Guru Besar Ilmu Tasawuf UIN Walisongo Amin Syukur Tutup Usia
loading...
A
A
A
SEMARANG - Kabar duka datang dari kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang. Guru Besar Ilmu Tasawuf, Prof HM Amin Syukur (69) meninggal dunia.
Baca juga: Sebelum Wafat, Prie GS Sempat Minta Maaf kepada Kedua Anaknya
Kabar duka ini disampaikan putri sulung Prof Amin Syukur, Ratih Rizki Nirwana. Innalillahi Wa inna ilaihi raji'un. Telah meninggal dunia, Ayah/Jadd kami Prof Dr HM Amin Syukur MA pada hari Senin 15 Maret 2021 pukul 23.45 WIB di RS Dr Kariadi Semarang (Non Covid).
Baca juga: Sakit dan Faktor Usia, Pengasuh Ponpes Krapyak KH Atabik Ali Wafat
Jenazah disemayamkan di Pondok Pesantren Progresif Fatimah Al Amin, perum BPI blok S No 33 Ngaliyan. "Insya Allah dimakamkan pada Hari ini Selasa,16 Maret 2021 pukul 10.00 WIB di TPU Karetan Segaran Ngaliyan. Mohon maaf dan mohon doa semoga diterima di sisi Allah," kata Ratih, Selasa (16/3/2021).
Sambutan pelepasan jenazah Prof HM Amin Syukur oleh Rektor UIN Walisongo Prof Imam Taufiq. Foto/Ist
Abdul Khakim, salah satu alumni UIN Walisongo menuturkan, Prof Amin Syukur sekitar 25 tahun lalu sempat divonis tidak berumur panjang karena kanker otak dan nasofaring. "Alhamdulillah berkat keikhlasan beliau diberi kesembuhan bahkan dengan menjaga pola hidup dengan baik kemudian bisa bertahan hingga kemarin," ungkapnya.
Dia menambahkan, kesembuhan dan cara almarhum menghadapi sakit menginspirasi jutaan orang, membuat orang tak gampang menyerah, bersyukur bahkan tak sedikit juga bisa sembuh. "Istrinya, Bu Fat telah wafat kalau gak salah sekitar 5 tahun lalu. Bu Fat meninggal 16 Maret 2016," katanya. Abdul Khakim menambahkan, tanggal meninggalnya Prof Amin Syukur sama dengan saat meninggalnya istrinya (Bu Fat), yakni 16 Maret.
SekretarisLEMBKOTA (Lembaga Bimbingan dan Konsultasi Tasawuf) Semarang, Joko Tri Haryanto menuturkan bahwa selain ahli tasawuf, Prof Amin Syukur merupakan pengasuh rubrik Terapi Hati di KORAN SINDO sejak tahun 2007.
Almarhumlahir di Gresik, 17 Juli 1952. Prof Amin Syukur mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren al-Karimi Tebuwung Gresik (1960), MI di Pondok Pesantren Ihyaul ‘Ulum Gresik (1965), MTs Ponpes Darul ‘Ulum (1969), MA di Ponpes Darul ‘Ulum Jombang (1972) kemudian melanjutkan ke IAIN Walisongo, Semarang.
Selanjutnya menjadi dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo (1980), dan memperoleh gelar Guru besar Madya dalam bidang Tasawuf di IAIN Walisongo yang dikukuhkan pada 18 Agustus 1996. Buku yang karyanya antara lain "Zikir Menyembuhkan Kanker", "Terapi Hati", "Sufi Healing (terapi dengan metode tasawuf)", dan "Manata Hati Agar Disayang Illahi".
Prof Amin Syukur juga menjadi direktur di LEMBKOTA Semarang sejak 2001, pembina Yayasan Al-Muhsinun Semarang sejak 2002-Sekarang), pembina Yayasan Pendidikan Islam Nasima Semarang (2008-sekarang), pembina Lembaga Studi Agama dan Pembangunan (LSAP) Semarang, pembina Yayasan Pengajian Ahad Pagi Bersama (YAPAPB) sejak 2004 dan penceramah tentang keagamaan dan tasawuf di bergagai kegiatan.
