ISNU Palembang Bagikan Ribuan Paket Sembako
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kota Palembang memberikan bantuan paket sembako kepada ribuan ustad dan ustadzah.
Bantuan sembako yang diberikan merupakan salah satu bentuk kepedulian ISNU terhadap warga yang terdampak COVID-19, khususnya guru agama.
Ketua Pengurus Cabang ISNU Kota Palembang Ratu Dewa mengatakan, tidak ada satupun sektor yang tidak terdampak akibat mewabahnya COVID-19, termasuk salah satunya guru agama yang ada di lingkungan masyarakat yakni ustad dan ustadzah.
"Saat ini kita membagikan jaring pengaman sosial kepada masyarakat dengan prioritas sasaran yakni para guru agama, ustad dan ustadzah yang tersebar di sejumlah titik di Kota Palembang," ujar Ratu Dewa saat diwawancarai SINDOnews, Minggu (17/05/2020).
Dijelaskan Ratu Dewa, lebih dari 2.700 paket sembako yang disebar sesuai dengan data yang dimiliki ISNU Palembang dan sudah sepenuhnya di inventarisir. (Baca juga: Gegara Bantuan COVID-19, Warga dan Lurah di Muratara Berseteru)
"Ada beras, gandum dan perlengkapan sembako lainnya. Mudah-mudahan ini dapat membantu dan meringankan bagi mereka yang terdampak COVID-19," jelasnya.
Menurutnya, meskipun jumlah paket sembako yang dibagikan tidak terlalu banyak, namun diharapakan tepat sasaran kepada mereka yang membutuhkan. Apalagi saat ini momentum menjelang lebaran, paking tidak dapat mencukupi kebutuhan.
"Lebih dari 2.700 paket sembako tersebut dibagikan di 18 kecamatan secara door to door dengan melibatkan para kader dari PMII, Ansor dan lainnya," terangnya.
Sementara itu, Nurasiah, warga Tanjung Barangan Kecamatan Ilir Barat I Kelurahan Bukit Lama yang berprofesi sebagai guru agama di kampung tersebut merasa sangat terbantu dengan adanya bantuan dari ISNU Palembang.
"Semenjak pandemi COVID-19 ini aktivitas mengajar agama dan mengaji kepada masyarakat sekitar terpaksa dihentikan sementara," ucapnya.
Nurasiah juga mengungkapkan, semenjak virus corona mewabah di Sumsel, khususnya Kota Palembang, dirinya belum pernah mendapatkan bantuan dari pihak manapun.
"Belum pernah kami terima bantuan, makanya saya tadi kaget kenapa ramai-ramai ada polisi, takut saya, ternyata dapat bantuan," kata Nurasiah sambil menitikan air mata.
Bantuan sembako yang diberikan merupakan salah satu bentuk kepedulian ISNU terhadap warga yang terdampak COVID-19, khususnya guru agama.
Ketua Pengurus Cabang ISNU Kota Palembang Ratu Dewa mengatakan, tidak ada satupun sektor yang tidak terdampak akibat mewabahnya COVID-19, termasuk salah satunya guru agama yang ada di lingkungan masyarakat yakni ustad dan ustadzah.
"Saat ini kita membagikan jaring pengaman sosial kepada masyarakat dengan prioritas sasaran yakni para guru agama, ustad dan ustadzah yang tersebar di sejumlah titik di Kota Palembang," ujar Ratu Dewa saat diwawancarai SINDOnews, Minggu (17/05/2020).
Dijelaskan Ratu Dewa, lebih dari 2.700 paket sembako yang disebar sesuai dengan data yang dimiliki ISNU Palembang dan sudah sepenuhnya di inventarisir. (Baca juga: Gegara Bantuan COVID-19, Warga dan Lurah di Muratara Berseteru)
"Ada beras, gandum dan perlengkapan sembako lainnya. Mudah-mudahan ini dapat membantu dan meringankan bagi mereka yang terdampak COVID-19," jelasnya.
Menurutnya, meskipun jumlah paket sembako yang dibagikan tidak terlalu banyak, namun diharapakan tepat sasaran kepada mereka yang membutuhkan. Apalagi saat ini momentum menjelang lebaran, paking tidak dapat mencukupi kebutuhan.
"Lebih dari 2.700 paket sembako tersebut dibagikan di 18 kecamatan secara door to door dengan melibatkan para kader dari PMII, Ansor dan lainnya," terangnya.
Sementara itu, Nurasiah, warga Tanjung Barangan Kecamatan Ilir Barat I Kelurahan Bukit Lama yang berprofesi sebagai guru agama di kampung tersebut merasa sangat terbantu dengan adanya bantuan dari ISNU Palembang.
"Semenjak pandemi COVID-19 ini aktivitas mengajar agama dan mengaji kepada masyarakat sekitar terpaksa dihentikan sementara," ucapnya.
Nurasiah juga mengungkapkan, semenjak virus corona mewabah di Sumsel, khususnya Kota Palembang, dirinya belum pernah mendapatkan bantuan dari pihak manapun.
"Belum pernah kami terima bantuan, makanya saya tadi kaget kenapa ramai-ramai ada polisi, takut saya, ternyata dapat bantuan," kata Nurasiah sambil menitikan air mata.
(boy)