JMK Oxfam Data Kebutuhan Kelompok Rentan Korban Gempa di Sulbar
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Bencana gempa bumi di wilayah Sulawesi Barat (Sulbar) menarik simpatik semua pihak. Termasuk Jejaring Mitra Kemanusiaan (JKM) Oxfam.
Melalui mitra lokal di Sulawesi Selatan yakni PKBI Sulsel dan LBH APIK Makassar, serta mitra di Sulawesi Tengah yaitu PKBI Sulteng dan LBH APIK Sulteng, JKM Oxfam turun langsung melakukan kaji cepat dan pendataan terhadap kelompok rentan yang terdampak bencana.
Sedikitnya 20 orang tim relawan yang berasal dari Palu Sulawesi Tengah dan Makassar Sulawesi Selatan telah diturunkan. Mereka turun melakukan pendataan untuk memetakan kebutuhan korban utamanya kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, anak, lansia (lanjut usia), disabilitas, dan kelompok rentan lainnya.
"Respons awal ini untuk melihat kebutuhan masyarakat penyintas utamanya kebutuhan kelompok rentan terkait akses air bersih, sanitasi, hingga dampak ekonomi mata pencaharian. Data ini dibutuhkan untuk menyusun rencana respons agar memastikan kegiatan nantinya tepat sasaran," ujar Ketua PKBI Sulsel, Andi Iskandar Harun.
Lebih jauh, Andi Iskandar menyampaikan dalam rapid assessment, tim juga berupaya tetap melaksanakan protokol kesehatan dalam situasi pandemi Covid-19 dengan melakukan pembagian masker kepada pengungsi yang tidak menggunakan masker.
"Tim yang kami turunkan juga dipastikan sehat dan tidak terkontaminasi dengan virus dengan melakukan rapid antigen serta menerapkan protokol kesehatan," tambah dia.
Berdasarkan hasil pendataan awal tim JMK Oxfam di wilayah Majene, pengungsi masih membutuhkan bantuan terpal, tenda, popok bayi, akses air bersih, sembako.
Sementara di wilayah Mamuju , bantuan yang dibutuhkan penyintas adalah tenda yang layak, terpal, minyak angin, popok bayi dan orang dewasa, pembalut, pakaian dalam, selimut, daster ibu hamil, susu ibu hamil, pakaian bayi, senter, tong/plastik sampah, obat-obatan (diare dan gatal-gatal), kursi roda/tongkat untuk difabel dan air bersih.
JMK merupakan jejaring nasional kemanusiaan yang beranggotakan 22 NGO se-Indonesia dan dikelola melalui suatu manajemen jejaring yang terdiri dari JEMARI Sakato Sumatera Barat selaku koordinator Jejaring, CIS Timor NTT selaku koordinator Pilar Humanitarian, SUAR Indonesia Kediri selaku koordinator Pilar advokasi serta PKBI Sulsel selaku koordinator Pilar keberlanjutan dan penguatan kapasitas.
Melalui mitra lokal di Sulawesi Selatan yakni PKBI Sulsel dan LBH APIK Makassar, serta mitra di Sulawesi Tengah yaitu PKBI Sulteng dan LBH APIK Sulteng, JKM Oxfam turun langsung melakukan kaji cepat dan pendataan terhadap kelompok rentan yang terdampak bencana.
Sedikitnya 20 orang tim relawan yang berasal dari Palu Sulawesi Tengah dan Makassar Sulawesi Selatan telah diturunkan. Mereka turun melakukan pendataan untuk memetakan kebutuhan korban utamanya kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, anak, lansia (lanjut usia), disabilitas, dan kelompok rentan lainnya.
"Respons awal ini untuk melihat kebutuhan masyarakat penyintas utamanya kebutuhan kelompok rentan terkait akses air bersih, sanitasi, hingga dampak ekonomi mata pencaharian. Data ini dibutuhkan untuk menyusun rencana respons agar memastikan kegiatan nantinya tepat sasaran," ujar Ketua PKBI Sulsel, Andi Iskandar Harun.
Lebih jauh, Andi Iskandar menyampaikan dalam rapid assessment, tim juga berupaya tetap melaksanakan protokol kesehatan dalam situasi pandemi Covid-19 dengan melakukan pembagian masker kepada pengungsi yang tidak menggunakan masker.
"Tim yang kami turunkan juga dipastikan sehat dan tidak terkontaminasi dengan virus dengan melakukan rapid antigen serta menerapkan protokol kesehatan," tambah dia.
Berdasarkan hasil pendataan awal tim JMK Oxfam di wilayah Majene, pengungsi masih membutuhkan bantuan terpal, tenda, popok bayi, akses air bersih, sembako.
Sementara di wilayah Mamuju , bantuan yang dibutuhkan penyintas adalah tenda yang layak, terpal, minyak angin, popok bayi dan orang dewasa, pembalut, pakaian dalam, selimut, daster ibu hamil, susu ibu hamil, pakaian bayi, senter, tong/plastik sampah, obat-obatan (diare dan gatal-gatal), kursi roda/tongkat untuk difabel dan air bersih.
JMK merupakan jejaring nasional kemanusiaan yang beranggotakan 22 NGO se-Indonesia dan dikelola melalui suatu manajemen jejaring yang terdiri dari JEMARI Sakato Sumatera Barat selaku koordinator Jejaring, CIS Timor NTT selaku koordinator Pilar Humanitarian, SUAR Indonesia Kediri selaku koordinator Pilar advokasi serta PKBI Sulsel selaku koordinator Pilar keberlanjutan dan penguatan kapasitas.
(agn)