Waspada Cuaca Ekstrem, BNPB Imbau Warga Mitigasi Bencana di Daerah Sendiri
loading...
A
A
A
BANDUNG - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat melakukan mitigasi bencana di daerah masing-masing untuk mengetahui risiko dan langkah penyelamatan bila sewaktu-waktu terjadi bencana.
Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB Bambang Surya Putra mengatakan, saat ini Indonesia dihadapkan pada kondisi cuaca ekstrem akibat fenomena lanina.
Hujan dengan intensitas tinggi bisa terjadi kapan pun. Kondisi hujan ekstrem, bisa menimbulkan bencana banjir, tanah longsor, banjir bandang, dan lainnya.
"Kita harus tahu kita tinggal dimana dan risiko bencananya apa. Kalau sudah tahu, kita bisa melakukan persiapan. Tahu kemana melakukan evakuasi saat terjadi bencana," kata Bambang.
Dia mencontohkan, masyarakat yang tinggal di daerah lereng dengan kemiringan lebih dari 30 derajat, mestinya bisa lebih waspada.
Bila tidak bisa menghindari tinggal di daerah tersebut, masyarakat mestinya bisa melakukan mitigasi. Mengenali gejala longsor. Informasi mitigasi dan ciri-ciri bagaimana longsor bisa terjadi, kata dia, bisa diambil dari berbagai literatur.
"Begitu pun warga yang tinggal di sekitar gunung merapi aktif. Harus siap siaga. Bagaimana kita mesti siap menyelamatkan diri harta benda dan lainnya bila sewaktu waktu terjadi erupsi. Begitupun warga di garis pantai, mesti bisa memitigasi bila terjadi tsunami," papar dia.
Sementara warga yang tinggal di daerah gempa, bisa melakukan penguatan bangunan atau mendesain bangunan tahan gempa. Membuat titik evakuasi bila terjadi gempa. Serta menghindari kejadian yang bisa menimbulkan kebakaran atau tersetrum listrik.
Baca juga: Permintaan Donor Plasma Konvalesen Tinggi, Ini Syaratnya Bagi Para Penyintas
"Dengan mengetahui mitigasi bencana, kita tidak akan termakan hoaxs. Misalnya di Mamuju kemarin, banyak masyarakat termakan hoax. Mereka eksodus ke luar kota karena katanya ada gempa besar," imbuh dia.
Baca juga: Longsor Sumedang, Puluhan Warga Masih Mengungsi di 5 Titik
Beberapa rekomendasi yang bisa diberikan BNPB diantaranya, hindari tinggal di daerah rawan bencana. Kalau sudah terlanjur tinggal, bisa melakukan ke siap siagaan. Kalau sudah terjadi bencana, harus siap selamatkan diri.
Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB Bambang Surya Putra mengatakan, saat ini Indonesia dihadapkan pada kondisi cuaca ekstrem akibat fenomena lanina.
Hujan dengan intensitas tinggi bisa terjadi kapan pun. Kondisi hujan ekstrem, bisa menimbulkan bencana banjir, tanah longsor, banjir bandang, dan lainnya.
"Kita harus tahu kita tinggal dimana dan risiko bencananya apa. Kalau sudah tahu, kita bisa melakukan persiapan. Tahu kemana melakukan evakuasi saat terjadi bencana," kata Bambang.
Dia mencontohkan, masyarakat yang tinggal di daerah lereng dengan kemiringan lebih dari 30 derajat, mestinya bisa lebih waspada.
Bila tidak bisa menghindari tinggal di daerah tersebut, masyarakat mestinya bisa melakukan mitigasi. Mengenali gejala longsor. Informasi mitigasi dan ciri-ciri bagaimana longsor bisa terjadi, kata dia, bisa diambil dari berbagai literatur.
"Begitu pun warga yang tinggal di sekitar gunung merapi aktif. Harus siap siaga. Bagaimana kita mesti siap menyelamatkan diri harta benda dan lainnya bila sewaktu waktu terjadi erupsi. Begitupun warga di garis pantai, mesti bisa memitigasi bila terjadi tsunami," papar dia.
Sementara warga yang tinggal di daerah gempa, bisa melakukan penguatan bangunan atau mendesain bangunan tahan gempa. Membuat titik evakuasi bila terjadi gempa. Serta menghindari kejadian yang bisa menimbulkan kebakaran atau tersetrum listrik.
Baca juga: Permintaan Donor Plasma Konvalesen Tinggi, Ini Syaratnya Bagi Para Penyintas
"Dengan mengetahui mitigasi bencana, kita tidak akan termakan hoaxs. Misalnya di Mamuju kemarin, banyak masyarakat termakan hoax. Mereka eksodus ke luar kota karena katanya ada gempa besar," imbuh dia.
Baca juga: Longsor Sumedang, Puluhan Warga Masih Mengungsi di 5 Titik
Beberapa rekomendasi yang bisa diberikan BNPB diantaranya, hindari tinggal di daerah rawan bencana. Kalau sudah terlanjur tinggal, bisa melakukan ke siap siagaan. Kalau sudah terjadi bencana, harus siap selamatkan diri.
(boy)