Potensi Wakaf di Indonesia Capai Rp180 Triliun, Baru Tergarap Rp391 Miliar
loading...
A
A
A
BANDUNG - Data Badan Wakaf Indonesia (BWI) , potensi wakaf di Indonesia per tahun mencapai Rp180 triliun. Sayangnya, hingga saat ini wakaf uang yang terkumpul sekitar Rp391 miliar.
Menurut CEO Rumah Zakat Nur Efendi, masih minimnya potensi wakaf yang belum tergarap disebabkan oleh minimnya literasi, tata kelola, portofolio wakaf, hingga kemudahan cara berwakaf . Padahal wakaf uang memiliki peran penting, untuk pengelolaan aset wakaf untuk kegiatan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan, membantu UMKM, hingga mengurangi belanja pemerintah.
Oleh karenanya, kata dia, pihaknya terus berupaya agar potensi wakaf ini dapat diharap dengan baik. Salah satunya melalui waqf.id. Sebuah platform yang memudahkan umat muslim menunaikan wakaf uang secara daring. Kehadiran waqf.id diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatan kesadaran berwakaf , terutama bagi generasi muda.
"Kami berharap ini menjadi sarana yang memudahkan generasi muda dalam berwakaf secara online . Kami akan terus mengembangkan waqf.id ini sehingga dapat menjadi platform yang semakin mudah penggunaannya dan juga terjamin transparansi penggunaan dana wakafnya ," tutur Nur Efendi, Selasa (26/1/2021).
Menurut dia, melalui platform ini, umat muslim dapat membayar wakaf melalaui beragam cara. Antara lain transfer antar rekening, virtual account, kartu kredit, hingga, e wallet. Selain itu di masyarakat pun dapat melihat laporan penggunaan dana wakaf di waqf.id.
Sejak dua tahun lalu, Rumah Zakat meluncurkan gerakan Gelombang Wakaf sebagai upaya mengedukasi masyarakat Indonesia. Di tahun 2020, dari dana wakaf Rumah Zakat telah mengelola 95 sumber air, 20 masjid, 9 madrasah, kebun kelapa aromatic, pabrik penyulingan cengkeh, rumah kontrakan, minimarket, kebun sayur, lumbung pangan, peternakan domba, hingga wakaf saham.
"Di tahun 2021 ini, kami akan membangun sekolah dan juga rumah sakit dari dana wakaf uang . Semoga dana wakaf dapat semakin teroptimalkan untuk membangkitkan perekonomian negara kita," imbuh Nur Efendi.
Menurut CEO Rumah Zakat Nur Efendi, masih minimnya potensi wakaf yang belum tergarap disebabkan oleh minimnya literasi, tata kelola, portofolio wakaf, hingga kemudahan cara berwakaf . Padahal wakaf uang memiliki peran penting, untuk pengelolaan aset wakaf untuk kegiatan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan, membantu UMKM, hingga mengurangi belanja pemerintah.
Oleh karenanya, kata dia, pihaknya terus berupaya agar potensi wakaf ini dapat diharap dengan baik. Salah satunya melalui waqf.id. Sebuah platform yang memudahkan umat muslim menunaikan wakaf uang secara daring. Kehadiran waqf.id diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatan kesadaran berwakaf , terutama bagi generasi muda.
"Kami berharap ini menjadi sarana yang memudahkan generasi muda dalam berwakaf secara online . Kami akan terus mengembangkan waqf.id ini sehingga dapat menjadi platform yang semakin mudah penggunaannya dan juga terjamin transparansi penggunaan dana wakafnya ," tutur Nur Efendi, Selasa (26/1/2021).
Menurut dia, melalui platform ini, umat muslim dapat membayar wakaf melalaui beragam cara. Antara lain transfer antar rekening, virtual account, kartu kredit, hingga, e wallet. Selain itu di masyarakat pun dapat melihat laporan penggunaan dana wakaf di waqf.id.
Baca Juga
Sejak dua tahun lalu, Rumah Zakat meluncurkan gerakan Gelombang Wakaf sebagai upaya mengedukasi masyarakat Indonesia. Di tahun 2020, dari dana wakaf Rumah Zakat telah mengelola 95 sumber air, 20 masjid, 9 madrasah, kebun kelapa aromatic, pabrik penyulingan cengkeh, rumah kontrakan, minimarket, kebun sayur, lumbung pangan, peternakan domba, hingga wakaf saham.
"Di tahun 2021 ini, kami akan membangun sekolah dan juga rumah sakit dari dana wakaf uang . Semoga dana wakaf dapat semakin teroptimalkan untuk membangkitkan perekonomian negara kita," imbuh Nur Efendi.
(eyt)