Penuh Kesabaran, Kombes Leo Ajak dan Ajarkan Cara Mengenakan Masker Kepada Santri
loading...
A
A
A
MALANG - Anak-anak santri di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh As-syafi'iyah Kota Malang, begitu antusias menerima masker berwarna putih yang dibawa anggota Polri dan TNI. Mereka menerima masker itu dengan penuh keceriaan.
Di antara keseruan para santri tersebut, Kapolresta Malang Kota , Kombes Pol. Leonardus Simarmata dengan penuh kesabaran, mengajak para santri untuk mengenakan masker yang telah dibagikan. Tak segan-segan, perwira menengah Polri ini, langsung memasangkan masker kepada para santri.
Langkah memasangkan masker dengan benar tersebut, dilakukan oleh pria yang akrab disapa Leo ini, sebagai upaya untuk mengajarkan secara langsung cara mengenakan masker guna mencegah penularan COVID-19.
Kunjungan Kapolresta Malang Kota , bersama Dandim 0833 Kota Malang, Letkol Arm Ferdian Primadhona ke pondok pesantren yang ada di Jalan Joyo Agung, Kelurahan Tlogomas No. 2, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, merupakan bagian dari Gerakan Santri Bermasker, yang bertujuan mencegah penularan COVID-19 di lingkungan pesantren.
Ada 1.000 masker yang dibagikan untuk para santri di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh As-syafi'iyah. " Santri bermasker ini merupakan program yang sudah dicanangkan, dan dirumuskan oleh ibu Gubernur Jatim, Pangdam V Brawijaya, dan Kapolda Jatim. Diharapkan, gerakan ini akan menjadi contoh bagi warga," tutur Leo.
Leo mengatakan, program santri bermasker merupakan program yang sangat strategis, karena pesantren merupakan lembaga pendidikan yang melibatkan banyak orang, dan bisa memberikan contoh kepada masyarakat dalam pelaksanaan protokol kesehatan COVID-19.
"Hingga saat ini proses vaksinasi terus berjalan, tetapi masyarakat diminta untuk tetap menerapkan secara disiplin protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19. Kami berharap pesantren bisa menjadi percontohan penerapan protokol kesehatan untuk mencegah COVID-19," tuturnya.
Sementara pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh As-syafi'iyah, M. Bisri mengatakan, sangat berterimakasih dan mendukung gerakan santri bermasker tersebut. "Sejak awal pandemi COVID-19, sampai dengan sekarang pesantren kami selalu mengikuti protokol kesehatan ," tegasnya.
Bagi guru besar Universitas Brawijaya (UB) Malang ini, gerakan santri bermasker sangat luar biasa, karena di pesantren setiap hari santri dan pengasuh selalu berkumpul untuk menjalankan aktivitas, tentunya dengan tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan .
"Sebanyak 100 santri kami pernah positif COVID-19, Kejadiannya sekitar bulan Oktober 2020, dan Alhamdulillah, bisa sembuh dengan terapi mandiri menggunakan obat probiotik serta menerapkan protokol kesehatan ," tegasnya.
Dandim 0833 Kota Malang, Letkol Arm Ferdian Primadhona menegaskan, disiplin menerapkan protokol kesehatan masih menjadi kunci dalam pencegahan penularan COVID-19. "Program santri bermasker , akan menjadi contoh bagi masyarakat umum tentang kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan ," tegasnya.
Di antara keseruan para santri tersebut, Kapolresta Malang Kota , Kombes Pol. Leonardus Simarmata dengan penuh kesabaran, mengajak para santri untuk mengenakan masker yang telah dibagikan. Tak segan-segan, perwira menengah Polri ini, langsung memasangkan masker kepada para santri.
Langkah memasangkan masker dengan benar tersebut, dilakukan oleh pria yang akrab disapa Leo ini, sebagai upaya untuk mengajarkan secara langsung cara mengenakan masker guna mencegah penularan COVID-19.
Kunjungan Kapolresta Malang Kota , bersama Dandim 0833 Kota Malang, Letkol Arm Ferdian Primadhona ke pondok pesantren yang ada di Jalan Joyo Agung, Kelurahan Tlogomas No. 2, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, merupakan bagian dari Gerakan Santri Bermasker, yang bertujuan mencegah penularan COVID-19 di lingkungan pesantren.
Ada 1.000 masker yang dibagikan untuk para santri di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh As-syafi'iyah. " Santri bermasker ini merupakan program yang sudah dicanangkan, dan dirumuskan oleh ibu Gubernur Jatim, Pangdam V Brawijaya, dan Kapolda Jatim. Diharapkan, gerakan ini akan menjadi contoh bagi warga," tutur Leo.
Leo mengatakan, program santri bermasker merupakan program yang sangat strategis, karena pesantren merupakan lembaga pendidikan yang melibatkan banyak orang, dan bisa memberikan contoh kepada masyarakat dalam pelaksanaan protokol kesehatan COVID-19.
"Hingga saat ini proses vaksinasi terus berjalan, tetapi masyarakat diminta untuk tetap menerapkan secara disiplin protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19. Kami berharap pesantren bisa menjadi percontohan penerapan protokol kesehatan untuk mencegah COVID-19," tuturnya.
Sementara pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh As-syafi'iyah, M. Bisri mengatakan, sangat berterimakasih dan mendukung gerakan santri bermasker tersebut. "Sejak awal pandemi COVID-19, sampai dengan sekarang pesantren kami selalu mengikuti protokol kesehatan ," tegasnya.
Bagi guru besar Universitas Brawijaya (UB) Malang ini, gerakan santri bermasker sangat luar biasa, karena di pesantren setiap hari santri dan pengasuh selalu berkumpul untuk menjalankan aktivitas, tentunya dengan tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan .
"Sebanyak 100 santri kami pernah positif COVID-19, Kejadiannya sekitar bulan Oktober 2020, dan Alhamdulillah, bisa sembuh dengan terapi mandiri menggunakan obat probiotik serta menerapkan protokol kesehatan ," tegasnya.
Dandim 0833 Kota Malang, Letkol Arm Ferdian Primadhona menegaskan, disiplin menerapkan protokol kesehatan masih menjadi kunci dalam pencegahan penularan COVID-19. "Program santri bermasker , akan menjadi contoh bagi masyarakat umum tentang kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan ," tegasnya.
(eyt)