Dipolisikan Siswa, Ini Kata Pemilik Sekolah Trading di Bali
loading...
A
A
A
DENPASAR - Owner Indotrader Academy Bali, Anak Agung Gede Mahendra, dipolisikan siswanya, Nobel Briano Luan, (19) atas dugaan penipuan Rp45 juta. Atas laporan itu, Mahendra angkat bicara.
Menurut Mahendra, persoalan antara dirinya dengan Nobel adalah masalah pribadi dan tidak ada hubungan dengan Indotrader Academy. "Karena Nobel tidak terdaftar sebagai anggota Indotrader Academy," katanya, Rabu (3/2/2021).
Dia menuturkan, pertemuannya dengan Nobel berawal dari kenalannya bernama Evi yang juga seorang trader, 29 Juni 2020. Evi lalu meminta Mahendra mendampinginya bertemu Nobel dan ayahnya, Samuel Luan.
Dalam pertemuan itu, singkat cerita melahirkan saling pengertian untuk saling membantu dalam membuat strategi planning trading tiga mingguan.
Pada 9 Juli 2020, Nobel dan ayahnya menemui Mahendra. Samuel meminta kepada Mahendra agar suatu saat bisa membimbing Nobel sehingga bisa trading secara mandiri.
Dengan kerjasama itu, secara berturut-turut tanggal 21 sampai 25 Juli 2020, Samuel mendapatkan keuntungan dari trading lebih dari USD 100.000 atau kira-kira Rp1,4 miliar.
Samuel lalu mengundang Mahendra dan istrinya untuk datang ke kantor pada 29 Juli 2020. "Dari pertemuan itu, lahir kesepakatan saya berkewajiban mendampingi Nobel hingga bisa trading sendiri," ucap Mahendra.
Samuel lalu mentransfer uang sebesar Rp45 juta kepada Mahendra sebagai kompensasi mendampingi Nobel. "Saya lalu melakukan pendampingan langsung selama empat kali, selanjutnya melalui zoom dan WA Group yang khusus dibuat untuk itu," papar Mahendra.
Awalnya, Nobel dituntun dalam trading simulasi dengan virtual account sebesar USD100 ribu atau latihan trading dengan menggunakan uang tidak sungguhan. Setelah dianggap bisa, selanjutnya Nobel melakukan trading sungguhan dengan modal USD10.000.
Baca juga: Dugaan Pembalakan Mangrove di Soropia, DLHK Sultra: Faktanya Perbaikan Lingkungan
Setelah hampir tiga bulan didampingi, Nobel akhirnya berhasil melakukan withdrawl atau mengambil keuntungan pada 26 Nopember 2020. "Dengan demikian kewajiban saya mendampingi Nobel sudah selesai," imbuh dia.
Dia menegaskan, Indotrader Academy bukanlah lembaga pendidikan tinggi, melainkan sebuah komunitas. "Certificate of training yang dikeluarkan bukanlah ijazah atau tanda tamat belajar sekolah," pungkasnya.
Baca juga: Pangdam XIV Hasanuddin Bantu Pembangunan Masjid di Kendari, Ini Harapan dan Doa Kemenag Sultra
Diberitakan sebelumnya, Nobel melaporkan Mahendra ke Polresta Denpasar karena merasa ditipu Rp45 juta. Uang itu dipakai untuk membayar paket kelas trading dengan pembelajaran selama 90 hari.
Dalam perjalanannya, Nobel tidak menerima paket kelas sesuai yang dijanjikan. Selain itu, meski sudah menyelesaikan paket kelas, Nobel tidak menerima sertifikat seperti yang dijanjikan.
Menurut Mahendra, persoalan antara dirinya dengan Nobel adalah masalah pribadi dan tidak ada hubungan dengan Indotrader Academy. "Karena Nobel tidak terdaftar sebagai anggota Indotrader Academy," katanya, Rabu (3/2/2021).
Dia menuturkan, pertemuannya dengan Nobel berawal dari kenalannya bernama Evi yang juga seorang trader, 29 Juni 2020. Evi lalu meminta Mahendra mendampinginya bertemu Nobel dan ayahnya, Samuel Luan.
Dalam pertemuan itu, singkat cerita melahirkan saling pengertian untuk saling membantu dalam membuat strategi planning trading tiga mingguan.
Pada 9 Juli 2020, Nobel dan ayahnya menemui Mahendra. Samuel meminta kepada Mahendra agar suatu saat bisa membimbing Nobel sehingga bisa trading secara mandiri.
Dengan kerjasama itu, secara berturut-turut tanggal 21 sampai 25 Juli 2020, Samuel mendapatkan keuntungan dari trading lebih dari USD 100.000 atau kira-kira Rp1,4 miliar.
Samuel lalu mengundang Mahendra dan istrinya untuk datang ke kantor pada 29 Juli 2020. "Dari pertemuan itu, lahir kesepakatan saya berkewajiban mendampingi Nobel hingga bisa trading sendiri," ucap Mahendra.
Samuel lalu mentransfer uang sebesar Rp45 juta kepada Mahendra sebagai kompensasi mendampingi Nobel. "Saya lalu melakukan pendampingan langsung selama empat kali, selanjutnya melalui zoom dan WA Group yang khusus dibuat untuk itu," papar Mahendra.
Awalnya, Nobel dituntun dalam trading simulasi dengan virtual account sebesar USD100 ribu atau latihan trading dengan menggunakan uang tidak sungguhan. Setelah dianggap bisa, selanjutnya Nobel melakukan trading sungguhan dengan modal USD10.000.
Baca juga: Dugaan Pembalakan Mangrove di Soropia, DLHK Sultra: Faktanya Perbaikan Lingkungan
Setelah hampir tiga bulan didampingi, Nobel akhirnya berhasil melakukan withdrawl atau mengambil keuntungan pada 26 Nopember 2020. "Dengan demikian kewajiban saya mendampingi Nobel sudah selesai," imbuh dia.
Dia menegaskan, Indotrader Academy bukanlah lembaga pendidikan tinggi, melainkan sebuah komunitas. "Certificate of training yang dikeluarkan bukanlah ijazah atau tanda tamat belajar sekolah," pungkasnya.
Baca juga: Pangdam XIV Hasanuddin Bantu Pembangunan Masjid di Kendari, Ini Harapan dan Doa Kemenag Sultra
Diberitakan sebelumnya, Nobel melaporkan Mahendra ke Polresta Denpasar karena merasa ditipu Rp45 juta. Uang itu dipakai untuk membayar paket kelas trading dengan pembelajaran selama 90 hari.
Dalam perjalanannya, Nobel tidak menerima paket kelas sesuai yang dijanjikan. Selain itu, meski sudah menyelesaikan paket kelas, Nobel tidak menerima sertifikat seperti yang dijanjikan.
(boy)