Guru Besar FKH Unair Dapat Penghargaan Berpangkat Ksatria dari Dubes Perancis

Jum'at, 26 Maret 2021 - 14:48 WIB
loading...
Guru Besar FKH Unair Dapat Penghargaan Berpangkat Ksatria dari Dubes Perancis
Guru Besar FKH Unair Dapat Penghargaan Berpangkat Ksatria dari Dubes Perancis. Foto/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Penghargaan berupa medali Agrikultur Merit dengan pangkat Chevalier (Ksatria) diberikan oleh Duta Besar Perancis untuk Indonesia kepada Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair Prof. Dr. I Komang Wiarsa Sardjana drh.

Duta Besar Prancis untuk Indonesia Olivier Chambard memberikan langsung penghargaan tersebut setelah melihat dedikasi Prof Komang dalam menjalin hubungan kemitraan antara Indonesia dengan Perancis.

Olivier Chambard menuturkan, penghargaan tersebut diberikan sesuai dengan bidang profesi dan berbagai aktivitas kerja sama yang telah dibangun dengan baik oleh Prof Komang.

Aktivitas kerja sama tersebut melibatkan institusi Unair, Pemprov Jawa Timur, dan Pemerintah Indonesia, dibidang sains dan teknologi antara Perancis dan Indonesia.

“Kami menghormati karier dan komitmen teguh Prof Komang dalam melayani dunia Frankofoni, persahabatan antara Perancis dan Indonesia, serta lebih luas lagi dalam melayani kemajuan di bidang ilmiah,” kata Olivier, Jumat (26/3/2021).

Ia melanjutkan, sejak puluhan tahun Prof Komang terlibat secara sistematis dengan Kota Surabaya dan Provinsi Jawa Timur dalam hubungan kemitraan dengan Perancis, baik di tingkat ilmiah, budaya, maupun ekonomi, sebagai orang berbahasa Perancis yang ahli dalam kebijakan publik.

Salah satunya, Prof Komang berpartisipasi dalam seminar dan pelatihan tentang kebijakan transportasi umum di Universitas Bourgogne pada 2008, pengolahan limbah padat di Chambery pada 2010, serta manajemen rantai produk susu di Nantes 2011.

Prof Komang juga mewakili Kota Surabaya pada Simposium Inovasi Maritim Internasional Kedua di Brest 2014.

Prof. Komang mengambil bagian dalam misi keahlian, seperti saat bertemu dengan pengelola Taman Vulcania di Auvergne dengan tujuan mengembangkan ekowisata dan vulkanologi proyek di Jawa Timur.

Bahkan, saat ini Prof Komang merintis Program Pendidikan Dokter Hewan Spesialis di Unair bekerja sama dengan Oniris, sebuah lembaga perguruan tinggi di Perancis yang melatih ahli bedah hewan.

Program itu menawarkan spesialisasi bidang bedah, reproduksi, dan penyakit dalam bidang kedokteran hewan.

“Yang on progress adalah Program Pendidikan Dokter Hewan Spesialis yang pertama di indonesia, dimana akan bekerja sama dengan Oniris Nantes. Sudah ditandatangani oleh Rektor Unair dan Direktur Oniris di KBRI Paris,” kata Prof Komang.

Prof. Komang menyelesaikan studi S2 (DEA) di bidang Physiologie Animale Appliquee pada 1982 dan program doktor dengan menempuh Doctorat de Troicieme Cycle (S3) diselesaikan 1985 dr Universite de Rennes I.

Baca juga: Wagub Emil Minta Pembebasan Lahan Pembangunan Bendungan Bagong Trenggalek Dipercepat

Sejak 2000-an, ia menerbitkan tak kurang dari 30 artikel ilmiah di jurnal terakreditasi Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi di Indonesia.

Ia juga berpartisipasi pada sekitar 20 proyek penelitian eksperimen sejak tahun 90an yang telah dipresentasikan di jurnal dan konferensi ilmiah.

Baca juga: Kecewa Rekrutmen, Ratusan Pedagang Pasar Gambar Blitar Ancam Boikot Retribusi

Sebanyak enam buku referensi dalam bidang kedokteran hewan pernah ditulisanya.

Atas karya-karyanya itu, Prof Komang mendapat penghargaan Program Riset Unggulan Terpadu dari Pemerintah Indonesia pada tahun 1992 selama 3 tahun memberikan hasil karya riset untuk tes kebuntingan dini pada sapi dengan menggunakan progesterone paper strip.
(boy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5296 seconds (0.1#10.140)