Dikunjungi Keluarganya, Belasan Santriwati di Tasikmalaya Positif COVID-19
loading...
A
A
A
TASIKMALAYA - Belasan santriwati di Pondok Pesantren Nurul Huda, terpaksa menjalani isolasi mandiri di asrama pondok pesantren, setelah dinyatakan positif COVID-19 . Para santriwati ini positif COVID-19 , usai ada kunjungan dari keluarganya.
Jumlah santriwati yang menjalani isolasi menjadi 19 orang, terdiri dari delapan santriwati positif COVID-19 , dan 11 santri yang masih menunggu hasil swab kedua. Setelah menjalani isolasi mandiri, kondisi para santriwati pondok pesantren yang ada di Desa Mandalawangi, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, sudah mulai membaik.
Jika sebelumnya para santri mengeluh mengalami demam dan hilang indra penciumannya, kini kondisinya mulai normal. Mereka tidak lagi demam, dan indra penciumannya kembali normal. Sebelumnya santri yang positif COVID-19 , dan menjalani isolasi sebanyak 16 orang, dari 17 orang santri yang menjalani tes swab.
Sementara saat ini ada delapan santriwati sudah sembuh, dan dipulangkan ke rumahnya masing-masing untuk selanjutnya menjalani isolasi di rumah, sehingga saat ini tinggal delapan santri yang menjalani isolasi di asrama pondok pesantren.
Setelah dilakukan tracing tahap dua, ada 11 santriwati yang mengalami gejala serupa dan kini harus menjalani isolasi di asrama karena hingga saat ini hasil swabnya belum keluar.
Jadi saat ini ada 19 orang santri yang menjalani isolasi di asrama, terdiri dari delapan orang yang positif, dan 11 santriwati yang menunggu hasil swab tahap dua. Tes swab dilakukan oleh Dinas Kesehatan Tasikmalaya.
Menurut salah seorang pengasuh pondok pesantren, Ucep, hingga saat ini dirinya belum mengetahui secara pasti dari mana awal mulanya para santri bisa terpapar COVID-19 . "Ada dugaan, mereka tertular dari keluarga santriwati yang berkunjung ke pesantren, karena mereka berasal dari sejumlah daerah," tuturnya.
Kasus penyebaran COVID-19 di pondok pesantren tersebut, terjadi pada akhir bulan Februari lalu. Ada sejumlah santri wanita yang demam beberapa hari. Setelah demam, para santri mengalami hilang indra penciumannya, pihak pondok pesantren pun langsung melakukan karantina dan melaporkannya ke gugus tugas desa.
Setelah dilakukan pengecekan dan swab, ternyata jumlah santri yang mengalami gejala terus bertambah. Dari 17 orang santri yang menjalani tes swab, hasilnya 16 orang dinyatakan positif COVID-19 . Rata-rata para santri yang positif COVID-19 itu, mengeluhkan demam, sesak nafas, dan hilang fungsi indera penciuman.
Jumlah santriwati yang menjalani isolasi menjadi 19 orang, terdiri dari delapan santriwati positif COVID-19 , dan 11 santri yang masih menunggu hasil swab kedua. Setelah menjalani isolasi mandiri, kondisi para santriwati pondok pesantren yang ada di Desa Mandalawangi, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, sudah mulai membaik.
Jika sebelumnya para santri mengeluh mengalami demam dan hilang indra penciumannya, kini kondisinya mulai normal. Mereka tidak lagi demam, dan indra penciumannya kembali normal. Sebelumnya santri yang positif COVID-19 , dan menjalani isolasi sebanyak 16 orang, dari 17 orang santri yang menjalani tes swab.
Sementara saat ini ada delapan santriwati sudah sembuh, dan dipulangkan ke rumahnya masing-masing untuk selanjutnya menjalani isolasi di rumah, sehingga saat ini tinggal delapan santri yang menjalani isolasi di asrama pondok pesantren.
Setelah dilakukan tracing tahap dua, ada 11 santriwati yang mengalami gejala serupa dan kini harus menjalani isolasi di asrama karena hingga saat ini hasil swabnya belum keluar.
Jadi saat ini ada 19 orang santri yang menjalani isolasi di asrama, terdiri dari delapan orang yang positif, dan 11 santriwati yang menunggu hasil swab tahap dua. Tes swab dilakukan oleh Dinas Kesehatan Tasikmalaya.
Menurut salah seorang pengasuh pondok pesantren, Ucep, hingga saat ini dirinya belum mengetahui secara pasti dari mana awal mulanya para santri bisa terpapar COVID-19 . "Ada dugaan, mereka tertular dari keluarga santriwati yang berkunjung ke pesantren, karena mereka berasal dari sejumlah daerah," tuturnya.
Kasus penyebaran COVID-19 di pondok pesantren tersebut, terjadi pada akhir bulan Februari lalu. Ada sejumlah santri wanita yang demam beberapa hari. Setelah demam, para santri mengalami hilang indra penciumannya, pihak pondok pesantren pun langsung melakukan karantina dan melaporkannya ke gugus tugas desa.
Setelah dilakukan pengecekan dan swab, ternyata jumlah santri yang mengalami gejala terus bertambah. Dari 17 orang santri yang menjalani tes swab, hasilnya 16 orang dinyatakan positif COVID-19 . Rata-rata para santri yang positif COVID-19 itu, mengeluhkan demam, sesak nafas, dan hilang fungsi indera penciuman.
(eyt)