Takut Ada Patrol Blue Light, Pelaku Balap Liar Lari Terbirit-birit Tinggalkan Motornya

Minggu, 14 Maret 2021 - 15:42 WIB
loading...
Takut Ada Patrol Blue Light, Pelaku Balap Liar Lari Terbirit-birit Tinggalkan Motornya
Polresta Malang Kota, menggelar patroli malam hari untuk menekan aksi balap liar. Foto/Timsus M1
A A A
MALANG - Aksi menggelikan dilakukan seorang pelaku balap liar di Kota Malang . Akibat takut oleh kedatangan aparat kepolisian dari Polresta Malang Kota, yang melakukan Patrol Blue Light, pelaku balap liar tersebut lari terbirit-birit dan meninggalkan motornya begitu saja.



Dalam kegiatan razia rutin tersebut, polisi menyita sebanyak 12 kendaraan bermotor yang hendak digunakan untuk balap liar . "Satu motor kami amankan saat ditinggal lari pemiliknya. Pelaku lari karena takut ada patroli," tegas Kapolresta malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata.



Sementara Kasatlantas Polresta Malang, Kompol Ramadhan Nasution mengatakan, dalam operasi tersebut petugas menyisir sejumlah lokasi yang sering dijadikan tempat balap liar , dan juga rawan pencurian kendaraan bermotor (Curanmor).

"Untuk sasaran balap liar dan kenalpot tidak sesuai dengan standardnya, kami menyisir Jalan Jaksa Agung Suprapto, Jalan Ijen Besar, hingga Jalan Soekarno-Hatta, Jalan Ciliwung, dan Jalan Raden Itan," ungkapnya.



Dia menegaskan, jika ditemukan aksi balap liar pasti langsung ditindak tegas. Peserta balap liar yang terjaring razia, diberikan edukasi melalui Dikmas Satlantas Polresta Malang Kota. "Kami juga akan panggil orang tuanya, supaya orang tuanya juga bisa lebih memahami," tegas Ramadhan.

Dia juga mengimbau kepada para orang tua, agar memperhatikan dan memberikan pengawasan yang baik terhadap putra-putrinya, sehingga tidak melakukan kegiatan balap liar yang dapat membahayakan diri sendiri dan keselamatan masyrakat.



Ramadhan juga mengimbau kepada para orang tua, jangan sekali-sekali mengizinkan anaknya yang belum memiliki SIM (surat ijin mengemudi) dan mengendarai kendaraan yang tidak sesuai dengan standar dari pabrik. Sebab, hal tersebut dapat membahayakan anak maupun pengendara lainnya.

"Cukup banyak orang tua yang kewalahan memberitau putra putrinya. Sehingga, kami bekerjasama dengan orang tua, memanggil mereka untuk diberikan pemahaman agar kendaraan dikembalikan sesuai standar," terangnya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3806 seconds (0.1#10.140)