Di Usia-74, HMI Alami Degradasi Pergerakan dan Perkaderan

Rabu, 24 Maret 2021 - 17:22 WIB
loading...
Di Usia-74, HMI Alami Degradasi Pergerakan dan Perkaderan
Di Usia-74, HMI Alami Degradasi Pergerakan dan Perkaderan. Foto/Ist
A A A
SURABAYA - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) memiliki sejarah panjang, sejak didirikan pada 5 Februari 1947 oleh Lafran Pane dkk, dalam mencetak pemimpin-pemimpin umat dan bangsa. Namun, di usia HMI yang ke-74 mengalami degradasi cukup signifikan baik dari aspek pergerakan maupun perkaderan.

“Hal itu tidak lepas dari dominasi conflict of interest (konflik kepentingan) yang mengganggu dan mengancam jalannya proses perkaderan. Sehingga berujung pada keroposnya kondisi internal dan tidak mampu merespon kondisi eksternal sebagai solutor problematika keumatan dan kebangsaan. HMI memiliki tujuan luhur (pasal 4 AD HMI) untuk mengembangkan dan memajukan kehidupan masyarakat, negara dan bangsa,” kata Ketua Bidang Kewirausahaan dan UMKM PB HMI M Nur Aris Shoim, Rabu (24/3/2021). (Baca juga: Sempat Ricuh, Polda Jatim Bersama Forkompimda Jatim Fasilitasi Peserta Kongres HMI )

Menurut dia, seharusnya di momentum Kongres HMI Ke-31 di Surabaya menjadi momentum refleksi atas kausal terjadinya kemunduran HMI untuk mendorong perbaikan-perbaikan organisasi secara internal dan berperan aktif di eksternal ke depannya. (Baca juga: Kongres XXXI HMI Rusuh, Kondisi Islamic Center Mencekam, Ratusan Polisi Bersiaga )

Namun, kata dia, faktanya di Kongres HMI Ke-31 telah terjadi kebuntuan niatan baik untuk memikirkan kebaikan organisasi yang ada dan tidak ada usaha-usaha mengutamakan kepentingan dan kebutuhan organisasi. Sebab yang ada malah meningkatkan eskalasi konflik di internal dengan like and dislike (suka dan tidak suka) pada personal atau kelompok tertentu.

“Sebab itu, dalam rangka iktiar mengembalikan khitoh perjuangan HMI yang diawali lagi di Kongres HMI Ke-31, maka kita semua harus bersama-sama berpikir jernih,” kata dia.

Menurut dia, hal ini penting dalam mewujudkan penyatuan HMI dengan menghadirkan demisioner PJ Ketua Umum PB HMI Arya Kharisma dan PJ Ketua Umum PB HMI Abdul Muis Amiruddin di forum Kongres HMI Ke-31.

“Hilangkan sekat-sekat atau pengkotak-kotakan dalam momentum Kongres HMI Ke-31 dengan rembuk bareng antar para kandidat Ketua Umum PB HMI yang jumlahnya 26 dan dihadiri juga oleh 204 Cabang Se-Indonesia,” kata dia.

Dia juga berharap menghadirkan Badan Kordinasi (BADKO) Se-Indonesia, Badan Pengelola Latihan (BPL), Lembaga Pengembangan Keprofesian (LPP), Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) dalam forum Kongres HMI Ke-31.

“Bagaimanapun BADKO dan Badan-Badan Khusus adalah penopang pergerakan dan perkaderan HMI yang harus dihargai dan juga bertanggungjawab untuk kemajuan HMI,” kata doa.

Paska Kongres HMI Ke-31, kata dia, tidak ada lagi dualisme atau perpecahan dalam tubuh HMI dan kembali fokus pada peningkatan kualitas perkaderan. Sehingga dapat menghasilkan nahkoda atau Ketua Umum PB HMI yang benar-benar mampu menjadi pemimpin bagi semua, bukan hanya kelompok tertentu. Hal itu hasil pertimbangan dan keputusan cabang-cabang yang berangkat dari rasionalitas perkaderan dan pergerakan HMI kedepannya. “Namun, jika poin-poin di atas tidak terpenuhi maka Kongres HMI Ke-31 di Surabaya tidak selesai atau tuntas,” pungkas dia.
(nth)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4245 seconds (0.1#10.140)