Lihat Juga: Revisi UU Pilkada, Pakar Hukum Tata Negara UB: Murni Kepentingan Politik dan Inkonstitusional
Baca juga: Sebelum Wafat, Prie GS Sempat Minta Maaf kepada Kedua Anaknya
Kabar duka ini disampaikan putri sulung Prof Amin Syukur, Ratih Rizki Nirwana. Innalillahi Wa inna ilaihi raji'un. Telah meninggal dunia, Ayah/Jadd kami Prof Dr HM Amin Syukur MA pada hari Senin 15 Maret 2021 pukul 23.45 WIB di RS Dr Kariadi Semarang (Non Covid).
Baca juga: Sakit dan Faktor Usia, Pengasuh Ponpes Krapyak KH Atabik Ali Wafat
Jenazah disemayamkan di Pondok Pesantren Progresif Fatimah Al Amin, perum BPI blok S No 33 Ngaliyan. "Insya Allah dimakamkan pada Hari ini Selasa,16 Maret 2021 pukul 10.00 WIB di TPU Karetan Segaran Ngaliyan. Mohon maaf dan mohon doa semoga diterima di sisi Allah," kata Ratih, Selasa (16/3/2021).
Sambutan pelepasan jenazah Prof HM Amin Syukur oleh Rektor UIN Walisongo Prof Imam Taufiq. Foto/Ist
Abdul Khakim, salah satu alumni UIN Walisongo menuturkan, Prof Amin Syukur sekitar 25 tahun lalu sempat divonis tidak berumur panjang karena kanker otak dan nasofaring. "Alhamdulillah berkat keikhlasan beliau diberi kesembuhan bahkan dengan menjaga pola hidup dengan baik kemudian bisa bertahan hingga kemarin," ungkapnya.
Dia menambahkan, kesembuhan dan cara almarhum menghadapi sakit menginspirasi jutaan orang, membuat orang tak gampang menyerah, bersyukur bahkan tak sedikit juga bisa sembuh. "Istrinya, Bu Fat telah wafat kalau gak salah sekitar 5 tahun lalu. Bu Fat meninggal 16 Maret 2016," katanya. Abdul Khakim menambahkan, tanggal meninggalnya Prof Amin Syukur sama dengan saat meninggalnya istrinya (Bu Fat), yakni 16 Maret.
SekretarisLEMBKOTA (Lembaga Bimbingan dan Konsultasi Tasawuf) Semarang, Joko Tri Haryanto menuturkan bahwa selain ahli tasawuf, Prof Amin Syukur merupakan pengasuh rubrik Terapi Hati di KORAN SINDO sejak tahun 2007.
Almarhumlahir di Gresik, 17 Juli 1952. Prof Amin Syukur mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren al-Karimi Tebuwung Gresik (1960), MI di Pondok Pesantren Ihyaul ‘Ulum Gresik (1965), MTs Ponpes Darul ‘Ulum (1969), MA di Ponpes Darul ‘Ulum Jombang (1972) kemudian melanjutkan ke IAIN Walisongo, Semarang.
Selanjutnya menjadi dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo (1980), dan memperoleh gelar Guru besar Madya dalam bidang Tasawuf di IAIN Walisongo yang dikukuhkan pada 18 Agustus 1996. Buku yang karyanya antara lain "Zikir Menyembuhkan Kanker", "Terapi Hati", "Sufi Healing (terapi dengan metode tasawuf)", dan "Manata Hati Agar Disayang Illahi".
Prof Amin Syukur juga menjadi direktur di LEMBKOTA Semarang sejak 2001, pembina Yayasan Al-Muhsinun Semarang sejak 2002-Sekarang), pembina Yayasan Pendidikan Islam Nasima Semarang (2008-sekarang), pembina Lembaga Studi Agama dan Pembangunan (LSAP) Semarang, pembina Yayasan Pengajian Ahad Pagi Bersama (YAPAPB) sejak 2004 dan penceramah tentang keagamaan dan tasawuf di bergagai kegiatan.
Lihat Juga: Revisi UU Pilkada, Pakar Hukum Tata Negara UB: Murni Kepentingan Politik dan Inkonstitusional
(shf)