Sariawan Menjadi Gejala COVID-19, Ini Penjelasan Dosen Unpad
loading...
A
A
A
BANDUNG - Salah satu gejala mendeteksi seseorang terpapar COVID-19 adalah terkena sariawan. Padahal, virus ini lebih cenderung berkembang dan memberi efek pada saluran pernafasan.
Menurut Dosen Departemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Dr. Irna Sufiawati, drg., Sp.PM, sariawan di mulut berkaitan erat dengan kondisi tubuh seseorang. Pada prinsipnya secara keseluruhan sariawan terkait dengan kondisi mulut dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Menurut Irna, gejala sariawan pada COVID-19 tidak sekhas infeksi virus lain. Contohnya, infeksi cacar yang menyebabkan munculnya sariawan hanya di satu sisi mulut, atau infeksi virus herpes yang memunculkan sariawan kecil-kecil dalam jumlah banyak di dalam mulut.
Baca juga: Waspada Covid Tongue, Gejala Covid-19 yang Menyerupai Sariawan
Selain itu, sariawan pada pasien COVID-19 juga tidak spesifik. Artinya, tampilan sariawannya sama dengan pasien yang tidak terpapar COVID-19, atau mirip dengan sariawan berjenis stomatitis aftosa rekuren.
“Sekarang banyak stomatitis ditemukan pada pasien COVID-19, baik pada pasien yang sering terkena stomatitis atau yang tidak ditemukan riwayat pernah terkena stomatitis,” ujar Irna dalam keterangan resminya.
Karena itu, Irna merespons bahwa sariawan pada pasien COVID-19 dipicu dari kondisi tubuh. Ada tiga penyebab utama munculnya sariawan pada penderita COVID. Pertama diakibatkan kondisi badai sitokin. Sitokin merupakan protein yang dihasilkan dari sistem kekebalan tubuh sebagai respons apabila tubuh mengalami infeksi. Perilaku sitokin yang banyak keluar diistilahkan dengan badai sitokin.
Baca juga: Sudah Curi Truk, Pemuda Ini Paksa Korban Bayar Tebusan Rp200 Juta
Saat melawan infeksi COVID-19, badai sitokin ini yang menyebabkan terjadinya demam tinggi, sesak napas, diare, hingga memicu peradangan pada tubuh, salah satunya adalah munculnya sariawan.
Penyebab kedua adalah akibat stres berlebih. Meningkatnya hormon kortisol akibat stres akan berdampak pada penurunan imunitas. Praktis, kerja sistem imun yang terganggu akan mudah memicu lahirnya sariawan. “Penderita COVID-19 yang mengalami stres luar biasa bisa memicu hormon tadi menyebabkan sariawan,” imbuhnya,
Menurut Dosen Departemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Dr. Irna Sufiawati, drg., Sp.PM, sariawan di mulut berkaitan erat dengan kondisi tubuh seseorang. Pada prinsipnya secara keseluruhan sariawan terkait dengan kondisi mulut dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Menurut Irna, gejala sariawan pada COVID-19 tidak sekhas infeksi virus lain. Contohnya, infeksi cacar yang menyebabkan munculnya sariawan hanya di satu sisi mulut, atau infeksi virus herpes yang memunculkan sariawan kecil-kecil dalam jumlah banyak di dalam mulut.
Baca juga: Waspada Covid Tongue, Gejala Covid-19 yang Menyerupai Sariawan
Selain itu, sariawan pada pasien COVID-19 juga tidak spesifik. Artinya, tampilan sariawannya sama dengan pasien yang tidak terpapar COVID-19, atau mirip dengan sariawan berjenis stomatitis aftosa rekuren.
“Sekarang banyak stomatitis ditemukan pada pasien COVID-19, baik pada pasien yang sering terkena stomatitis atau yang tidak ditemukan riwayat pernah terkena stomatitis,” ujar Irna dalam keterangan resminya.
Karena itu, Irna merespons bahwa sariawan pada pasien COVID-19 dipicu dari kondisi tubuh. Ada tiga penyebab utama munculnya sariawan pada penderita COVID. Pertama diakibatkan kondisi badai sitokin. Sitokin merupakan protein yang dihasilkan dari sistem kekebalan tubuh sebagai respons apabila tubuh mengalami infeksi. Perilaku sitokin yang banyak keluar diistilahkan dengan badai sitokin.
Baca juga: Sudah Curi Truk, Pemuda Ini Paksa Korban Bayar Tebusan Rp200 Juta
Saat melawan infeksi COVID-19, badai sitokin ini yang menyebabkan terjadinya demam tinggi, sesak napas, diare, hingga memicu peradangan pada tubuh, salah satunya adalah munculnya sariawan.
Penyebab kedua adalah akibat stres berlebih. Meningkatnya hormon kortisol akibat stres akan berdampak pada penurunan imunitas. Praktis, kerja sistem imun yang terganggu akan mudah memicu lahirnya sariawan. “Penderita COVID-19 yang mengalami stres luar biasa bisa memicu hormon tadi menyebabkan sariawan,” imbuhnya,