus. Tetapi produk ini adalah gabungan antara teh khusus dan buah talang.
Dibuat dengan racikan khusus, sehingga berwarna biru. Bagi yang baru pertama minum, akan terasa efek selalu buang air kecil yang menandakan terjadinya proses detoksifikasi.
Untuk produk ini, dia menyebutnya Banyu Biru. Semantara teh yang berwarna merah orange Kembang Mekar. Ada juga yang bewarna hijau Green Miracle. Serta produk lainnya seperti Wedang Uwuh, Wedang Cinamon, dan lainnya.
Saat ini, selain dijual secara online, Warga Flower Tea juga telah masuk ke ritel. Seperti Sogo, Blok M, dan lainnya. Produknya juga mulai menyasar ke sejumlah toko modern untuk dijual secara langsung ke masyarakat.
"Alhamdulilah kemarin baru ekspor ke Kanada dan telah dijual di Amazon. Sementara di Indonesia sendiri, banyak konsen milenial yang menyukai teh ini, karena alasan kesehatan," ujar dia.
Saat ini, dia memproduksi ssekitar 2.500 pouch perbulan dengan mempekerjakan karyawan tetap sebanyak tiga orang. Selebihnya menggunakan sistem kerja sama dengan petani untuk produksi bahan baku teh dan penyediaan bahan baku bunga.
Baca juga: Puji Partisipasi Pelajar, Disdik Jabar Sebut Program Rantang Siswa Luar Biasa
Untuk pengelolaan keuangan, Nita mengaku mempercayakan kepada aplikasi buatan PT Telkom Indonesia QRen. Aplikasi ini mempermudah pelaku UMKM dalam bertransaksi dan mencatat semua aktivitas bisnis.
Baca juga: Bermodal Besar, Kader PMII Diminta Ambil Peran di Ranah Politik-Ilmu Pengetahuan
"Sekian memfasilitasi pelaku usaha menggunakan QRen, kami juga memiliki UMKM binaan. Targetnya, bagaimana mereka dibantu dan diarahkan agar tetap survive menghadapi pandemi ini," imbuh Executive Vice President Telkom Regional III Area Jawa Barat Sujito.
Dibuat dengan racikan khusus, sehingga berwarna biru. Bagi yang baru pertama minum, akan terasa efek selalu buang air kecil yang menandakan terjadinya proses detoksifikasi.
Untuk produk ini, dia menyebutnya Banyu Biru. Semantara teh yang berwarna merah orange Kembang Mekar. Ada juga yang bewarna hijau Green Miracle. Serta produk lainnya seperti Wedang Uwuh, Wedang Cinamon, dan lainnya.
Saat ini, selain dijual secara online, Warga Flower Tea juga telah masuk ke ritel. Seperti Sogo, Blok M, dan lainnya. Produknya juga mulai menyasar ke sejumlah toko modern untuk dijual secara langsung ke masyarakat.
"Alhamdulilah kemarin baru ekspor ke Kanada dan telah dijual di Amazon. Sementara di Indonesia sendiri, banyak konsen milenial yang menyukai teh ini, karena alasan kesehatan," ujar dia.
Saat ini, dia memproduksi ssekitar 2.500 pouch perbulan dengan mempekerjakan karyawan tetap sebanyak tiga orang. Selebihnya menggunakan sistem kerja sama dengan petani untuk produksi bahan baku teh dan penyediaan bahan baku bunga.
Baca juga: Puji Partisipasi Pelajar, Disdik Jabar Sebut Program Rantang Siswa Luar Biasa
Untuk pengelolaan keuangan, Nita mengaku mempercayakan kepada aplikasi buatan PT Telkom Indonesia QRen. Aplikasi ini mempermudah pelaku UMKM dalam bertransaksi dan mencatat semua aktivitas bisnis.
Baca juga: Bermodal Besar, Kader PMII Diminta Ambil Peran di Ranah Politik-Ilmu Pengetahuan
"Sekian memfasilitasi pelaku usaha menggunakan QRen, kami juga memiliki UMKM binaan. Targetnya, bagaimana mereka dibantu dan diarahkan agar tetap survive menghadapi pandemi ini," imbuh Executive Vice President Telkom Regional III Area Jawa Barat Sujito.