Pemerintah Akan Impor Beras di Tengah Anjloknya Harga Gabah, Ini Sikap Gubernur Jateng

Sabtu, 20 Maret 2021 - 05:23 WIB
loading...
Pemerintah Akan Impor...
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. Foto/Dok.
A A A
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meyakini pemerintah pusat tidak akan terburu-buru mengambil keputusan impor beras . Sebab itu, Ganjar meminta para petani untuk tidak khawatir terkait isu impor beras yang akhir-akhir ini mencuat.



Ia juga meminta agar seluruh pihak menahan diri . "Sebaiknya semua menahan diri dulu, agar petani kita bisa menikmati hasil panennya dengan baik," kata Ganjar, Jumat (19/3/2021) malam.



Ia mengatakan, yang mendesak untuk dipikirkan saat ini adalah serapan gabah atau beras petani agar lebih cepat. Sebab, lanjut Ganjar, hal itu akan membuat para petani merasa nyaman dan sejahtera.



"Karena ongkos produksinya kemarin tidak cukup murah itu agak mahal justru maka petani hari ini butuh perlindungan , maka jangan sampai ada keputusan yang nanti menyinggung perasaan petani," ujarnya.

Ia meyakini, pemerintah pusat tidak akan terburu-buru dalam mengambil keputusan impor beras di tengah musim panen raya. Ganjar mengaku akan terus berkomunikasi dengan pusat soal hal ini.



"Petani jangan panik ya, insyaallah kita juga akan komunikasi dengan pemerintah pusat dan saya haqqul yakin tidak akan tergesa-gesa untuk melakukan ini. Nanti-nanti saja lah di belakang-belakang ketika panen sudah beres semuanya, kita hitung kalau memang kita kurang untuk cadangan atau persiapan bencana kita lakukan. Tapi kalau hari ini, terlalu dini," ujarnya.

Ini kali kedua Ganjar berbicara tentang impor beras . Sebelumnya diberitakan, Ganjar Pranowo meminta pemerintah pusat memperhitungkan dengan matang rencana melakukan impor beras dalam waktu dekat. Sebab saat ini, para petani di Indonesia termasuk di Jawa Tengah sudah mulai memasuki musim panen .



"Sebaiknya diperhitungkan dengan matang, karena ini lagi mulai petani kita panen . Maka kayaknya petani butuh perhatian agar hasil panennya betul-betul bisa terbeli, karena ongkos produksinya kemarin tidak murah," ujarnya.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3000 seconds (0.1#10.140)