Kejar Target Nasional, Pemkab Luwu Utara Libatkan Semua Pihak Tangani Stunting
loading...
A
A
A
LUWU UTARA - Pemerintah Kabupaten Luwu Utara melalui Dinas Kesehatan menyelenggarakan pertemuan rembuk stunting tingkat kabupaten, Senin (22/3/2021) di aula hotel Bukit Indah, Masamba. Kegiatan itu dibuka Sekretaris Daerah, Armiadi.
Armiadi mengatakan, pemerintah Indonesia menargetkan penurunan prevalensi stunting dari 30,8% pada 2018 menjadi 14% pada 2024 mendatang. Untuk mencapai target tersebut, kata Armiadi, pemerintah menyusun strategi nasional percepatan pencegahan stunting yang diharapkan bisa menjadi acuan.
“Upaya pencegahan stunting akan lebih efektif jika intervensi gizi spesifik dan sensitif dilakukan secara konvergen atau terpusat di tingkat kabupaten hingga desa,” kata Armiadi.
Ia menyebutkan, hasil riset kesehatan dasar 2018 menunjukkan, persentase stunting di Luwu Utara turun dari 43,2% pada 2013 menjadi 34,7% pada 2018. Pun berdasarkan data laporan e-PPGBM (elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat) bahwa stunting di Luwu Utara pada 2018 adalah 31,1% turun menjadi 19,65% pada 2020.
Dikatakan Armiadi, untuk mencapai target nasional 14% pada 2024, maka perlu intervensi program dan kegiatan dari perangkat daerah terkait, kecamatan, desa dan keterlibatan seluruh organisasi masyarakat dan CSR.
“Kita berharap, hasil pertemuan ini dapat ditindaklanjuti secara terintegrasi dengan RKPD Kabupaten Luwu Utara tahun 2022,” harap Armiadi.
Sementara itu, Rusydi Rasyid selaku ketua panitia penyelenggara menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan tahap ketiga dari delapan tahap aksi konvergensi stunting , yang bertujuan menurunkan angka stunting di Luwu Utara.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah menyampaikan hasil analisis situasi kegiatan intervensi penurunan stunting secara integrasi,” ucap Rusydi.
Armiadi mengatakan, pemerintah Indonesia menargetkan penurunan prevalensi stunting dari 30,8% pada 2018 menjadi 14% pada 2024 mendatang. Untuk mencapai target tersebut, kata Armiadi, pemerintah menyusun strategi nasional percepatan pencegahan stunting yang diharapkan bisa menjadi acuan.
“Upaya pencegahan stunting akan lebih efektif jika intervensi gizi spesifik dan sensitif dilakukan secara konvergen atau terpusat di tingkat kabupaten hingga desa,” kata Armiadi.
Ia menyebutkan, hasil riset kesehatan dasar 2018 menunjukkan, persentase stunting di Luwu Utara turun dari 43,2% pada 2013 menjadi 34,7% pada 2018. Pun berdasarkan data laporan e-PPGBM (elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat) bahwa stunting di Luwu Utara pada 2018 adalah 31,1% turun menjadi 19,65% pada 2020.
Dikatakan Armiadi, untuk mencapai target nasional 14% pada 2024, maka perlu intervensi program dan kegiatan dari perangkat daerah terkait, kecamatan, desa dan keterlibatan seluruh organisasi masyarakat dan CSR.
“Kita berharap, hasil pertemuan ini dapat ditindaklanjuti secara terintegrasi dengan RKPD Kabupaten Luwu Utara tahun 2022,” harap Armiadi.
Sementara itu, Rusydi Rasyid selaku ketua panitia penyelenggara menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan tahap ketiga dari delapan tahap aksi konvergensi stunting , yang bertujuan menurunkan angka stunting di Luwu Utara.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah menyampaikan hasil analisis situasi kegiatan intervensi penurunan stunting secara integrasi,” ucap Rusydi.