Sariawan Menjadi Gejala COVID-19, Ini Penjelasan Dosen Unpad
loading...
A
A
A
Penyebab ketiga bisa diakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada pengidap COVID-19. Kurangnya asupan nutrisi sehari-hari akibat susah makan atau minum juga akan menimbulkan sariawan.
Tidak hanya sariawan, ada sejumlah kelainan lain pada mulut karena dipicu oleh COVID-19. Salah satunya diakibatkan dari proses terapi dan tindakan perawatan medis untuk pasien COVID-19.
Irna menjelaskan, selain sariawan berbentuk stomatitis, pasien COVID-19 juga rentan mengalami kelainan lidah, antara lain: lidah pecah-pecah (fissure tongue), munculnya bercak merah dan putih seperti sebuah peta (geographic tongue) hingga munculnya lapisan tebal atau plak pada lidah.
Sementara pada rongga mulut, pasien juga bisa mengalami bercak merah pada rongga mulut, air liur yang menjadi kental, rongga mulut berjamur, infeksi virus herpes, serta kelainan nonspesifik seperti munculnya bercak kemerahan di sekitar amandel.
“Gejala ini mungkin bisa muncul sebagai koinfeksi atau manifestasi sekunder dari penyakit sistemik yang menyertainya,” kata Irna.
Salah satu gejala yang umum terjadi, yaitu hilangnya indra perasa, juga menjadi salah satu kelainan pada rongga mulut. Gangguan perasa/pengecapan ini paling sering terjadi atau sekira 45% pada pasien COVID-19
Irna menjelaskan, tidak ada penanganan khusus untuk menangani kelainan pada rongga mulut dari pasien COVID-19. Tiga faktor utama penyebab sariawan tersebut bisa ditangani dengan mencukupi kebutuhan nutrisi, memperbaiki kelainan sistemik, serta mengendalikan stres.
“Pasien bisa minum obat anti-inflamasi, stresnya harus dipulihkan, asupan gizinya diperhatikan, serta menggunakan obat kumur yang mengandung povidone iodine,” kata Irna
Tidak hanya sariawan, ada sejumlah kelainan lain pada mulut karena dipicu oleh COVID-19. Salah satunya diakibatkan dari proses terapi dan tindakan perawatan medis untuk pasien COVID-19.
Irna menjelaskan, selain sariawan berbentuk stomatitis, pasien COVID-19 juga rentan mengalami kelainan lidah, antara lain: lidah pecah-pecah (fissure tongue), munculnya bercak merah dan putih seperti sebuah peta (geographic tongue) hingga munculnya lapisan tebal atau plak pada lidah.
Sementara pada rongga mulut, pasien juga bisa mengalami bercak merah pada rongga mulut, air liur yang menjadi kental, rongga mulut berjamur, infeksi virus herpes, serta kelainan nonspesifik seperti munculnya bercak kemerahan di sekitar amandel.
“Gejala ini mungkin bisa muncul sebagai koinfeksi atau manifestasi sekunder dari penyakit sistemik yang menyertainya,” kata Irna.
Salah satu gejala yang umum terjadi, yaitu hilangnya indra perasa, juga menjadi salah satu kelainan pada rongga mulut. Gangguan perasa/pengecapan ini paling sering terjadi atau sekira 45% pada pasien COVID-19
Irna menjelaskan, tidak ada penanganan khusus untuk menangani kelainan pada rongga mulut dari pasien COVID-19. Tiga faktor utama penyebab sariawan tersebut bisa ditangani dengan mencukupi kebutuhan nutrisi, memperbaiki kelainan sistemik, serta mengendalikan stres.
“Pasien bisa minum obat anti-inflamasi, stresnya harus dipulihkan, asupan gizinya diperhatikan, serta menggunakan obat kumur yang mengandung povidone iodine,” kata Irna
(msd)