Ada Laporan Karyawan Pabrik Semen Tak Bisa Salat Jumat, DPRD Jember Lakukan Sidak
loading...
A
A
A
JEMBER - Mendapat laporan karyawan yang tidak bisa salat Jumat dan tidak diperkenankan keluar pabrik semen, DPRD Jember, Jawa Timur langsung melakukan sidak di PT Imasco Asiatic. Sidak juga diikuti oleh aksi buruh di pintu masuk pabrik semen itu. Mereka menuntut keadilan. Manajemen PT Imasco membantah tuduhan itu.
Pantauan di lapangan, anggota Komisi D DPRD Jember bersama Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Timur mendatangi pabrik semen di kawasan Puger. Sidak ini menindaklanjuti laporan buruh yang menyebut manajemen tidak pro pekerja, terutama buruh muslim.
Baca juga: Polres Tulungagung Selidiki Dugaan Penganiayaan Ulama
Selama berlaku lockdown pandemi COVID-19, seluruh karyawan dan buruh tidak diiperkenankan keluar pabrik, termasuk yang muslim. Buruh mengaku tidak pernah salat Jumat kkarena di pabrik tidak disediakan masjid.
Buruh juga tidak pernah keluar pabrik. Mereka hanya berada di pabrik untuk melaksanakan pekerjaan rutin hingga berbulan-bulan. Hingga puncaknya, beberapa buruh mengundurkan diri. Kondisi ini dilaporkan ke anggota DPRD setempat.
"Atas laporan ini, kami langsung melakukan sidak ke pabrik," terang anggota Komisi D Edi Cahyono.
Baca juga: Vacum of Power di Muaranenim: Bupati dan Wakilnya Ditahan KPK, Sekda Meninggal Dunia
Sementara itu HRD PT Imasco Asiatic, Petrus mengaku jika semua itu tidak benar. "Tidak benar jika buruh tidak diperkenankan untuk keluar pabrik jika ada urusan penting. Manajemen selalu mengijinkan," katanya.
Mengenai tidak adanya tempat ibadah seperti keluhan buruh, menurut Petrus, memang tahun ini tempat ibadah umat Islam itu akan dibangun.
Lihat Juga: Sidak Jelang Lebaran, Petugas Gabungan Temukan Makanan Berbahaya di Pasar dan Swalayan Mojokerto
Pantauan di lapangan, anggota Komisi D DPRD Jember bersama Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Timur mendatangi pabrik semen di kawasan Puger. Sidak ini menindaklanjuti laporan buruh yang menyebut manajemen tidak pro pekerja, terutama buruh muslim.
Baca juga: Polres Tulungagung Selidiki Dugaan Penganiayaan Ulama
Selama berlaku lockdown pandemi COVID-19, seluruh karyawan dan buruh tidak diiperkenankan keluar pabrik, termasuk yang muslim. Buruh mengaku tidak pernah salat Jumat kkarena di pabrik tidak disediakan masjid.
Buruh juga tidak pernah keluar pabrik. Mereka hanya berada di pabrik untuk melaksanakan pekerjaan rutin hingga berbulan-bulan. Hingga puncaknya, beberapa buruh mengundurkan diri. Kondisi ini dilaporkan ke anggota DPRD setempat.
"Atas laporan ini, kami langsung melakukan sidak ke pabrik," terang anggota Komisi D Edi Cahyono.
Baca juga: Vacum of Power di Muaranenim: Bupati dan Wakilnya Ditahan KPK, Sekda Meninggal Dunia
Sementara itu HRD PT Imasco Asiatic, Petrus mengaku jika semua itu tidak benar. "Tidak benar jika buruh tidak diperkenankan untuk keluar pabrik jika ada urusan penting. Manajemen selalu mengijinkan," katanya.
Mengenai tidak adanya tempat ibadah seperti keluhan buruh, menurut Petrus, memang tahun ini tempat ibadah umat Islam itu akan dibangun.
Lihat Juga: Sidak Jelang Lebaran, Petugas Gabungan Temukan Makanan Berbahaya di Pasar dan Swalayan Mojokerto
(msd)