Hendak Jalan Kaki ke Malaysia, 6 Warga Lombok Ditangkap TNI di Perbatasan
loading...
A
A
A
PONTIANAK - Enam orang warga Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) terpaksa gigit jari setelah niatnya ke Malaysia untuk bekerja digagalkan petugas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Yonif 643/Kapuas, Kalimantan Barat (Kalbar) yang menjaga perbatasan Indonesia-Malaysia .
Keenam orang yang terdiri dari lima laki-laki dan satu perempuan ini rencananya akan melalui jalur tikus perbatsan Indonesia-Malaysia di hutan, tepatnya di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau. Namun belum sempat masuk hutan mereka dicegat dan tangkap petugas penjaga perbatasan.
“Belum sempat sampai hutang, sudah ditangkap sama TNI yang jaga perbatasan,” tutur Sulhan salah satu warga Lombok yang berhasil dicegat petugas penjaga perbatasan, Selasa (26/1/2021).
Dia menyebutkan, untuk sampai ke wilayah perbatasan pihaknya bersama lima orang teman-temannta menggunakan ojek dan akan dituntun oleh agen yang telah lebih dulu menunggu di hutan, namun karena ketahuan dan ditangkap jadi gagal ke Malaysia.
“Ke hutang perbatasan itu kami pake ojek, jadi sudah ada agen di sana yang jemput di hutang. Dari situ kami akan jalan kaki masuk Malaysia, begitu rencananya dan ada yang menuntun,” ujarnya.
Sulham mengaku niatnya ke Malaysia karena tidak memiliki pekerjaan tetap, sehingga nekat dengan hanya menyetor uang Rp7 juta kepada seseorang, biaya tersebut tidak termasuk pembuatan paspor.
Usai digagalkan, para calon PMI ini selanjutnya dan ditampung di rumah penampungan Badan Perlindungan Pekerja Migran (BP2MI) Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Senin (25/1/2021) malam.
Kasi Perlindungan Dan Pengawasan BP2MI Pontianak, Andi Kusuma Irfandi menyebutkan, usai diserahkan ke BP2MI Entikong, ke enam calon PMI ini langsung diberangkatkan ke BP2MI Pontianak untuk selanjutnya dilakukan pendataan lebih lanjut.
“Hari ini kami menerima enam orang calon PMI asal Lombok yang ingin ke Malaysia menggunakan jalur tikus di perbatasan, dan berhasil digagalkan oleh petugas Pamtas Yonif 643/Kapuas penjaga perbatasan,” katanya.
Dia menyebutkan, saat ini Malaysia masih lockdown dan tidak menerima pekerja migran dari mana pun, khususnya Indonesia. “Ada yang ajak mereka, kawannya satu kampung berinisial J, dialah yang menawari mereka,” ujarnya.
Selanjutnya keenam calon PMI ini akan diberikan pilihan untuk dipulangkan atau disalurkan ke perusahaan perkebunan mitra dari BP2MI Pontianak. “Salah satu program kami adalah pencegahan PMI illegal, jadi nanti akan kami beri pilihan apakah mau kembali ke kampung (Lombok) atau bekerja di Kalimantan Barat,” tandas dia.
Keenam orang yang terdiri dari lima laki-laki dan satu perempuan ini rencananya akan melalui jalur tikus perbatsan Indonesia-Malaysia di hutan, tepatnya di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau. Namun belum sempat masuk hutan mereka dicegat dan tangkap petugas penjaga perbatasan.
Baca Juga
“Belum sempat sampai hutang, sudah ditangkap sama TNI yang jaga perbatasan,” tutur Sulhan salah satu warga Lombok yang berhasil dicegat petugas penjaga perbatasan, Selasa (26/1/2021).
Dia menyebutkan, untuk sampai ke wilayah perbatasan pihaknya bersama lima orang teman-temannta menggunakan ojek dan akan dituntun oleh agen yang telah lebih dulu menunggu di hutan, namun karena ketahuan dan ditangkap jadi gagal ke Malaysia.
“Ke hutang perbatasan itu kami pake ojek, jadi sudah ada agen di sana yang jemput di hutang. Dari situ kami akan jalan kaki masuk Malaysia, begitu rencananya dan ada yang menuntun,” ujarnya.
Sulham mengaku niatnya ke Malaysia karena tidak memiliki pekerjaan tetap, sehingga nekat dengan hanya menyetor uang Rp7 juta kepada seseorang, biaya tersebut tidak termasuk pembuatan paspor.
Usai digagalkan, para calon PMI ini selanjutnya dan ditampung di rumah penampungan Badan Perlindungan Pekerja Migran (BP2MI) Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Senin (25/1/2021) malam.
Kasi Perlindungan Dan Pengawasan BP2MI Pontianak, Andi Kusuma Irfandi menyebutkan, usai diserahkan ke BP2MI Entikong, ke enam calon PMI ini langsung diberangkatkan ke BP2MI Pontianak untuk selanjutnya dilakukan pendataan lebih lanjut.
“Hari ini kami menerima enam orang calon PMI asal Lombok yang ingin ke Malaysia menggunakan jalur tikus di perbatasan, dan berhasil digagalkan oleh petugas Pamtas Yonif 643/Kapuas penjaga perbatasan,” katanya.
Dia menyebutkan, saat ini Malaysia masih lockdown dan tidak menerima pekerja migran dari mana pun, khususnya Indonesia. “Ada yang ajak mereka, kawannya satu kampung berinisial J, dialah yang menawari mereka,” ujarnya.
Selanjutnya keenam calon PMI ini akan diberikan pilihan untuk dipulangkan atau disalurkan ke perusahaan perkebunan mitra dari BP2MI Pontianak. “Salah satu program kami adalah pencegahan PMI illegal, jadi nanti akan kami beri pilihan apakah mau kembali ke kampung (Lombok) atau bekerja di Kalimantan Barat,” tandas dia.
(nic)