Jatim Jadi Provinsi Pertama Luncurkan Population Clock, Pj Gubernur Harap Jadi Upaya Penurunan Stunting
loading...
A
A
A
SURABAYA - Dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tahun 2024 Tingkat Provinsi, Jawa Timur (Jatim) menorehkan sejarah baru dengan menjadi provinsi pertama di Indonesia yang meluncurkan "Population Clock". Alat ini menyajikan data demografi Jatim secara real time, termasuk jumlah penduduk, kelahiran, dan kematian.
Peluncuran Population Clock ini dilakukan oleh Pj. Gubernur Jatim, Adhy Karyono, bersama Kepala BKKBN RI, Dr. Hasto, dan Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Dra. Maria Ernawati, MM, di Jatim Expo, Surabaya, pada Rabu (10/7/2024).
"Population Clock ini update datanya tiap detik (real time). Jadi, Provinsi Jawa Timur sangat luar biasa dan Population Clock ini memang sangat dibutuhkan," ujar Dr. Hasto.
Adhy Karyono berharap Population Clock ini dapat membantu upaya penurunan angka stunting di Jatim. Saat ini, prevalensi stunting di Jatim masih mencapai 17,7%, meskipun telah menunjukkan penurunan dari 19,2% di tahun 2021.
"Kami akan terus berupaya untuk menurunkan prevalensi stunting. Meskipun dari hasil SKI Tahun 2023 angka prevalensi stunting di Jawa Timur mencapai 17,7 atau turun 1,5, kami berharap tahun 2024 bisa mencapai target 14%," kata Adhy.
Ia menambahkan, penurunan stunting membutuhkan kerja sama dari semua pihak, termasuk pemerintah daerah, BKKBN, dan masyarakat. "Saya mengingatkan kepada para Pj. Bupati/Walikota harus memperhatikan stunting dan pernikahan anak," tegasnya.
Selain meluncurkan Population Clock, peringatan Harganas di Jatim juga diisi dengan pemberian penghargaan kepada para pihak berprestasi dalam program Bangga Kencana. Penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi semua pihak untuk terus meningkatkan kualitas keluarga di Jatim.
Peluncuran Population Clock ini dilakukan oleh Pj. Gubernur Jatim, Adhy Karyono, bersama Kepala BKKBN RI, Dr. Hasto, dan Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Dra. Maria Ernawati, MM, di Jatim Expo, Surabaya, pada Rabu (10/7/2024).
"Population Clock ini update datanya tiap detik (real time). Jadi, Provinsi Jawa Timur sangat luar biasa dan Population Clock ini memang sangat dibutuhkan," ujar Dr. Hasto.
Adhy Karyono berharap Population Clock ini dapat membantu upaya penurunan angka stunting di Jatim. Saat ini, prevalensi stunting di Jatim masih mencapai 17,7%, meskipun telah menunjukkan penurunan dari 19,2% di tahun 2021.
"Kami akan terus berupaya untuk menurunkan prevalensi stunting. Meskipun dari hasil SKI Tahun 2023 angka prevalensi stunting di Jawa Timur mencapai 17,7 atau turun 1,5, kami berharap tahun 2024 bisa mencapai target 14%," kata Adhy.
Ia menambahkan, penurunan stunting membutuhkan kerja sama dari semua pihak, termasuk pemerintah daerah, BKKBN, dan masyarakat. "Saya mengingatkan kepada para Pj. Bupati/Walikota harus memperhatikan stunting dan pernikahan anak," tegasnya.
Selain meluncurkan Population Clock, peringatan Harganas di Jatim juga diisi dengan pemberian penghargaan kepada para pihak berprestasi dalam program Bangga Kencana. Penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi semua pihak untuk terus meningkatkan kualitas keluarga di Jatim.
(hri)